16

2.4K 217 17
                                    

"Kapan kita ke kedai tok Abah lagi?" Tanya Aya memecah keheningan diantara mereka bertiga. Jujur mereka masih canggung karena lontaran tok Abah mengenai anak perempuan.

"Jika Abang Oboy bisa kita ke sana lagi," [Name] melirik ke arah tunangannya itu, "iya 'kan, Abang Oboy?" Tanya [Name] dengan nada mengejek.

Boboiboy yang sedang fokus menyetir mobilnya menjawab, "Iya, Aya. Kapan-kapan kita kesana lagi." Aya mengangguk semangat.

[Name] yang menyadari kalau ini bukan jalan menuju rumahnya mengernyitkan dahinya, "Kita kemana?" Tanyanya.

"Ke mall dulu, kita mau beli bahan-bahan untuk memasak." Jawab Boboiboy kemudian menoleh kearah belakang sekilas dengan tersenyum, "Benar kan, Aya?"

"Iya kak! Nanti Aya sama Abang Oboy mau buat makanan."

[Name] yang mendengar itu semakin tidak yakin, seorang seperti Boboiboy yang merupakan putra tunggal yang akan menjalankan perusahaan milik keluarganya serta memiliki banyak sekali orang yang bekerja dirumahnya, bisa memasak?

"Lo yakin bisa masak?" Tanya [Name] dengan nada berbisik yang dijawab dengan anggukan.

Semoga dapur gue gak meledak...

---

"Yaya mau kemana?" Tanya Ying yang melihat Yaya pergi ke jalan yang berbeda dengan jalan rumahannya.

Yaya menoleh, "Ke mall, mau beli perlengkapan buat kue lagi. Aku mau ningkatin skill memasak ku." Jawab Yaya.

Fang yang sedari tadi mendengar keduanya berbicara bertanya, "Apa perlu bantuan, Yaya?"

"Gak usah, Fang. Aku bisa kok."

"Nanti bahan-bahannya jatuh gimana? Biar kita yang anter pakai mobilnya Fang, ya kan sayang?" Ying melirik pacarnya yang menatapnya heran.

Fang mendengus mendengar ucapan pacarnya, "baiklah, aku akan mengantar kalian."

Sesampainya di mall, Yaya berserta kedua sahabatnya berbelanja bahan-bahan untuk membuat kue.

"Ying, aku pergi kesana dulu ya." Ujar Yaya yang dijawab dengan anggukan kepala Ying.

Yaya yang sedang mencari tepung tanpa sengaja mendengar pembicaraan kedua sahabatnya yang berada persis di seberang rak didepannya.

"Kira-kira siapa tunangannya Boboiboy tadi?" Ujar Ying yang masih penasaran.

"Aku tidak tau, menurutku tunangannya juga merupakan anak dari rekan kerja ayahnya."

Yaya yang mendengar itu sontak terkejut, ia yang menyukai Boboiboy dari saat mereka kecil (lebih tepatnya SMP) harus mendengar itu. Dengan cepat Yaya pergi agar tidak mendengar pembicaraan kedua sahabatnya, ia takut jika mendengarnya lagi hatinya akan tambah sakit.

"Ayolah, dear. Ini tidak mahal." Yaya yang mendengar suara yang kenal ia itu menoleh ke depan tepat di seberang sana terlihat Boboiboy yang menggendong seorang gadis kecil dan tunggu bukannya itu—

"[Name]?" Lirih Yaya yang terkejut, ia dengan cepat bersembunyi lalu mengambil ponselnya.

Ini gak mungkin kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini gak mungkin kan?

Seketika kaki Yaya melemas, dengan bermodalkan bersandar di tembok Yaya lanjut membalas WA orang yang ia sukai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seketika kaki Yaya melemas, dengan bermodalkan bersandar di tembok Yaya lanjut membalas WA orang yang ia sukai.

Yaya yang hampir menangis melirik kearah Boboiboy dan [Name], tersenyum untuk menutupi kesedihannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yaya yang hampir menangis melirik kearah Boboiboy dan [Name], tersenyum untuk menutupi kesedihannya.

Aku harus move on walaupun itu sulit.

Lalu pergi untuk mencari bahan-bahan kembali.

---

"Abang Oboy, gendong." Aya merentangkan kedua tangannya kearah Boboiboy yang langsung diangkat ke pelukan calon Abang iparnya itu.

"Aya... Kasian Abang Oboy, nanti capek."

Aya yang mendengar itu mengeratkan pelukannya ke leher calon Abang iparnya, lalu menyembunyikan kepalanya.

[Name] yang melihat itu mendengus pasrah sedangkan Boboiboy terkekeh melihat interaksi kedua kakak beradik ini. "Aku gapapa kok, dear."

[Name] memutar bola matanya malas, "Terserah." kemudian melanjutkan mencari bahan-bahan. "Wait... Lo tadi gunain 'aku' ke gue?" Tanya [Name] yang baru menyadarinya.

Boboiboy tersenyum miring, "Emangnya kenapa? Kita harus biasain pakai 'aku-kamu' karena ada Aya sekarang," [Name] mengangguk sambil memperhatikan Aya yang masih memeluk erat leher tunangannya, "dan lagipula kita akan menghabiskan waktu bersama mulai sekarang, ini akan jadi waktu yang pas untuk kita latihan agar terbiasa." Sontak wajah [Name] terkejut dan agak memerah.

"Aya mau kesana, Abang Oboy!" Rengek Aya yang langsung dituruti Boboiboy. [Name] yang melihat itu sedikit tersenyum lalu dengan cepat tersadar dan memalingkan wajahnya.

Gue kenapa sih...

Backstreet [Boboiboy X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang