Rumah yang besar dan megah, dengan perabotan yang terlihat mewah. Itulah gambaran rumah Boboiboy, anak dari pemilik rumah tersebut.
Boboiboy anak tunggal, orang tuanya sibuk bekerja dan tidak sempat menyisakan waktu untuk dirinya.
Masa SMA adalah masa yang dinantikan Boboiboy, pertama kalinya ia bersekolah seperti anak-anak lainnya karena dulu dia diajar oleh guru pribadi.
Karena nama keluarganya yang terpandang atau parasnya yang memikat, Boboiboy menjadi murid yang populer. Tak hanya itu, nilai-nilai pelajarannya sangat bagus dan ia masuk sepuluh besar dalam peringkat siswa terpintar di angkatannya.
Tapi itu tak berguna bagi laki-laki itu. Ia hanya ingin merasakan kasih sayang orangtuanya seperti teman-temannya yang lain. Mendengar teman-temannya bercerita tentang keluarga membuatnya iri. Bahkan dulu ia hampir melukai dirinya sendiri karena itu.
---
"Tuan muda!!!" Teriak seorang wanita yang mencegah tuan mudanya untuk menceburkan dirinya ke kolam belakang rumahnya yang terlihat seperti taman kota itu.
"Tuan muda jangan seperti ini... Saya takut tuan muda kenapa-napa." Khawatir wanita itu.
Boboiboy melirik ke wanita itu dan tersenyum, "Jika aku menceburkan diri ke kolam ini atau bahkan sakit ayah sama bunda gak akan peduli, Bibi." Ucap Boboiboy dengan mata sayu menatap kebawah kolam.
"Tapi tuan muda..."
"Sudahlah! Aku ingin ke kamar saja." Boboiboy pergi dengan kesal ke kamarnya.
---
"Ayah dengar kamu ingin menceburkan diri ke kolam belakang rumah." Ucap ayah Boboiboy di tengah acara makan malam.
Boboiboy menghentikan aktivitas makannya, menundukkan kepalanya dengan wajah murung.
"Jangan seperti itu lagi, kamu sudah besar, Oboy sayang. Kamu udah SMP sekarang." Ucap bunda yang masih fokus memotong daging di piringnya.
"Jangan berbuat hal kekanakan itu lagi, jika sesuatu terjadi padamu bagaimana nasib perusahaan-perusahaan kita. Kamu harus melanjutkannya, Boboiboy."
"Baik ayah." Lirih BoBoiBoy, kemudian melanjutkan aktivitas makannya.
---
"Lihat! Mereka tidak peduli denganku, mereka hanya peduli tentang pekerjaan mereka!" Kesal Boboiboy yang sekarang berada di kamarnya.
Boboiboy berbaring di kasur, menatap langit-langit kamar."Bisakah aku merasakan itu lagi? Kenapa itu cepat sekali berakhir..." Lirih BoBoiBoy.
Kenangan masa kecil laki-laki itu terputar di ingatannya. Saat ayahnya membelikan mainan, bundanya yang menyuapinya, mereka yang mengajak bermain bersama. Masih teringat jelas.
Itulah keadaan Boboiboy saat memasuki masa remaja atau SMP, orang tuanya seperti tidak peduli padanya lagi. Hanya mementingkan pekerjaan mereka. Bahkan Boboiboy sudah diberikan pelatihan untuk meneruskan perusahaan-perusahaan di umurnya yang masih terbilang muda.
Aku hanya ingin merasakan kehangatan dan momen itu lagi...
——————
Hai guys!
Gimana story Boboiboy di book ini? Oh ya ini adalah story Boboiboy saat awal masuk SMP walaupun dia dulu homeschooling, awal orangtuanya bertindak tegas dan keras kepadanya.
Setelah beberapa hari gak up akhirnya up juga, gimana kabar kalian? Kangen gak sama book ini?
Chapter selanjutnya kita akan fokus ke Boboiboy dan kabar pertunangannya, ya?
See you guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet [Boboiboy X Reader]
Teen Fiction[14+]📌 Perjodohan yang tidak diinginkan. Bagaimana jika kalian diposisi itu? menolak? atau terpaksa menerima? [Name] yang merupakan murid biasa aja tiba-tiba dijodohkan dengan murid paling populer disekolahnya? "Dari pada susah dapet cowok, mendi...