14

2.4K 213 21
                                    

Mereka pergi, jujur saat melihat mereka terlihat seperti keluarga kecil yang sedang pergi jalan-jalan bersama.

"Nanti kita pergi ke mana?" Tanya Aya memecah keheningan diantara mereka.

"Kemana aja, asal Aya senang." Ucap Boboiboy dengan tatapan masih fokus menyetir mobilnya.

Aya mengerutkan keningnya, berpikir. "Ke mall! Aya mau naik kuda!"

[Name] terkekeh, "Okay Aya, dengan catatan makanannya dihabisin, ya?" Aya mengangguk semangat.

---

Setelah memarkir mobilnya disalah satu restoran, Boboiboy segera mengambil masker untuk menutupi wajahnya.

"Lo ikut gak?" [Name] menggeleng.

Boboiboy keluar dari mobilnya. [Name] memperhatikan tunangannya yang berjalan pergi kemudian mengalihkan pandangannya ke adiknya yang sedang tertidur pulas di belakang.

Setelah beberapa menit menunggu, Boboiboy kembali dengan kartu yang berada di tangannya.

"Ayo masuk, aya biar gua gendong."

[Name] mengangguk, kemudian turun setelah menggunakan topi dan masker.

"Lo nyewa lantai berapa?"

"Lantai atas, bawain kartu gua." Boboiboy memberikan kartu berwarna hitamnya. [Name] menerimanya dan meneliti kartu itu.

"Keluarga lo punya berapa?"

"Tiga kayaknya, gua cuma dikasih satu."

Kemudian mereka masuk ke restoran tersebut.

---

Mereka duduk disalah satu meja dilantai itu. Membuka masker dan melepaskan topi mereka, melirik gadis kecil yang mulai terbangun itu.

"Kakak...? Abang...? Dimana?" Gumam Aya yang masih mengumpulkan nyawanya, sedangkan mereka terkekeh kecil melihatnya.

[Name] melepaskan topi yang dikenakan adiknya, "Kita mau makan, Aya..." Ujar [Name] dengan lembut.

"Gak ke mall dulu?"

"Nanti selesai makan, Aya laper kan?" Ucap Boboiboy sambil membenarkan posisi duduk Aya. Aya mengucek matanya, melirik meja yang penuh daging. Matanya melebar, senang.

---

Sementara itu Ying, Fang dan Gopal sedang berada diperjalanan menuju kedai milik kakek Boboiboy yang kerap disapa Tok Abah.

"Boboiboy akhir-akhir ini aneh, 'kan?" Ucap Ying yang di angguki oleh Fang. "Dia sering tersenyum dan kelihatannya sangat bahagia..."

"Bagus dong!" Potong Gopal. "Kalian tidak mau Boboiboy yang biasanya sedingin kulkas itu jadi oven?"

Fang mendengus mendengar ucapan sahabatnya itu, "Mungkin karena tunangannya, kalian ingetkan kalo Boboiboy sudah memiliki tunangan?" Ying dan Gopal mengangguk.

"Tapi gue pengennya Boboiboy sama Yaya, bukan sama tunangannya yang misterius itu." Ujar Ying.

"Iya sih... Kalo Boboiboy sama tunangannya, Yaya pasti sedih. Dia udah suka sama Boboiboy selama empat tahun." Ucap Gopal.

"Kita tidak bisa memaksa perasaan seseorang, sayang." Ucap Fang yang mengelus kepala kekasihnya itu, sedangkan Gopal bergidik geli melihatnya.

Mereka akhirnya tiba di kedai tua itu, walaupun tua kedai itu didesain agar tetap awet. Mereka duduk dan memperhatikan Tok Abah yang sedang membuat minuman untuk mereka.

"Tok," panggil Ying yang dijawab dengan deheman dari kakek itu, "kenapa masih jualan? Bukankah ayah Boboiboy itu orang kaya?" Kakek itu terkekeh kecil.

Tok Abah memberikan minuman pada mereka kemudian duduk bersama, "Ini adalah keputusan Atok, biarkan mereka yang mengurus semuanya. Atok hanya ingin seperti ini, apalagi menjadi orang kaya tidak seenak yang terlihat. Buktinya kalian sudah tau 5 tahun yang lalu." Atok tersenyum melihat mereka.

Mereka kemudian mengingat 5 tahun yang lalu, dimana mereka bertemu dengan Boboiboy untuk pertama kalinya. Wajah yang lelah dan sepertinya mentalnya agak kacau karena latihan penerus, sehingga dia berlibur disini untuk mengistirahatkan dirinya yang akan depresi itu dan kembali ke rumahnya yang segede gaban— istana itu setelah beberapa bulan.

"Atok hanya ingin Boboiboy bisa melewati itu, dan sepertinya sekarang dia baik-baik saja." Lirih Atok yang masih bisa didengar mereka.

Gopal yang sudah menghabiskan minumannya kemudian bertanya, "Siapa tunangan Boboiboy, tok?" Yang di angguki oleh Fang dan Ying.

"Tunangannya adalah..."

Backstreet [Boboiboy X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang