19

2.3K 179 5
                                    

Sarapan dengan masakan yang dibuat oleh Boboiboy dan Aya tidak terlalu buruk. Pagi yang indah untuk menikmati hari yang tenang ini.

"Aku mau pergi ke mall sama Dahlia nanti setelah kalian pergi." Ucap [Name] yang baru saja selesai mencuci piring.

Boboiboy dan Aya yang fokus bermain terhenti mendengar ucapan [Name], "Mau dianter apa pergi sendiri?"

"Nanti Dahlia kesini, jadi gak usah khawatir."

Aya yang mendengar itu kemudian berjalan mendekati [Name], "Apa Aya bisa bertemu dengan kak Lia?" Aya memiringkan kepalanya membuat wajahnya terlihat gemas.

[Name] berjongkok menyamakan tingginya dengan sang adik, tersenyum. "Maaf Aya, kakak sama kak Lia ada keperluan mendesak jadi Aya gak bisa ketemu."

Aya menundukkan kepalanya, terlihat sedih. [Name] kemudian mengelus surai adiknya yang berwarna chocolate brown mengembang itu.

"Gak usah sedih, Aya." Ucap Boboiboy yang mendekati mereka kemudian ikut berjongkok, "nanti kita pulang setelah ke toko coklat."

Aya yang menunduk itu segera mendongak ke depan bertatapan dengan brown eyes yang tersenyum kearahnya. "Benarkah?"

Boboiboy mengangguk, Aya yang melihat itu segera memeluknya.

---

Setelah mereka berdua pergi, [Name] sendirian di rumah. Menunggu Dahlia untuk menjemputnya. Sepi, itulah suasana rumah [Name] sekarang.

Bel rumah [Name] berbunyi, ia segera beranjak dari tempat duduknya menuju pintu utama untuk membukanya.

Dahlia dengan senyum yang sangat lebar dan tas yang mengembung besar di pundaknya membuat [Name] heran, kenapa Dahlia membawa tas? Kan mau jalan-jalan ke mall bukannya ke gunung.

"Lo napa dah bawa tas segala."

"Mau belajar kan besok ujian akhir semester." Jawab Dahlia yang masih tersenyum lebar tapi kali ini agak menyeramkan, "Lo pasti lupa, ya?" Tebaknya.

Mata [Name] melebar, terkejut. Ia baru ingat kalo besok ujian!

"Gue lupa! Gimana ini!!!"

"Ya belajarlah, go blok!" Teriak Dahlia yang sepertinya sudah habis kesabarannya. "Lo gak nyuruh gue masuk? Lo pengen kita disini terus gitu."

"Eh-! Iya, silahkan masuk ndoro."

Dan disinilah mereka, duduk berdua di ruang tamu ditemani dengan tumpukan buku yang menggunung.

"Sumpah! Gue gak paham sama sekali." Gerutu Dahlia.

"Gue juga, ini gimana dah rumusnya."

"Lo yang pinter aja gak mudeng apalagi gue."

---

Keesokan harinya, rumah masih sepi seperti kemarin. Papa, Aya dan Boboiboy masih berada di kantor sedangkan mamanya di rumah temannya.

[Name] yang sudah rapi dengan seragamnya beranjak keluar rumah untuk pergi ke sekolah.

Kok ada yang kurang...

[Name] melihat sekeliling, biasanya Boboiboy yang akan menjemputnya tapi kali ini tidak bisa karena ada urusan.

Padahal ini ujian bisa-bisanya dia ijin.

[Name] mendengus pasrah, mengambil motornya kemudian pergi ke sekolah.

Well sebenarnya ini adalah rahasia [Name] dan sahabatnya— Dahlia, mereka kalo gabut sering balapan sama anak geng motor biar dapet DUIT biar bisa beli makanan. Untungnya gak ketauan, kalo ketauan bisa-bisa motor [Name] di sita.

Sesampainya di sekolah, [Name] memarkirkan motornya dan berjalan ke kantin.

Ditengah perjalanan dia menemukan Yaya yang sepertinya sedang menunggu seseorang.

Yaya? Kenapa dia disitu?

[Name] yang penasaran mengintip dari balik tembok, saat matanya masih fokus menatap Yaya. Dahlia mengagetkannya, "Duar!!!"

"An— guguk! Lo gak usah ngagetin dong!" Kesal [Name] sedangkan Dahlia tertawa puas.

"Lo ngeliatin apaan sih, serius amat." Dahlia mengikuti arah mata [Name], "bukannya itu Bu ketos?"

"Iya, tapi kenapa disitu sendirian?"

"Lo gak baca tweet anak sekolahan? Katanya ada yang suka sama Bu ketos, dan mau confess ke dia katanya."

"Really?" Dahlia mengangguk lalu mereka berdua kembali fokus ke Yaya yang sekarang berdua dengan laki-laki.

[Name] dan Dahlia yang melihat laki-laki itu terkejut, rambut berwarna dark blue dengan postur tubuh tinggi dan tegap. Semua murid perempuan di sekolah ini menjadikannya crush mereka.

"Anjir, ternyata Fathan."

"Fathan yang di crush in cewek-cewek itu? Gila banget."

(Dari pada baca [Name] sama Dahlia mending kita ke Yaya sama Fathan:D)

Fathan berdiri berhadapan dengan Yaya yang sepertinya gugup. Terlihat dari pipinya yang sedikit memerah, "Itu Yaya— maksudku Bu ketos?" Ucap Fathan yang menggoda Yaya kemudian terkekeh kecil.

Yaya yang sudah menetralkan nafasnya dan hatinya berbicara, "Kalo gak ada yang mau dibicarain, aku pergi."

Fathan tersenyum, "Come on... Aku hanya ingin mengajakmu menjadi partner ku, mau?"

(Skip skip privasi)

————

Hai guys!

Sebelumnya selamat tahun Baru!

Dan rencananya ini mau tamat dan chapter selanjutnya adalah chapter terakhir di book ini tapi up besok:D

Makasih udah ngikutin book ini dari prolog sampai epilog, lop yu sekebon guys!!!

See you next time!!!

Backstreet [Boboiboy X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang