Bab 7 - Danau Saehara

437 21 0
                                    

Setelah menghadiri acara di academy, Florencia dan Erion memutuskan untuk pergi kesuatu tempat lalu bersantai.

Mereka mendatangi sebuah tempat yang dekat dengan sebuah danau, danau yang indah. Danau yang saat siang mengkilap dan saat malam bersinar. Dengan air danau yang bening bersih.

Dua bersaudara Fraye ini tidak membawa pengawal maupun pelayan mereka, mereka memilih untuk menghabiskan waktu bersama dengan bermain disekitaran danau itu. Saat telah sampai di danau, Erion mengajak Florencia untuk menepi terlebih dahulu ditepi danau. Ditepinya, terdapat pohon rindang yang besar, tentunya sangat menyejukkan.

"Ren, apa kau tahu kisah dahulu awal mula danau ini terbentuk?" tanya Erion bertujuan ingin menceritakan sesuatu pada Florencia.

Florencia yang termasuk jenis manusia mudah penasaran pun bertanya, "Memangnya bagaimana? Apa kakanda bisa menceritakannya?" balas Florencia kembali bertanya dengan raut wajah ingin tahu.

Erion menarik napas lalu, mengeluarkannya.

"Dahulu kala ada seorang puan sihir. Puan sihir tebaran cahaya. Sihir cahaya pada saat itu sangat jarang dimiliki orang-orang, dan sihir cahaya yang dimiliki puan sihir tebaran cahaya ini sangat kuat. Ohya, puan sihir ini adalah seorang pengembara, beliau mengembara dari satu negeri ke negeri lainnya. Lalu, sampailah ia ke negeri kita, negeri Dendoland—"

"Dendoland? Bukannya negeri kita ini namanya Eleeroslandia?"

"Dulunya sebelum danau ini ada nama negeri kita adalah Dendoland. Dengarkan aku dulu, ah!"

Florencia sedikit berdehem lalu kembali fokus.

"Nah, sampailah ia ke negeri kita, negeri Dendoland. Disaat ia datang kemari, kadaan negeri Dendoland sangatlah kacau. Bangunannya hancur lebur, tanahnya kering, tidak ada satupun insan dinegeri Dendoland. Namun, saat matahari akan tenggelam, sang puan sihir tebaran cahaya menemukan sebuah istana. Tak lain dan tak salah, istana itu adalah milik raja terdahulu kala abad ke dua puluh enam. Sebelum menjadi kekaisaran, dahulunya saat nama negeri ini masih Dendoland, pemerintahan negeri ini masih berbentuk kerajaan. Istana kerajaan Dendoland itu masih sangat utuh, tak ada cacat sama sekali pada bagian bangunan itu. Saat memasuki wilayah istana, sang puan sihir tebaran cahaya merasa ada energi sihir. Kemudian, saat memasuki bangunan istana, terdapat foto seorang raja, seorang ratu, dan ... seorang gadis yang diketahui adalah anak putri raja dan ratu abad ke dua puluh enam. Tak lama setelah nya puan sihir itu berkeliling ke sebagian ruangan istana. Dan sampailah ia ke suatu ruangan, ruang kamar milik anak raja dan ratu abad ke-dua puluh enam. Diranjang ruang kamar itu tergeletak si anak putri raja, sang puan sihir itupun langsung mendekat. Tak disadari pada saat itu langit sudah menjadi gelap, yang mengartikan bahwa sudah malam hari. Saat sudah mendekat, terasa guncangan kuat dari tanah yang membuat sang puan sihir terjatuh ke lantai. Guncangan itu makin lama makin kuat, puan sihir tebaran cahaya itupun langsung bergegas untuk keluar dari istana, ia merasa ada sihir kegelapan yang berada di dalam istana. Setelah keluar, terlihat makhluk yang ukurannya cukup besar. Berbulu hitam pekat, bermata biru mengkilap, tangannya panjang, dengan kuku yang panjang dan tajam. Makhluk itu menyadari keberadaan sang puan sihir, dengan cepat makhluk itu berlari ke arah sang puan sihir. Sang puan sihir terasa gerakannya terkunci, ia tak dapat bergerak walau level nya sudah mencapai puan sihir. Makhluk tersebut menggenggam tubuh sang puan sihir lalu memasuki bagunan istana. Tidak mudah bagi makhluk itu masuk, katanya, terdapat sihir yang amat kuat sebagai pelindung pintu masuk istana. Akan tetapi, makhluk itu tetap bisa menghancurkan sihir itu. Diberitahukan, energi sihir sang puan sihir telah diserap oleh makhluk itu. Sesudah memasuki bangunan istana, sudah ada anak putri dari raja dan ratu yang tengah menduduki tempat takhta dari sang ratu. Diberitahukan juga, nama anak putri raja itu adalah.. Elerossa."

"Hampir mirip nama negeri kita saat ini.."

