Boboiboy yang baru saja keluar dari kamarnya dikejutkan dengan banyak sekali barang yang berada di ruang tamu.
"Bunda, ini buat apa?" Tanyanya yang melihat bundanya masih fokus pada barang-barang itu.
"Untuk pertunanganmu, kamu sebentar lagi akan lulus SMA. Sebelum kamu mendapatkan kekasih, bunda sudah memilihkan yang terbaik untukmu."
Boboiboy terkejut bukan main,
Pertunangan?
Gua pengen milih pasangan gua sendiri
Bukan paksaan
Dan bunda bilang, 'memilihkan yang terbaik'?
Lelucon apa itu, bunda tidak pernah menanyakan kabar, hanya kabar angka-angka itu saja.
Boboiboy yang masih kesal, terkejut dengan foto yang diberikan bundanya.
"Nama anak ini [FullName], anak dari salah satu pemilik perusahaan yang tidak terlalu tersorot kamera."
Boboiboy memperhatikan foto itu,
Kayaknya gua pernah lihat dia...
"Kalian akan bertunangan setelah lulus, dan tentang pernikahan itu bisa di bicarakan belakangan." Jelas bunda Boboiboy yang masih menghitung barang.
"Berteman, bersahabat atau berpacaran dengannya jika kamu bisa, usahakan agar lebih dekat dengannya." Boboiboy mengangguk kemudian menatap foto itu kembali dan tersenyum.
---
Keesokan harinya saat Boboiboy berada di kelasnya, teman-temannya memanggilnya. "Boboiboy! Ayo main lagi!"
Boboiboy tersenyum lalu berteriak, "Ya, Gua kesana!" Boboiboy beranjak pergi menuju lapangan basket sekolahnya.
Bukannya bermain basket, Boboiboy malah menjadi artis dadakan lagi. Banyak sekali murid perempuan yang mengelilinginya.
"Boboiboy! Aku dengar kamu masih jomblo, ya?"
"Boboiboy ayo jadian sama aku!"
"Boboiboy pinjem seratus!"
"Boboiboy! Kapan main basket lagi?"
Itu adalah sebagian teriakan dari murid-murid perempuan itu.
Saat Boboiboy ingin menjawab, pandangannya teralihkan ke arah seorang gadis yang berada dilantai atas yang sepertinya memperhatikan dia. Boboiboy menoleh kearah gadis itu, kemudian tersenyum singkat. Dan pandangannya tertuju kembali pada murid-murid perempuan yang mengerumuninya itu.
Jadi itu [FullName]?
Lumayan lah...
---
Boboiboy yang hendak kembali ke kelas, bertemu dengan perempuan yang bersama dengan [Name] tadi.
"Permisi." Perempuan itu terkejut, menoleh kearah dia.
"Boboiboy? Tunggu... Lo panggil gue?" Boboiboy mengangguk kemudian tersenyum.
"Gua mau minta tolong bantuan lo, boleh?"
"Ya, bantuan apa?"
"Gua boleh minta nomer temen lo yang tadi pagi, gak?"
"Nomor [Name]?"
"Jadi itu nama panggilan dari [FullName], ya?" Boboiboy tersenyum. "Boleh gak?"
"Oh... Boleh." Perempuan itu memberikan nomor [Name] kepada Boboiboy. "Jangan sebar-sebarin nomor sahabat gue, walaupun lo itu laki-laki sempurna gue tetep gak tinggal diem kalo sahabat gue kenapa-napa."
Boboiboy menelan ludahnya kasar, ia tak percaya sahabat tunangannya bisa seseram ini jika menyangkut tentang tunangannya. "Tenang aja... Gua gak akan buat macem-macem kok."
Perempuan itu pergi, Boboiboy segera kembali ke kelasnya dengan perasaan senang yang tak bisa ia sembunyikan.
---
Waktu pulang sekolah tiba, Boboiboy lekas pergi menuju parkiran untuk mengambil mobilnya.
Saat hendak menyalakan mesin, dering ponselnya menghentikannya.
Bunda?
Boboiboy mengangkat telpon dari bundanya itu.
"Ya bunda?"
"Antar bunda ke rumah Tante Linda, sekarang."
"Tante Linda? Mamahnya [Name]?"
"Iya, cepet ya."
"Ya bunda, ini aku mau pulang."
Senyum Boboiboy kembali terukir setelah mendengar perkataan bundanya itu. Dengan cepat ia menyalakan mesin mobilnya dan pulang kerumahnya.
—————
Hai guys!
Gimana chapter hari ini?
Untuk chapter selanjutnya tentang Boboiboy dan [Name] yang bertemu ya! Cerita nya hampir sama kayak chapter 2 tapi bedanya ini dari POV Boboiboy.
Okay segini dulu, see you guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet [Boboiboy X Reader]
أدب المراهقين[14+]📌 Perjodohan yang tidak diinginkan. Bagaimana jika kalian diposisi itu? menolak? atau terpaksa menerima? [Name] yang merupakan murid biasa aja tiba-tiba dijodohkan dengan murid paling populer disekolahnya? "Dari pada susah dapet cowok, mendi...