19

56 7 0
                                    

David terdiam saat menyadari tempat tujuan mereka.

"Buruan turun!" Ungkap Juan menarik kerah baju David dengan kasar.

Juan dan Sam segera berlari seperti orang panik, tanpa mengetahui apa-apa David hanya mengikuti dua sahabatnya itu.

"Permisi, pasien jatuh perempuan atas nama Kaira Elisya." Tanya Sam kepada perawat yang ada disana.

"Pasien sedang berada diruangan operasi, setelah semua organ vitalnya stabil." Ungkap sang perawat.

David yang mendengar itu seperti merasa salah dengar, lalu segera menahan lengan Juan dan Sam.

"Apa lo berdua bilang?" Tanya David dengan berusaha untuk menahan tanggisnya.

"Kai lompat dari penthouses tadi malam, kita susulin Kai karena kita lihat dia keluar dari club sambil nanggis. Gue niat nyusulin, tapi pas gue lihat lo udah ngak ada di club. Jadi gue kira lo udah nyusulin Kai, tapi firasat gue semalam jelek banget." Jelas Sam berusaha menahan tanggisnya.

"Iya, gue yakin semalam Kai pasti ke penthouses karena cuma itu tempat tinggal yang lo kasih buat dia. Lo tau apa yang gue sama Sam temui? Kai udah lompat dari atas ketinggian yang berapa." Ungkap Juan yang terus berusaha untuk tidak emosi.

"Ngak mungkin. Kai ngak mungkin." Mendengar hal itu lutut David seketika kehilangan tenaga, hingga ia terduduk dilantai dengan airmata yang mengalir dengan derasnya.

"NO... NO.. KAIIII...!!!" David segera berlari keluar dari IGD, tanpa ragu Juan dan Sam mengejarnya.

David seketika berhenti didepan pintu ruang operasi, hanya tanggis pilu yang David rasakan hingga ia berlutut didepan pintu ruangan operasi. Juan dan Sam yang berhasil menyusul David, segera menguatkan sahabat mereka itu.

"Gue sama Juan dari malam selalu nemanin Kai dimasa kritis semalam, dan sampai pagi ini kita berdua sengaja kembali ke Apart. Karena kita yakin lo bakal balik pagi ini," ungkap Sam.

Mendengar itu David tiba-tiba menampar dirinya dengan keras, membuat Juan dan Sam tak bisa melarang David. Ditengah tanggis hancur David terus menampar dirinya sendiri, hingga pipinya memerah.

BUUKKKK...

Satu tinjuan keras dari Juan, berhasil membuat David tersungkur dilantai.

"Juan!" Sam tersentak melihat aksi Juan itu.

"Udah Sam biarin dia, biar dia rasa kalau tonjokan gue ngak sesakit yang Kai rasakan." Ungkap Juan menahan Sam menolong David.

David tak melawan sedikit pun, dia hanya menanggis merengkuh dirinya sendiri dengan pilu.

Sudah 7 jam lamanya operasi Kaira berjalan, David masih setia menunggu didepan pintu ruangan operasi. Sam dan Juan bergantian menemani David, hawa kalut dari David begitu terasa. Bahkan Juan mengobati sudut bibirnya yang luka, David seakan tak merasakan sakit.

"Vid makan dulu." Sam menyodorkan bungkusan kepada David.

"Gue belum lapar." Ungkap David terus menatap kearah pintu.

Hingga akhirnya seorang petugas keluar dari sana, membuat David segera berdiri menghampirinya dan jelas itu adalah seorang dokter.

"Keluarga dari pasien Kaira Elisya."

"Saya walinya, dokter." Ungkap David dengan penuh harap.

"Anda suaminya?" Tanya dokter itu.

"Saya pacarnya? Ada apa dengan Kaira dokter?!" David semakin gelisah.

"Saya butuh bicara dengan keluarganya." Ungkap dokter itu, mendengar itu David seakan hampir naik pintam.

Tapi Juan berusaha menenangkan David, dan terus merangkul David.

"Maaf dokter, Kaira hidup sebatang kara. Dan dia hidup bersama pacarnya, David." Jelas Sam dengan sopan.

Dokter itu menatap David dengan penuh arti, dan mulai menarik nafas perlahan lalu mendekati David.
.
.
.
.
Bersambung...

Crazy Girl Mr.David || TREASURE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang