"Bolehkah aku menjadi ayah dari anak itu?"
Bulan Juney harus merelakan masa mudanya untuk mengurus anak di luar nikah yang sedang dirinya kandung. Juney pun terpaksa mengasingkan diri, ia harus hidup dan menghidupi anaknya seorang diri di kota yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"I already miss you, even just one blink of an eye."
"Ada apa denganmu, Jupiter?"
Tepat di meja baris terbelakang kelas 2-B, Joshua dan Jupiter duduk bersama, mendengarkan materi yang disampaikan guru Sejarah yang menjadi mata pelajaran terakhir pada hari ini itu.
"Kau tampak murung sejak pulang mengantarkan Nona cantik itu semalam," lanjut Joshua, menelisik raut yang disuguhkan sang adik.
Sementara yang dibicarakan hanya bisa mendengus pasrah sembari meletakkan kepalanya di atas meja dengan lengan sebagai tumpuan. Manik kecoklatan itu memandang lurus ke arah luar jendela, menatapi birunya langit yang sepertinya hampa tanpa ditemani sang awan.
Joshua terkekeh kecil seraya mengusak surai Jupiter singkat, tak biasa melihat adik bongsornya bertingkah seperti anak kecil seperti itu. Jarang-jarang, pikirnya.
"Apa kalian bertengkar, huh?"
Jupiter mengerlingkan mata, jengah. "Diamlah, aku tidak mau mengungkit hal itu!"
Setelah itu si sulung Murphy hanya bisa menganggukkan kepala mengerti. Mata serigalanya bergerak bersama bilah bibirnya yang memberikan isyarat kepada Dihyan bahwa Jupiter sedang tidak baik-baik saja.
Mendapat kode dari Joshua, Dihyan yang duduk tepat di seberang baris mejanya itu hanya membalas dengan menggeleng-gelengkan kepala tanda bahwa dirinya juga angkat tangan.
KRING! KRING!
Bel berbunyi, sudah saatnya untuk para murid pulang. Begitu pun dengan si bungsu Murphy yang langsung beranjak dari lamunannya dan hengkang meninggalkan kelas. Mengundang tanda tanya besar di benak Joshua dan Dihyan yang kini saling menatap heran.
"Dihyan," panggil Joshua.
Sedangkan yang dipanggil kini mengangkat kedua alisnya sembari menjawab, "ada apa?"
Pemuda itu berdiri dari duduk, lalu mendaratkan bokongnya di meja yang berada di hadapan Dihyan. Gelagat Joshua membuat Dihyan penasaran, pasalnya sudah bisa dipastikan apa yang akan Joshua katakan saat ini adalah menyangkut anehnya sikap Jupiter hari ini.
"Kudengar kau memperkerjakan kasir baru di kafe milikmu?"
"Ah, maksudmu Kak Juney?"
***
Jupiter melangkahkan kaki mengelilingi rak yang terdapat di toko buku. Ia menerima tawaran Mia yang meminta dirinya untuk menemani perempuan berrambut kuncir kuda itu untuk membeli buku sepulang sekolah.