Kebohongan adalah dosa, semua makhluk berakal mengetahui itu.
Alda membawa Arleto dan Virgo ke tempat yang cukup jauh dari jangkauan para pria gagah tadi. Dibawanya dua manusia itu ke sebuah hutan yang sedikit jauh dari pemukiman. Dan masuk lah mereka ke sebuah gua gelap yang cukup besar.
"Kenapa kau membawa ku kemari, bocah?"
"Jangan pernah memanggil ku bocah, atau ku sobek mulut mu." dingin Alda menatap tajam Arleto.
Bulu kuduk Arleto seketika berdiri, melihat Alda yang seperti itu rasanya sungguh diluar dugaannya. Virgo yang sedang mengatur napas menoleh ke arah Alda dan Arleto, "H-hei, kenapa kau membawa Arleto ke mari?" tanya Virgo menatap Alda dengan tatapan penuh tanya.
Alda menatap Virgo cukup lama tanpa mengeluarkan sedikit pun kalimat. "Entah lah, kenapa, ya?" Alda terlihat seolah tidak peduli dengan Virgo.
"Intinya, kita akan menginap di sini untuk malam ini." Alda beralih menatap ke arah Arleto, "Kau, jangan pernah keluar tanpa aku, incaran mereka adalah dirimu." Alda melangkahkan kaki nya ke ujung gua.
Arleto dan Virgo saling tatap. Terlihat jelas bahwa raut wajah keduanya begitu kebingungan, padahal mereka dan Alda baru kenal tadi pagi, tapi Alda sudah membantu Arleto untuk menghindari para prajurit yang sedang mengincarnya itu.
Alda kembali untuk mengajak mereka mendalami bagian gua agar tidak mudah ditemukan. Saat Arleto dan Virgo berjalan ke arah yang ditunjuk Alda, tiba-tiba tanah serasa sedikit bergetar.
Oh, ternyata Alda telah menutupi bagian masuk nya gua dengan batu besar. Yang membuat bagian dalam gua itu semakin gelap.
"Cepat, di sini aku akan memasang pencahayaan." ujar Alda.
Arleto dan Virgo pun menuruti Alda. Saat sudah sampai di ujung gua, mereka menemukan sebuah api unggun dan beberapa makanan yang sudah tertata rapi. Hal itu membuat perut keduanya seketika berbunyi.
"Alda~ Apa boleh aku makan ini !!?" teriak Arleto yang di iyakan oleh Alda.
Mereka berdua langsung mendekat ke arah makanan itu. Tanpa pikir lama mereka melahap makanan enak itu. Jumlah nya cukup banyak, apalagi ini makanan mewah yang enak.
"Kapan, ya, terakhir kali aku makan makanan ini? Sudah lama sekali~
Ugh, sangat enak, aku jadi rindu suasana kediaman Fraye, apa aku menyerahkan diri pada para prajurit itu saja, ya?
Ah, tapi aku belum siap kembali tanpa Erion!
Enaknya~~" Arleto terlihat sangat puas memakan daging yang disediakan Alda itu.
"Arleto," panggil Virgo.
"Apa?"
"Sepertinya kau sudah gak makan selama lebih setahun, ya? Lahap sekali!"
"Diam! Aku sedang kelaparan."
Virgo terkikik, ia lanjut memakan daging nya sambil menatap Arleto yang lahap menyantap daging. Tanpa ia sadari, senyum tipis terukir diwajah nya.
Setelah beberapa waktu mereka memakan daging, akhirnya perut mereka terisi juga. Terisi penuh. Semua daging mereka habiskan sampai-sampai mereka lupa jika masih ada seorang Alda yang belum menyantap daging tersebut.
"Uh.. Alda dimana, ya?" bingung Arleto menelisik setiap sudut gua guna mencari keberadaan Alda.
"Sudah daritadi dia tidak kemari..." sahut Virgo.
"Jangan-jangan dia dibawa kabur monster?" celetuk Arleto yang seketika diberi sebuah jitakan oleh Virgo. Arleto meringis, kemudian ia menguap. "Huh.. Aku jadi ngantuk..." ucap Arleto kemudian menidurkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Menjadi si Antagonis di Sebuah Novel!
Historical FictionFlorencia Fraye adalah putri bungsu dari keluarga Fraye. Ia memiliki orang tua yang lengkap serta seorang saudara lelaki yang lebih tua darinya. Dari novel berjudul 'I'll be the only one!' , Florencia Fraye adalah sang tokoh antagonis yang berusaha...