9

2.5K 213 0
                                    

Pagi hari yang cerah, Boboiboy bangun dari tidurnya.

Kenapa badan gua kayak berat

Boboiboy meletakkan punggung tangannya di dahinya. Panas, itulah yang dirasakannya. Boboiboy menurunkan tangannya dan melihat kearah jam weker miliknya. Pukul 04.30, Boboiboy langsung beranjak dari kasurnya menuju kamar mandinya.

Beberapa menit berlalu, Boboiboy sudah rapi dengan seragamnya. Ketukan pintu terdengar, Boboiboy berjalan membukakan pintunya.

"Nanti kamu jemput [Name], gak ada penolakan." Ucap bundanya dijawab Boboiboy dengan mengangguk.

---

Sesampainya di rumah [Name], Boboiboy langsung mengetuk pintu. Pintu terbuka menampilkan [Name] dengan wajah terkejutnya.

"Selamat pagi, calon istriku." Sapanya, [Name] geli mendengarnya.

"Jangan panggil gue kayak gitu." Protes [Name] yang tidak didengar oleh BoBoiBoy.

"Oh, calon menantu mamah udah dateng." Mamah [Name] tiba-tiba sudah berada dibelakang [Name]. "Mau jemput [Name], ya?"

Boboiboy tersenyum mengangguk pelan, "Iya, Mah. Boleh berangkat sekarang?"

"Tentu aja boleh."

Untungnya boleh. Kalo gak, sia-sia gua dateng...

---

"Berhenti disini." Tegas [Name], raut wajahnya terlihat kesal.

Boboiboy menghentikan mobilnya di belakang sekolah. "Kenapa?"

"Gue mau turun disini aja." [Name] melepaskan sabuk pengaman mobil yang dipakainya. Tangan [Name] tiba-tiba dipegang BoBoiBoy.

"Kenapa harus disini?" Tanya Boboiboy menatap [Name], sedangkan yang ditatapnya mendengus kesal.

"Lo gak mau ketahuan kan?" [Name] menatapnya kembali, Boboiboy menarik tangannya kembali.

"Yaudah lo boleh turun disini." Boboiboy pasrah. [Name] keluar dari mobil Boboiboy itu dan berjalan pergi. 

Apa dia benci sama gua?

Agh!

Kepala Boboiboy sakit kembali,

Kayaknya gua harus cepet-cepet ke sekolah sebelum tambah lemes.

Boboiboy melajukan mengendarai mobilnya sampai ke sekolah kemudian memarkirnya.

"Pagi Boboiboy!" Sapa seorang gadis berhijab. Boboiboy tersenyum sambil mengangguk kemudian pergi menuju ruang OSIS.

"Dia kenapa?" Gumam Yaya kemudian mengikuti Boboiboy.

---

Sesampainya di ruang OSIS, Boboiboy langsung duduk dan membaca buku. Berharap sakit kepalanya hilang.

Yaya yang khawatir kemudian menyarankan untuk ke UKS jika sakit. Tapi Boboiboy menolaknya, kemudian muncul ide dari kepalanya.
Boboiboy mengambil ponsel dari saku celananya.

 Boboiboy mengambil ponsel dari saku celananya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Abaikan jamnya 😇 🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Abaikan jamnya 😇 🙏

Boboiboy tertawa, Yaya yang mendengar itu bingung. "Ada apa?"

Boboiboy menggeleng dengan tatapan masih di layar ponselnya. "Gapapa, Yaya."

---

Beberapa menit kemudian pintu masuk ruang OSIS diketuk, Yaya beranjak dari duduknya dan membukakan pintunya.

Boboiboy yang sedang membaca buku, pandangannya teralihkan di pintu masuk. Boboiboy menyeringai sambil menutup buku yang dibacanya.

Cepet juga ternyata

"Boboiboy, ini ada seseorang yang mencari-mu, aku harus pergi karena ada urusan."

"Terima kasih, Yaya." Boboiboy tersenyum, [Name] yang melihat 'calon suami' nya tersenyum itu pun seketika merinding.

Perempuan yang bernama Yaya tadi pergi, meninggalkan [Name] dan Boboiboy berdua di ruangan OSIS itu.

"To the point, mana duitnya?" [Name] menatap Boboiboy.

Emm... Gimana kalo gua panggil dia–

"Hey, darling. Kau tidak ingin bertemu denganku?"

"Ini 'kan udah, gue harus ketemu sama kesayangan gue." Kesal [Name]. Boboiboy yang awalnya tersenyum mendadak senyum itu luntur dan tatapan lembutnya berubah menjadi tajam.

"Siapa?" Tanya Boboiboy penuh tekanan.

Kenapa gua kesel?

"Duit lah, gak mungkin elo."

Boboiboy segera mendekati [Name], memegang kedua bahu [Name]. Masih dengan tatapan yang sama, Boboiboy memeluk [Name] secara tiba-tiba yang membuat [Name] kaget dan bingung.

Backstreet [Boboiboy X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang