Bab 9 - Pikiran

247 13 0
                                    

"Perkenalkan, nama saya, Emma Abigal!"

"He?"

"... HEE !!?"

Florencia mendapatkan kejutan hebat dari wali kelasnya. "E-emma ... Abi.. gal? Kok ... kok jadi wali kelas !!!?" tanya Florencia pada dirinya sendiri kebingungan. Selanjutnya, Florencia mengangkat tangan.

"Kalian bisa memanggil saya Miss Emma, lalu—"

"Ya? Florencia, ya?"

Florencia mengangguk, "Anu ..." Florencia memotong omongannya. "Dipanggil apa tadi? Miss Emma, kan?" tanya nya membatin. "Anu, Miss Emma, maaf ... mungkin ini pribadi anda tetapi, boleh saya tahu berapa umur anda ..?" tanya Florencia terputus-putus karena ada sedikit rasa takut dari lubuk hatinya.

"Saya?"

"Usia saya tiga puluh dua tahun!" jawab Emma tersenyum riang pada Florencia yang bertanya.

Florencia tersentak, "Oh.. baiklah Miss, terimakasih ..." balas Florencia kemudian menunduk, bertanya-tanya lagi di dalam hatinya sembari Emma menjelaskan tentang dirinya karena adanya pertanyaan dari anak-anak lain.

"Tiga puluh ... dua ..?

Tahun ...

Seingatku, Emma Abigal itu kan saudari tiri Florencia yang menggantikan peran Erion sebagai seorang Kakak..

Nggak mungkin ...

Kesalahan tenis—

Kesalahan teknis macam apa ini !?

Apa ada perubahan alur dari author?

Tapi kan sudah terbit menjadi buku!

Apakah ini glitch?..

Oke adik-adik dari sini kita tidak perlu khawatir lagi kalau Florencia ini akan terbunuh dan aku mati, kan?

Ya!

Di sini Emma bukanlah kakak tiri Florencia, tetapi guru Florencia !!!

Ngomong-ngomong memang abad ... ah aku gak tahu abad keberapa ini, intinya emang di abad ini guru itu dipanggil 'Miss' , ya?

Apa ini negara Inggris, ya?

Lah? Kan negera ini namanya Eleeroslandia.

Eh, emang ada ya?

Alah emboh !!!!"

Selang satu jam Florencia overthinking, akhirnya Emma memutuskan untuk memulangkan para muridnya. "Baik, dari beberapa penjelasan dan pelajaran hari ini cukup sampai sini. Adakah pertanyaan dari kalian? Diluar pelajaran hari ini juga tak apa." ujar Emma tersenyum pada para muridnya. Seisi kelas menjawab 'Tidak' secara bersamaan.

"Baiklah, silahkan berkemas kemudian berpulang," jelas Emma pada seisi Kelas.

"Ini yang kutunggu-tunggu! Selama dikehidupan sebelumnya aku adalah seorang introvert yang hanya ingin pulang ketika sedang sekolah !!!" Florencia tersenyum senang.

Sedangkan Carolina, sehari ini ia duduk di samping Florencia terheran dengan tingkah Florencia yang tidak seperti biasanya. Tetapi, Carolina tidak mengherankan itu, "Sudah biasa kepribadiannya berubah-ubah," ujar Carolina dalam hati.

"Miss! Kapan kami akan menetap di asrama academy ini ???"

"Oh iya, kalian akan tinggal di asrama Levaerun Academy minggu depan, ya!"

"Baik, Miss."

Seusai kelas berakhir, Florencia bersama Carolina langsung pergi ke gerbang academy untuk menunggu kereta kuda masing-masing bersama sekelompok murid-murid yang baru saja juga keluar dari kelas. Dari kejauhan, terlihat Erion dan Demian yang berjalan bersamaan, nampak sosok Erion tengah sedikit melambai pada Florencia dan Carolina, juga sosok Demian yang menatap Florencia.

"Hai, kalian!" sapa Erion.

"Uwooh! Halo-halo-halo, wahai manusia monyet!" sapa Florencia kembali namun, dengan sebuah ejekan. Berencana untuk membuat Demian menarik kembali perasaannya pada Florencia.

"Wah, dasar manusia babi," ejek Erion kembali membuat Florencia panas.

"Cih, manusia kadal!"

"Manusia domba."

"Manusia ikan!"

"Manusia singa!"

"Shibal ..." ucap Florencia dengan bahasa Korea, membuat Erion, Demian, dan Carolina bingung dengan apa yang dikatakannya.

Perhatian Erion yang ingin bertanya apa arti dari perkataan Florencia tadi teralihkan oleh sebuah kereta kuda yang pengendara nya adalah Athar. "Ren, itu Athar! Ayo ke sana!" ajak Erion langsung menarik tangan Florencia menuju kereta kuda mereka.

"Tunggu—" potong Demian telat memberhentikan langkah seorang Erion yang menarik Florencia.

"Ugh ..."

-###-

Sesampainya di kediaman adipati Fraye, dua bersaudara Fraye ini langsung pergi untuk membersihkan diri lalu beranjak ke meja makan seperti biasa. Makanan dihidangkan, dalam keadaan  dari awal tidak ada suara keluar merekapun makan bersama.

"Florencia," panggil Edzard.

"Ya, ayah?" tanya Florencia.

"Bagaimana harimu disekolah hari ini? Apakah ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman?" tanya Edzard kembali pada Florencia.

Florencia menghentikan aktivitas makannya, "Untuk hari ini, sih, berjalan lancar jaya, hehe ..." jawab Florencia, "Jujur, sih, ini mau ngasih tau kalau sebenarnya aku kekurangan buku untuk pelajaran ..!"

"Apa ada yang perlu dibeli?"

"Mejik, baru saja membatin kekurangan buku." Florencia tersenyum ragu, "Anu ... aku kekurangan buku, ayah ..." jawab Florencia kaku.

"Buku lalu, apa lagi? Kita masih ada waktu untuk membelinya malam ini."

"Eh? Ayah yang membelikan?"

"Siapa lagi?"

"Wah ... kalau dikehidupan sebelumnya, aku hanya bisa membeli ketika aku sudah menabung uang jajanku sampai mencapai harga benda yang ingin kubeli.. apa-apa yang ingin kubeli harus kubeli dengan uangku sendiri, habis orang tua ku dulu tidak ingin membelikan ... katanya aku terlalu boros dalam pemakaian, dipikir anak SMA pelajarannya hanya satu, dua jam !? Mana uang jajanku dulu hanya lima belas ribu ... alhasil aku tidak bisa mengikuti les dan menjadi bodoh, lalu dimarahi karena nilaiku yang jelek.. yah, cukup bersyukur, sih, karena biaya sekolahku masih dibayar. Kali ini semoga jadi lebih baik !!!"

"Baiklah, ayah. Terimakasih !!!" balas Florencia pada Edzard setelah lama membatin.

Kemudian, Erion juga meminta, "Ayah, tintaku habis." ujar Erion.

Edzard mengangguk sembari melanjutkan aktivitas makannya. Akhirnya setelah mendengar pembicaraan seorang suami dan kedua anaknya itu, Diana jadi kesal, ia merasa dikucilkan.

"Aku tidak diajak !!!"

-oOo-

Aku Menjadi si Antagonis di Sebuah Novel!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang