18

70 12 0
                                    

"Udahlah Vid, lo sejak kapan sih lihat softboy kita ini bisa serius ditengah genting darurat?" Ketus Juan memutar bola matanya, lalu duduk dikursi yang ada didekatnya.

"Kita ngobrol diluar aja, kasihan Anna dia harus istirahat sambil nunggu obat yang gue suntik tadi berefek." Ungkap Sam lalu berjalan keluar, diikuti David dan Juan.

"Lo yakin anak gue ngakpapa?" Tanya David yang terus memperhatikan, kearah ruangan tempat Anna istirahat.

"Dia kenapa sih?" Tanya Sam sembari mengambil posisi duduk disofa.

"Tim forensik kasih berita, kalau jasad itu Prita dan Alsa." Seketika Sam membelalakan matanya seperti tak percaya ungkapan David.

"Tadi ada kurir ngantar paket, isinya ponsel dan didalam ada rekaman video. Lo lihat sendiri deh, malas jelasin sama lo." Ungkap Juan menyodorkan ponsel tadi.

Sam memperhatikan isi video itu dengan seksama, hingga akhir videonya Sam merasa terkejut bahwa itu sengaja direkam seseorang.

"What?! Apaan nih?" Keluh Sam melihat akhir video itu.

"Gue yakin orang itu tau siapa gue, dan dia sepertinya mengintai salah satu dari mereka. Kaira atau Prita." Ungkap David dengan yakinnya.

"Lo masih nyimpan perasaan itu Vid? Lagian Kaira juga udah lupa semua memory, 18 tahun lalu Vid." Ucap Sam seakan mengingatkan memory yang tersimpan.

"Bener Vid, lo taukan semua udah sia-sia. Lo sekeras apapun berusaha untuk jadiin Kaira milik lo itu kayak mustahil banget Vid." Ungkap Juan mendukung maksud Sam.

"Tapi kalian tau sendiri, kejadian malam itu jelas-jelas gue bareng Kaira. Kenapa berakhir gue tidur bareng Prita? Sampai gue tau kalau malamnya Kaira loncat, dari atas Penthouses." David berusaha untuk mengingat semuanya.

.
.
Flashback...

.

David terdiam didalam mobilnya, menatap kerumunan orang didepan apartemen yang ia huni. Penampilan David seperti acak-acakan, perasaannya menjadi tak karuan membuatnya memilih untuk keluar dari mobilnya.

"Sam? Juan? Kalian kok disini?" Tanya David saat mengenali dua sahabatnya.

"Lo darimana aja sih? Gue telepon-telepon, ponsel lo ngak aktif." Kesal Juan dengan wajah hampir merah padam, menahan emosi.

"Juan, udah." Sam berusaha menenangkan Juan. "Vid lo mending ikut sekarang, kita ngobrol dijalan." Ungkap Sam merangkul David menuju mobil David.

Dalam perjalanan mereka Juan menyetir mobil dengan kecepatan tinggi, membuat David merasa tak nyaman.

"Juan, lo kalau mau mati jangan ngajak-ngajak bisa ngak?!" Kesal David.

"Justru itu, gue mau lo cepat-cepat nyusul. Meskipun gue ngak tau apa yang terjadi, kedepannya." Ketus Juan.

"Ada apa sih Sam?" Tanya David.

"Semalam lo kemana pas acara kampus?" Tanya Sam dengan khasnya yang super softboy.

"Astaga! Kaira, Sam!" David seketika mengingat tentang seseorang.

"Lo kemana sih?! Tinggal jawab pertanyaan Sam aja susah banget?!" Ketus Juan.

"Juan, udah lo nyetir aja." Tegur Sam.

"Semalam seingat gue, kalau Kaira itu nari sama gue didekat bar DJ semalam. Setelah itu kita berdua duduk di bar Counter, sambil pesan minum. Ngak lama Kai ke toilet, ya gue nungguin dia. Tapi tadi pagi gue bangun, gue udah dihotel sama Prita." Jelas David berusaha mengingat semua kejadian.

"Prita? Prita anak fakultas Akutansi?" Tanya Sam berusaha menerka.

"Kok lo bisa sama Prita? Kai gimana?!" Tanya Juan berusaha untuk menahan emosinya.

"Iya, kata Kai itu teman seangkatan dia di SMA. Gue juga binggung, kenapa gue bisa dia dihotel. Karena seingat gue, yang gue tidurin itu Kai. ARRGHHHH...!!! PRITA SIALAN!"

Seketika David tersadar bahwa dia sepertinya salah nidurin wanita, dan tanpa diduga mereka tiba disebuah rumah sakit.
.
.
.

Bersambung....

Crazy Girl Mr.David || TREASURE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang