Bab 18 - Teman

137 7 0
                                    

Tok! Tok! Tok!

"Sebentar!"

Arleto membuka pintu, saat pintu terbuka tampaklah sosok Virgo yang sudah berdiri menunggu Arleto membuka pintu.

"Eh? Kenapa?"

"Mau menemaniku ke pasar kota? Aku tidak kenal siapapun di sini kecuali kau,"

Arleto teridam sejenak kemudian mengangguk, izin untuk mengganti baju terlebih dahulu. Setelah selesai mengganti baju, Arleto membuka lagi pintu kamar nya lalu, mengunci pintu itu.

Sekarang, Arleto dan Virgo berjalan-jalan dipasar kota. Melihat-lihat berbagai barang yang terjual di sana. Arleto ingin membeli pie susu. Sedangkan Virgo ingin membeli sebuah aksesoris.

"Virgo, apa kenapa kau tidak suka makanan manis?"

"Hah? Bagaimana kau bisa tahu?"

"Terlihat dari ekspresimu kemarin saat memakan pie susu pemberianku," kata Arleto membayangkan kemarin hari saat ia memakan pie susu bersama Virgo.

"Bisa ketahuan dari situ, ya ... Ya, memang tidak suka, sih, tapi kata ibu ku dulu aku tidak boleh menolak pemberian orang lain, sama saja tidak berlaku sopan." jawab Virgo.

"Oh, pantas kemarin kau hanya makan dua, dasar." Virgo terkekeh kecil.

Arleto sudah membeli pie susu, tetapi, Virgo masih belum juga menemukan aksesoris yang akan ia beli.

Sampai disuatu toko, Arleto melihat gelang dengan ukiran bunga edelweis. Dan itu sangat cantik dimatanya. Arleto pikir Virgo akan membelikan aksesoris itu pada seorang wanitanya esok hari, dan karena Arleto juga seorang wanita jadi Arleto merekomendasikan gelang itu pada Virgo.

Arleto menarik Virgo untuk melihat gelang cantik yang ia maksud.

"Ini dia," Arleto mengambil gelang itu dari tempat nya. Menunjukkan pada Virgo bagaimana bentuk gelang itu.

"Cantik, sih.." Virgo melirik Arleto kemudian, mengambil gelang yang Arleto pegang. "Tapi aku mencari cincin yang berukir bunga teratai,"

Virgo membalikkan badan dan mencari lagi cincin yang berukirkan bunga teratai. Arleto menghela napas, "Ternyata untuk ibu nya, aku pikir untuk orang yang dia suka." gumamnya lalu membuntuti Virgo.

—###—

"Tidak mungkin mereka pergi ke negeri yang jauh sekali dari sini,"

"Duke, keberadaan Florencia serta Erion tidak dapat kami deteksi kemanapun itu. Beberapa dari kami ada yang sedang menuju negeri yang lebih jauh, mungkin setelah ini mereka bisa ditemukan, mohon kesabarannya, duke."

"Panggilkan count Zin kemari."

"Baik!"

Edzard menghela napas kasar. Setelah rencana Erion yang ke-2, orang suruhan Erion terbukti memberi berita palsu ke kaisar. Pasalnya, dulu kaisar telah menyalurkan berita itu ke Edzard. Dan sekarang orang suruhan Erion telah dikurung dipenjara bawah tanah kediaman Fraye, selama kurang lebih 5 tahun.

"Duke."

Edzard menoleh ke pintu, ternyata yang memanggil nya adalah Diana. "Bagaimana hasil dari pencarian anak kita?"

Edzard lagi-lagi menghela napas, Diana makin mendekati meja nya. Tidak tahu lagi ia harus berkata apa dengan wajah Diana yang sudah khawatir sampai-sampai pernah pingsan hanya karena anak mereka yang belum juga ditemukan. "Masih belum."

Aku Menjadi si Antagonis di Sebuah Novel!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang