"Sa-sasuke! " Panggil Sakura, "beraninya kau Naruko! Mengambil Sasuke-kun!"
"Oi! Teme! Mau kau apa kan nee-chan ku?! " Nah yg ini teriakan tak Terima Naruto.
"Urusai" Inilah tanggapan dari tuan muda Uchiha kita, yg kini merona, terlambat menyadari tindakan impulsif nya. Ckckck...,
Sekarang mau kau bawa kemana anak gadis orang, tuan muda Uchiha yg terhormat? Masih Kecil-kecil juga.=====
"O-oi.. Chikkibato" Panggil Naruko sedikit gugup, takut kalau Uchiha ini mau ngebalas dendam atas semua tindakan pembullyan nya dimasa lalu terhadap bocah egonya tinggi ini yg main dendam-dendam-an. itulah salah satu pendapat Naruko terhadap Sasuke.
Tersadar. Sasuke berhenti berjalan. jarak keduanya sudah sedikit jauh dari yg lain. Tangan masih di genggam, tampaknya ragu dan menimang dalam kebingungan, apa kah di lepas atau tidak? Dan kenapa dirinya merasa tidak ingin melepaskan tangan putih si rambut merah ini, ada apa sih dengan dirinya? Terutama setelah melihat penampilan baru Naruko yg sedikit feminin, jantung... Seperti dia harus ke rumah sakit setelah sampai desa nanti.
Hening...
Hening...'Mau apa sih ni bocah? ' pikir Naruko, 'beneran mau balas dendam gk ni? Moga jangan '.
"H-hei chikk--maksudku.. Sasuke... " Naruko memulai dengan gugup, kalau-kalau ia Sasuke mau balas dendam. "G-gini... Kitakan udah satu tim... Semua itu juga udah lama... G-gak baiklah kita ingat-ingat kenangan buruk di masa lalu... Gak sehat buat pikiran ama jiwa" Naruko dengan gelapan dan gugup, mengeluarkan semua alasan agar Sasuke tak membalas perbuatan bully yg dirinya dulu lakukan pada Uchiha. seribu alasan dan rayuan polos tak berdosa ia keluarkan.
Tak menyadari telinga Sasuke yg sedikit memerah, merona malu dengan tindakan dan bingung bagaimana mengutarakan apa yg ingin ia sampaikan. Tak menyadari keanehan Uchiha yg biasa cool dan sebagainya yg mempesona anak perempuan, kecuali Hinata, dan Naruko sendiri yg nyadar diri dan nyadar kesalahan nya.
"Bagaimana..." Suaranya sangat kecil dan malu-malu, sungguh ini sangat berat bagi ego Uchiha nya.
"Eh--iya..?Kau mengatakan sesuatu?"
"Bagaimana kau bisa berjalan di pohon seperti tadi? " Tanya Uchiha yg telat sadar dengan tingkat kecepatan nya dalam mengutarakan.
pandangan nya di palingkan kearah lain, malu-malu kucing, lihat saja telinganya, terimakasih untuk rambut hitamnya yg menyembunyikan rona merah di pipi dan telinganya. Semakin meronalah dirinya setelah sadar. "Katakan pada ku"."Jalan di pohon....?" Ulang Naruko, hingga akhirnya tau maksud dan tujuan Sasuke membawa dirinya jauh dari yg lain. Diam-diam, secara internal, Naruko menghela nafas lega, kembali ke dirinya yg biasa. "Oooh... Itu gampang" Ujarnya dengan percaya diri, "kan aku sudah katakan. Konsentrasi dan fokus".
"Konsentrasi? Fokus? " Ulang Sasuke, akhirnya melihat ke Naruko.
"Yap!" Naruko mengangguk dengan penuh percaya diri. Dan dimulailah penjelasan singkat namun jelas dan sangat dipahami oleh Sasuke.
=====
Makan malam tim tujuh dengan keluarga Tazuna yg hanya anak dan cucu pak tua itu. Naruko membantu tsunami memasak, sakura yg bertugas menyiapkan... Jelas Haruno anak manja, masakannya kacau. Kemampuan masak Naruko membuat kagum tsunami.