"Putri Elerossa didatangi oleh makhluk yang sedang menggenggam erat puan sihir tebaran cahaya. Putri Elerossa terkontrol, matanya pun berawarna biru mengkilap. Putri Elerossa mendekat pada makhluk tersebut. Makhluk itu menjatuhkan sang puan sihir ke lantai istana kemudian, makhluk itu seperti merapalkan suatu mantra. Ntah seperti apa, yang jelas itu mantra sihir kegelapan. Tetapi, dengan sisa kekuatan sihir sang puan sihir tebaran cahaya, ia menghentikan mulut makhluk itu untuk merapalkan mantra sihir kegelapan. Walau kekuatan sihir sang puan sihir sudah diserap oleh makhluk itu, sang puan sihir ini cukup hebat untuk mengembalikan kekuatan sihirnya. Pertarungan antara makhluk itu dengan sang puan sihir tebaran cahaya pun dimulai. Sedangkan putri Elerossa hanya terdiam dengan tatapan warna biru mengkilap. Karena susah dikalahkan, sang puan sihir tak dapat berpikir lain selain menggunakan sihir mematikannya. Sang puan sihir membawa putri Elerossa terbang dirangkulannya. Sang puan sihir tebaran cahaya pun merapalkan mantra untuk menggunakan sihir mematikannya. Sihir peledak. Dengan segenap genggaman menggenggam tongkat sihirnya, tongkatnya pun mengeluarkan cahaya yang sangat terang. Dan ... bom! Meledaklah makhluk itu beserta seluruh negeri yang tak ada penduduknya itu. Sang puan sihir itu menurunkan dirinya dan putri Elerossa ke tanah yang sudah hancur. Putri Elerossa tersadar, matanya sudah kembali berwarna merah muda. Melihat ada puan sihir pun putri Elerossa bertanya mengapa sang puan sihir ada di sini, lalu sang puan sihir berkata kurang lebih seperti, "nama negeri ini bukan lagi negeri Dendoland, kata Dendo hampir sama artinya dengan kerusakaan. Kau anak raja, kan? Dengan izin mu aku akan menetapkan nama baru negeri ini Eleeroslandia. Yang tak jauh artinya dari negeri yang tertata rapi." lalu puan sihir itu tersenyum lalu pergi begitu saja dari negeri itu meninggalkan putri Eleerossa semata wayang. Putri Elerossa melihat kesana kemari, terdapat air mengalir deras dari ujung tananh yang telah hancur ini. Secara tiba-tiba, ada seorang pria yang memanggil putri Elerossa. Singkat cerita.. mereka menjadi suami istri dan memperluas wilayah negeri Eleeroslandia ini. Sedikit ingin kuberi tahu, pria itu beberapa kali ke hutan dan negeri lain untuk mencari bahan bangunan dan bahan pangan serta mencari kerja. Selang waktu, keturunan dari penerus raja ke dua puluh enam ini telah bertambah banyak. Jadi ... ya beginilah sekarang." kata Erion panjang lebar, menceritakan kejadian saat abad 26.

"Hah? Memang ada manusia yang bisa bertahan hidup seperti itu? Sampai-sampai harus ke negeri lain, bagaimana dengan putr— ah, sudah ratu kan.. bagaimana dengan ratu Elerossa yang ditinggal sendirian??"

"Aku tidak tahu, ini cerita sejarah, aku belum lahir pada saat itu!" jawab Erion.

Florencia tersenyum kaku, "Kalau kakanda tahu, siapa nama puan sihir yang telah kakanda ceritakan itu?" tanya Florencia menatap Erion dengan tatapan melebar, dan itu membuat kesan wajah Florencia menjadi imut.

Erion mengelus kepala Florencia, "Seingatku namanya Saehara, seperti nama danau ini." jawab Erion tersenyum lembut pada adiknya.

Florencia mengerti, lalu mengenggam tangan Erion dan meletakkannya di tanah tetapi tidak melepasnya. Florencia menumpukan telapak tangannya pada punggung tangan Erion.

"Nama sang puan sihir itu indah, seindah danau buatannya ini," ucap Florencia menatap danau yang berkelap-kelip itu. "Kira-kira kemana, ya, sang puan sihir itu sekarang?.." tanya Florencia pada Erion.

"Yang pasti sudah tiada."

"Usia puan sihir kan panjang, cepat sekali?—"

"Ini sudah abad keberapa, cerita ini kan bermula saat abad ke dua puluh enam."

"Oh, aku ingin kuat seperti nona Saehara.."

"Maka dari itu, jangan mengeluh terus!"

"Sejak kapan aku pernah mengeluh !?"

Erion menatap datar Florencia yang sedang menatapnya juga. Mengingat kembali seberapa banyak dan bagaimana keluhan adiknya setiap detik.

"Terserahlah.." gumam Erion.

-oOo-

Hi! Maaf lama banget ga up, lagi persiapan buat PAS dan sekarang baru dibantai PAS 😁

Maaf banget kalo menurut kalian alurnya ruwet dan menggak menggok kayak jalan ke rumahku🙏💋

But, semoga suka, tengkyun😁🌹

Aku Menjadi si Antagonis di Sebuah Novel!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang