Bab 6 - Rasa Suka

561 30 0
                                    

Kala senja hanya dapat menyapa sementara, ada bulan yang menemanimu sampai fajar.

Sekalinya 'kau menyukai bulan, seribu bintang pun akan terlihat biasa saja bagimu.

Cinta bisa saja membuatmu tuli akan kesadaran, membutakanmu akan keindahan dunia.

Dimanakah letak amaraloka yang dulunya bagai cat air yang mewarnai harimu?

Tidakkah engkau tahu bahwa orang yang kau kejar juga sedang mengejar orang lain?

Jangan egois, dia juga butuh yang sempurna.

Tiada lagi asa untuk kau lanjutkan kisahmu, jika memang orang lain pilihannya, dirimu bisa apa?

Bila sekarang dirimu menjadi buruk, masih ada hari esok untuk menjadi lebih baik, bila hari esok belum bisa menjadi lebih baik, maka hari seterusnya akan menjadi hari esok itu.

Dan kini, ada Florencia di sini, sedang apa? Sedang meratapi nasib nya yang ditolak oleh orang yang disukainya.

"Lagian kau itu putri adipati, harusnya kau menyukai orang yang kedudukannya setara atau lebih tinggi darimu, bukannya yang lebih rendah darimu!" ujar Erion.

Florencia menghantam meja yang telah banjir oleh air matanya, "Diam!! Itu tanda kalau aku mencintai seseorang secara tulus, dan bukan karena kedudukan ataupun hartanya!" jelas Florencia terisak-isak mengusap ingusnya dengan sapu tangan Erion.

"Dasar, jangan lupa dicuci nanti, awas saja kotor," peringat Erion pada Florencia, "Jika tidak bisa bersih ganti dengan sapu tanganmu!" ucap Erion kemudian merebahkan tubuh diranjang Florencia.

Isak tangis Florencia makin kencang, Emilia yang ada disebelah Florencia hanya bisa pasrah. Daritadi mencoba menenangkan Florencia namun, Florencia makin parah menangisi pria dengan kedudukan yang lebih rendah darinya itu.

"Nona.. masih banyak pria diluar sana yang lebih pantas bersama nona.."

"AKU MAU NYA DIA!"

Florencia lagi-lagi menghantam meja dan menperkeras tangisannya. Sudah satu jam lebih sembilan menit Florencia menangisi soal rasa cinta yang tertolak.

-###-

Keesokan harinya, Florencia dan Erion hendak pergi ke academy, namun, belum sempat mereka menaiki kereta kuda mereka, sudah ada Demian yang datang kedepan gerbang kediaman Fraye.

Ketika ditanya mengapa Demian datang ke sana, Demian berucap, "Aku ingin berangkat ke academy bersama kalian, bolehkah?" tanya Demian sopan yang tentunya juga diiyakan dengan sopan oleh Fraye bersaudara.

Diperjalanan menuju academy hampa rasanya, antara Demian dan Fraye bersaudara tiada yang mengeluarkan satu katapun. Demian dan Erion hanya melihat ke luar jendela kereta kuda, sedangkan Florencia hanya melamun dengan pikiran yang sudah beterbangan ke kekaisaran seberang.

Sesampainya di academy, mereka turun dari kereta kuda, berjalan bersamaan ke ruang pembukaan murid baru.

Samar-samar, Erion seperti mendengar Demian berbisik padanya, "Selesai acara ini, temui aku ditaman belakang academy." itulah yang didengar Erion. Demian pun melangkah mendahului Fraye bersaudara itu, Florencia melirik Erion, wajah Erion nampak sedang kebingungan, pikir Florencia.

"Kau kenapa?"

"Hm? Ah.. sepertinya tadi pangeran Demian.. berbisik sesuatu padaku,"

"Apa itu?"

"...Dia menyuruhku menemuinya ditaman belakang academy."

"Ikut!"

"Aku sendiri saja, kau tidak diajak!"

"Yasudah, aku akan memata-matai!!"

"Terserah mu, deh."

Dua Fraye itu akhirnya memutuskan berpisah, Florencia mencari Carolina, dan Erion mencari seseorang.

Selesai acara, sesuai permintaan, Erion menghampiri Demian ditaman belakang academy, dan Florencia mengikuti tak lupa membawa Carolina agar ia tidak ketakutan.

Dari semak-semak yang tak jauh dari posisi Demian dan Erion, Florencia dan Carolina ada di sana. Sebenarnya obrolan Demian dan Erion hanya terdengar samar-samar dari posisi Florencia dan Carolina, namun, Florencia tetap keukeuh untuk mendengar obrolan dua insan pria itu.

"Bicara apa, sih!?"

-###-

Disaat sudah sampai kediaman, Florencia dan Erion langsung disambut dengan hormat oleh para pelayan di sana. Tentunya juga disambut oleh Diana dan Edzard.

Sebelumnya, Erion dan Florencia berganti baju kemudian beranjak ke ruang makan. Di sana sudah ada Edzard dan Diana.

Makanan dihidangkan.

Saat makan rasa-rasa suasana kali ini ada yang beda dari biasanya. Florencia dan Erion saling berdiaman, Diana dan Edzard pun kebingungan. Florencia sebenarnya ingin berbicara dengan Erion, tetapi, rasanya ada yang mengganjal.

"Kok jadi begini, sih..?!" batin Florencia mengunyah pelan daging dalam mulut.

Seusai makan malam, Florencia bersama Erion berjalan bersamaan ingin menuju kamar masing-masing. Ditengah langkah, Erion terhenti, dengan sendirinya Florencia pun mengikuti Erion menghentikan langkah. Erion membalikkan badannya menghadap Florencia, Florencia pun mengangkat sedikit kepala dan pandangannya karena perbedaan tinggi badan antara mereka.

"Ren.."

Florencia menelan saliva nya, perasaannya sedikit tidak enak.

"Ya?"

Erion menutup matanya rapat-rapat.

"Maafkan aku, pangeran Demian..!"

"Ren, pangeran Demian menyukaimu!"

-oOo-

"Kok tiba tiba suka, sih??"
Nanti jugaa tau sendirii🙆🏻‍♀️

Sorry, telat up😓🙏

Aku Menjadi si Antagonis di Sebuah Novel!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang