"Bolehkah aku menjadi ayah dari anak itu?"
Bulan Juney harus merelakan masa mudanya untuk mengurus anak di luar nikah yang sedang dirinya kandung. Juney pun terpaksa mengasingkan diri, ia harus hidup dan menghidupi anaknya seorang diri di kota yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"It's just A Woman and her child"
Bising lagu bergenre musik dansa elektronik memenuhi ruang. Gemerlap lampu diskotek yang berputar dengan megah sedikit menyilaukan pandang, turut memeriahkan acara menghabiskan malam yang panjang.
Berjejal-jejal orang-orang yang biasa mengenakan almamater universitas kini sedang menggoyangkan pinggul dengan pakaian nyentrik mereka masing-masing. Seolah sedang menghadiri ajang perlombaan untuk saling pamer dan menyombongkan diri. Tentu saja, yang terlihat paling menarik hari ini akan menjadi raja dan ratu semalam, dielu-elukan seantero angkatan.
"Ada apa denganmu, Juney? Nikmatilah pestanya," sapa salah seorang wanita bergaun hitam dengan segelas lemonade di tangan kanannya kepada gadis yang diketahui bernama Juney.
"Aku hanya tidak terbiasa dengan keramaian."
Bulan Juney. Salah satu mahasiswi teladan dan juga kebanggaan kampusnya dengan sejuta pesona yang ia tawarkan tanpa sadar. Paras rupawan dengan tingkah lucu yang Juney miliki mampu memikat hati banyak orang. Terlebih kaum Adam yang telah mengakui keelokan dari perempuan bersenyum manis itu.
Saat ini ia sedang menghadiri pesta reunian SMA bersama teman-teman satu angkatannya. Seorang gadis polos yang suci akan dunia malam kini perlahan mulai terseret arus pendewasaan. Juney yang tidak tahu apa-apa hanya bisa melihat teman-temannya meneguk alkohol dan berjoget di dalam balai riung hotel yang telah disulap sedemikian rupa bak kelab malam dengan disjoki yang menyita perhatian.
"Kemarilah, ada yang ingin berkenalan denganmu."
Tanpa menunggu persetujuan, Selena, wanita bergaun hitam yang juga merupakan teman Juney, tiba-tiba menyeret lengan perempuan itu, membawanya ke salah satu sisi ruang yang terlihat sedikit lebih sepi. Mempertemukan Juney dengan sosok yang tak asing untuknya, salah seorang murid idaman kaum Hawa di sekolahnya dulu.
"Hei! Kubawakan yang menarik untukmu, kujamin kau pasti akan suka."
Pria tampan dengan kharisma yang kuat itu mengulas senyum bangga akan apa yang telah Selena temukan. Sebuah mahakarya Tuhan yang selama ini terkubur bersama peti harta karun keemasan. Ya, itulah Juney, perempuan manis idaman semua orang yang selama ini terbelenggu akan ambisi akademik yang tak jarang menutupi auranya.
Namun, sekarang Juney sudah bebas terlepas. Kiranya menjadi sasaran empuk untuk disantap sang buaya sekolah, Tora Davidson dkk.