=====
°°°==Flashback==°°°
"Naruko-chan pintar sekali memasak" Tsunami memuji dengan jujur dan kagum dengan kemampuan dan keahlian memasak yg sudah seperti seorang koki profesional.
"Ha-ha-ha... Biasa saja", Jawab Naruko,disini terlihat jelas kemiripan sifat Naruko dengan mendiang ayahnya. tertawa canggung dan malu karena dipuji untuk hal sepele seperti memasak. "Aku hanya sudah terbiasa memasak saja". Minato lebih pintar masak dari Kushina, *ingat... Di animenya keseringan Minato yg makek celemek*.
"Orang tuamu pasti sangat senang mempunyai anak perempuan yg jago masak sepertimu, apalagi ibumu, dia pasti bangga" Ujar tsunami dengan senyum, "kalian berdua pasti sering memasak dan belanja bersama, pasti sangat dekat ya? Aku dulu pernah sering membayangkan mempunyai anak perempuan, memasak
'Aku juga...' pikir Naruko yg memang dulu sering membayangkan dan memikirkan hal tersebut, sampai sekarang juga meski tak sesering dulu. "Begitu ya... " Balas Naruko dengan suara pelan, tak menyadari topengnya goyah.
Tsunami terdiam sesaat menatap Naruko, bingung dengan nada bicara Naruko yg pelan dan murung.
"Dia dan Naruto tak punya orang tua" Ujar sakura tiba-tiba dan tanpa perasaan. "Sejak dulu mereka tak punya, jadi mana tau dia".
Tsunami tertegun mendengarnya, seketika merasa tak enak dengan ucapannya.
"Orang tua mereka mati di malam mereka lahir. Itulah yg penduduk desa kami bilang" Lanjut Haruno.
"Yeah... Begitulah. " Naruko nada suara dan gayanya yg seperti biasa tersenyum dengan cara yg sama dan seperti biasa. Ceria dan santai. Seolah tanpa beban apapun. "Anda seorang ibu. Kalau kaa-chan ku masih ada... Mungkin kami berdua seperti yg anda katakan".
°°°==Flashback end==°°°
====
"Yah.. Ini benar-benar menyenangkan! " Seru Tazuna yg memang senang, "sudah lama sekali kami tidak makan bersama orang!".
Naruko hanya menatap datar dan malas dua anak laki-laki di timnya yg makan kayak bocah kelaparan yg kerasukan. Kayak bocah rakus yg belum makan beberapa hari, dua atau tiga. Serius.. Ada apa dengan dua bocah laki-laki berpangkat genin ini?
"Awas saja kalau muntah didepanku"ujar Naruko malas, memberikan sedikit peringatan kecil. "Aku lagi makan". Dirinya entah bagaimana bisa duduk disamping Sasuke dengan Inari di sisinya yg lain. Naruko ditengah-tengah dua bocah ini, satu pesimis bodoh dan satu lagi bocah ego besar yg sok.
"Ini sangat enak, ini pasti ruko-chan ikut masak, mana mungkin aku muntah kan" Ujar Naruto di sela balap makan nya dengan Sasuke. Sempat-sempatnya kasih cengiran ke Naruko.
"Aku sudah peringatkan" Balas Naruko, menikmati makannya, tak mempan rayuan kembaran nya
"Tambah" Ujar kedua anak laki-laki Pra-remaja itu bersamaan, berdiri dengan mulut penuh, mengulurkan mangkok nasi dari keramik tanah liat.
Makan malam yg sangat sederhana dan apa adanya karena faktor ekonomi yg kurang, terimakasih untuk situa cebol gato.Keduanya lalu menatap tajam, percikan listrik terlihat jalasenastri sebelum... Yeah... Kalian tau efek dari kebanyakan makan dan terburu-buru makan? Tepat, muntah.
Naruko menghela nafas, menaruh mangkuknya yg sudah kosong...hum! Abis lo berdua.
====

KAMU SEDANG MEMBACA
Naruko Uzumaki_ [slow Up]
Hayran KurguLanjutan/sambungan dari fanfic Naruko Uzumaki. Karena kayaknya udah kebanyakan disana, makanya saya lanjut ceritanya disini. Chapter 108