2

232 17 0
                                    

Kaira dengan segera memasuki lobi apartemennya, karena hujan turun dengan derasnya. Dengan segera Kaira berjalan, perasaannya sudah ingin segera berganti pakaian.

"Tunggu!!"

Dengan segera Kaira menekan tombol open didalam lift, saat mendengar suara seseorang.

"Terima kasih." Sapa gadis itu masuk dengan baju basah kuyub, sembari memeluk dirinya yang kedinginan.

"Kamu mau kelantai berapa?" Tawar Kaira dengan nada lembut.

"Ke...."

Seketika gadis itu pingsan membuat Kaira binggung, dan sebisa mungkin ia tak ingin panik.

"Hei.. heii.. bangun. Kamu... Astaga dia demam? Gimana nih?" Kaira tampak sedikit mulai panik saat ia tahu gadis itu sedang demam.

"Udahlah, gue bawa aja deh."

Tanpa pikir panjang, Kaira segera membawa gadis itu kedalam apartemennya. Dengan telaten Kaira merawat gadis itu, dari mengganti pakaiannya hingga menyeka gadis itu.

"Kok gue nggak asing ya sama dia?" Dumel Kaira menatap wajah gadis itu.

Namun lamunan Kaira buyar seketika, saat mendengar ponsel berdering. Dengan segera ia mencari asal suara yang baginya itu asing, mengetahui ada suara itu Kaira segera merogoh tas milik gadis itu.

"My Daddy? Aahh.. papa nya kali ya?" Dengan berani tanpa pikir panjang, Kaira segera mengangkat telepon itu.

"Anna kamu dimana? Kamu pergi tanpa pamit sama Papa."

"Ma-maaf, saya bukan Anna. Kebetulan saya bertemu Anna di lift apartemen saya tadi, dan Anna lagi lemes banget karena dia demam. Ini papanya ya?" Sapa Kaira dengan sopan.

"Iya saya Papanya. Unit nomor berapa? Biar saya jemput Anna."

"Baik saya tunggu di unit saya, Nomor 567."

Kaira terdiam sejenak melihat Anna yang baru saja ia gantikan baju, terlintas dikepala Kaira apakah gadis remaja ini baru saja bertengkar dengan keluarganya? Flashback memori Kaira sekilas terlintas bagaimana kedua orangtuanya berkelahi, hingga keduanya pergi meninggalkan Kaira sendirian.

Ting tong...
Ting tong...

Suara bel berhasil menghalangi memori kelam itu terputar, Kaira segera membuka pintu apartemennya. Namun dia masih tak percaya sosok didepannya, pria muda hampir seumur dengannya.

"Dimana putri saya."

"Disana." Kaira segera menunjuk ke arah sebuah sofa.

"Anna bangun sayang." Pria itu menguncang tubuh Anna perlahan.

"AAAARRGHHHH...!!!"

Jeritan Anna membuat Kaira segera berlari menuju suara jeritan, tampak kini Anna langsung lari berlindung dibelakang Kaira. Jujur ia tak paham situasi saat itu, namun Anna tiba-tiba terisak sambil menggenggam ujung baju Kaira.

"Anna ayo pulang." Bujuk pria itu.

"NGGAK!! NGGAK MAU!!"

"Maaf ini beneran putri anda? Nggak salah kan?"

"Apa maksud kamu? Jelas dia putri kandung saya." Kesal pria itu. "Ayo Anna."

"NGGAK!! ANNA MAU SAMA MAMA!" teriak Anna yang semakin memeluk Kaira semakin erat.

Deg...

Mama? Kaira tersentak akan pernyataan gadis remaja itu.

"Haduh dek. Maaf, tapi saya buka mama kamu." Kaira seketika perlahan melonggarkan rengkuhan Anna.

"Ayo Anna."

"No Daddy. Aku sudah bilang, aku maunya sama mama."

"STOP!! Lo siapa sih bocah? Gue bilang, gue bukan mama lo." Bentak Kaira mendorong Anna dengan kasar.

"Siapa kamu?! Berani kasar sama putri saya!"

"Maaf tuan, tapi putri anda yang mulai. Mendingan bawa keluar gih, bawa pulang sono." Kesal Kaira.

"Mama." Kini tatapan Anna berubah seakan begitu sedih menatap kearah Kaira.

"Anna, kalau kamu tetap mau disini papa nggak bisa larang kamu."

"HEY COWOK GILA." Kesal Kaira melihat pria itu pergi meninggalkan Anna yang masih tertegun duduk dilantai. "HEY LO NGGAK IKUT BOKAP LO SANA?!"

Anna tak menjawab sekata pun, ia hanya diam lalu bangkit dan langsung berjalan santai menuju dapur.

.
.
.
Bersambung...

Crazy Girl Mr.David || TREASURE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang