15

74 9 0
                                    

David menarik nafas dalam, lalu memijat pelan keningnya karena terasa pusing. David kembali memeriksa rekaman dashboard tersebut, merasa seperti ada yang kurang.

"Kenapa rekaman ini ngak ada soundnya?" Tanya David dengan tatapan dingin kearah Juan.

"Oh sorry bro. Gue lupa setting untuk itu." Sahut Juan santai.

"Bodoh! Mobil modal mewah gitu, tapi dashboard ngak guna!" Kesal David melempar ponsel Juan kearah sofa.

"Weesss...!! Santai dong Vid. Udahlah mungkin lo emang bukan jodohnya Kaira."

"Diem lo." David langsung mendudukan dirinya disofa dengan tatapan tajam kedepan. "Gue bakal cari Kaira dan Alsa, ngak akan gue lepasin." Tekad David yang hanya divalidasi oleh anggukan Juan.

David mengepalkan kedua tangannya membulatkan tekadnya, tatapan mengerikan tercipta begitu saja diwajahnya. Tampak jelas tersirat sebuah rencana yang akan David jalanan, karena ia sadar bahwa Kaira bukan sembarangan orang untuk dihadapinya.

.

Kaira menatap Alsa yang masih terlelap dengan menggemaskan, tatapan Kaira seperti penuh tanda tanya. Jemarinya sesekali menyentuh pipi cubby Alsa, tapi senyumannya tampak menyimpan sesuatu yang menyakitkan.

"Akan gue mulai dari nyokap lo dulu kali ya? Hmm... Gue penasaran." Bisik Kaira pada Alsa yang mungkin tak akan paham maksud perkataan Kaira.

"Tunggu tanggal mainnya. Tapi sialnya gue juga butuh ponsel, hm bakalan sulit kalau ngak ada ponsel." 

Kaira lalu bangkit dari duduknya, lalu sesekali mengintip kearah luar jendela yang tertutup tirai putih besar. Namun tampak pria jangkung dengan pakaian hitam, melemparkan sesuatu kedalam perkarangan rumah kecil itu. Kaira mengawasi pria itu dengan seksama, hingga pria bertopeng itu mengetuk pintu pagar perlahan. Dengan senyum miring, Kaira langsung bergegas keluar dengan tetap menyembunyikan wajahnya menggunakan hoddie, topi dan masker.

Tanpa basa basi, Kaira segera mengambil bungkusan yang dilempar pria tadi. Dengan segera membawa bungkusan itu masuk, dan membukanya. Tampak didalamnya sebuah kotak ponsel baru, dan terselip secarik kertas disana.

"Apa yang lo butuh kabarin gue, dengan ponsel itu. Lo aman sama gue, jaga diri lo."

Kaira terdiam membaca pesan itu, namun dengan segera ia sibuk dengan ponsel yang baru ia terima.

.

Sudah 4 tahun berlalu begitu saja, David belum menemukan jejak Kaira dan Alsa. Meskipun sebuah berita yang mengatakan, menemukan jasad seorang yang diduga wanita dan jasad bayi yang menjadi tenggkorak disebuah rumah kosong. Tak membuat David percaya begitu saja, dia masih bertekad untuk terus mencari Kaira dan Alsa.

"Vid, lo mau nyari apa lagi? Kan udah jelas berita tahun lalu itu..."

"Berita itu ngak tau itu jasad siapa Juan, tim forensik nggak nemuin DNA Kaira dan hanya DNA Alsa disana dan bahkan jejak Kaira juga ngak ada." Bantah David dengan tekad yang masih kuat.

"Iya gimana tim forensik tau tentang DNA mereka, sedangkan diberita itu kalau jasad wanita dalam keadaan tanpa busana. Dan jasad bayi juga udah jelas kalau lampin yang ada disekitar TKP itu milik Alsa." Jelas Juan dengan berusaha untuk meredam emosinya.

"Perasaan gue ngak yakin sama sekali." Ungkap David dengan tekadnya yang tak goyah.

"Sekarang lo harus mikirin, buat cari Prita. Dia istri sah lo, kalau lo ngak lupa itu Vid."

"PAPA!"

Teriakan itu seketika membuat David langsung menoleh kearah pintu ruang kerjanya, dan tampak seorang gadis dengan pakaian SMA menghampirinya dengan wajah penuh amarah. Bisa ditebak dia adalah Anna yang ini bukan lagi seorang remaja, melainkan pemudi yang cantik. Tak melupakan emosi Anna, Juan segera menghampiri Anna dengan penuh senyum.

.

.

bersambung...

Crazy Girl Mr.David || TREASURE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang