3

3.2K 295 5
                                    

Suara yang tidak asing, [Name] membalikkan badannya menoleh ke arah sumber suara.

Dahlia!

"Tumben lo jalan, [Name]. Biasanya bareng sama papah lo."

"Gue lagi pengen jalan aja." [Name] tersenyum, berusaha membuat temannya itu percaya.

Dahlia menatap [Name] curiga, dengan cepat [Name] menarik tangan Dahlia untuk berjalan menuju sekolah sebelum keadaan makin buruk.

---

"Lo udah ngerjain tugas kemarin belom?" Tanya Dahlia setelah sampai dikelas. [Name] terdiam kemudian mengobrak-abrik isi tasnya dan mengambil sebuah buku.

"Gue belom, gimana nih..." [Name] menatap Dahlia dengan tatapan memohonnya. Dahlia menghela nafas panjang, lalu menatap sahabatnya itu.

"Tumben lo belum selesai," Dahlia menyerahkan buku tugasnya ke [Name]. "biasanya udah selesai paling cepet.".

[Name] segera menyalin jawaban, kemudian mengembalikannya, "Gue lupa gara-gara cowok itu." Kesal [Name], Dahlia yang mendengar itu bingung.

"Cowok? Lo selama ini punya doi?!" [Name] terkejut, ia baru saja keceplosan?!?

"Enggak, cowok yang gue baca di novel. Cowoknya bikin emosi gara-gara selingkuhin ceweknya."

"Oh... Gue kira lo udah punya, btw kalo udah punya jangan lupa PJ nya, ya?" Dahlia nyengir.

[Name] memutar matanya malas, "Lo tau kan gue gak tertarik yang namanya pa.ca.ran, lagian duit gue mau buat beli novel lagi." Jelas [Name].

"Terserah deh... Gue mau ke kantin, tadi gak sempet sarapan."

"Bukannya lo gak pernah sarapan, ya?" [Name] nyengir, sedangkan Dahlia menatapnya kesal dan pergi keluar kelas menuju kantin.

[Name] yang melihat sahabatnya sudah pergi kemudian memainkan ponselnya.

[Name] yang melihat sahabatnya sudah pergi kemudian memainkan ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalo gue tolak, nanti gak dapet duit tambahan. Kalo gue terima, nanti kalo ada yang lihat gimana?" [Name] berpikir sejenak, "mending gue terima aja, siapa sih yang nolak rejeki." [Name] nyengir.

*Hiraukan jam nya😇🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Hiraukan jam nya😇🙏

[Name] segera beranjak pergi menuju ruang OSIS untuk menemui kesayangannya, yaitu DUIT.

---

"Permisi" [Name] mengetuk pintu ruang OSIS.

Kayaknya gak ada orang deh

Saat [Name] hendak melangkah pergi, pintu ruang OSIS itu terbuka, "Ya, siapa?" Jawab seorang perempuan memakai hijab.

[Name] yang melihatnya tersenyum, "Saya [Name], saya kesini karena dipanggil oleh Boboiboy." Jelas [Name].

Perempuan itu tersenyum kemudian mempersilahkan masuk, "Ayo masuk, Boboiboy ada di dalam." [Name] mengangguk kemudian masuk.

---

Boboiboy yang sedang membaca buku, pandangannya teralihkan di pintu masuk. Boboiboy menyeringai sambil menutup buku yang dibacanya.

"Boboiboy, ini ada seseorang yang mencari-mu, aku harus pergi karena ada urusan."

"Terima kasih, Yaya." Boboiboy tersenyum, [Name] yang melihat 'calon suami' nya tersenyum itu pun seketika merinding.

Perempuan yang bernama Yaya tadi pergi, meninggalkan [Name] dan Boboiboy berdua di ruangan OSIS itu.

"To the point, mana duitnya?" [Name] menatap Boboiboy.

"Hey, darling. Kau tidak ingin bertemu denganku?"

"Ini 'kan udah, gue harus ketemu sama kesayangan gue." Kesal [Name]. Boboiboy yang awalnya tersenyum mendadak senyum itu luntur dan tatapan lembutnya berubah menjadi tajam.

"Siapa?" Tanya Boboiboy penuh tekanan.

"Duit lah, gak mungkin elo."

Boboiboy segera mendekati [Name], memegang kedua bahu [Name]. Masih dengan tatapan yang sama, Boboiboy memeluk [Name] secara tiba-tiba yang membuat [Name] kaget dan bingung.

Backstreet [Boboiboy X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang