36

63 9 0
                                    

Bab kali ini mengandung unsur dewasa 18+
harap kebijakan para pembaca
Terima kasih

Kaira hanya bisa diam, hingga Anna mulai tenang. Kaira hanya memberikan tatapan tak bisa diartikan, Anna berusaha membawa dirinya untuk tetap tenang.

.

Pemakaman Sam berjalan dengan hening, satu persatu pelayat mulai bubar hingga tersisa Juan. Tak ada yang bisa melihat isi tatapan Juan dibalik kacamata hitamnya, namun jemarinya terus mengusap nisan Sam dengan rasa kehilangan.

"Sam, gak perlu gue mengotori tangan gue. Dan lo adalah salah satu yang ingin ambil apa yang gue punya, lo terlalu banyak sandiwara Sam." Bisik Juan sendirian.
.
.
.
Memory...

"Juan, nanti kalau...."

"Ssstt... David ngak bakal tau Kai." Bisik Juan sembari memeluk Kaira dengan lembutnya.

"Juan, tapi gue takut." Keluh Kaira membalas pelukan Juan.

"No Honey. Semua baik-baik saja, ok?" Ungkap Juan yang langsung mencium bibir Kaira.

Keduanya bercumbu mesra, hingga tanpa sengaja Sam memergoki mereka berdua lalu pergi.

"Juan, tadi itu Sammy lihat kita."

"Kamu cepat cari David, aku susul Sam."

Dengan segera keduanya pergi, dengan tujuan masing-masing.

"SAM! SAMMY! BERHENTI!" teriak Juan hingga menghentikan langkah Sammy.

"Sini!" Juan segera menarik tangan Sam, pergi kesuatu tempat.

"Apa yang lo lihat!" Tanya Juan.

"Sejak kapan? Lo sama Kai?" Tanya Sam tak berbasa basi.

"Baru hari ini." Ungkap Juan berdusta.

"Lo yakin?"

"Sam gue cuma mau jujur sama perasaan gue ke Kai, tapi semua percuma. Dan please jangan kasih tau David tentang ini, gue mohon." Pinta Juan yang langsung berlutut dihadapan Sam.

"Juan, lo apa-apaan sih? Berdiri!" Sam berusaha mengangkat Juan namun tak sanggup.

"Gue bakalan seperti ini, sampai lo janji merahasiakan semua yang lo lihat tadi." Pinta Juan memohon.

"Gue akan rahasiakan, asal lo bantu gue sesuatu." Ungkap Sam.

"Apa?" Tanya Juan penasaran.

"Ikut gue." Ajak Sam, dengan segera Juan mengikuti Sam.

Hingga Juan tau kemana Sam membawanya, sebuah tempat yang ia tak pernah tau itu dimana dan tampak seperti gudang.

"Sam ini tempat apa?" Tanya Juan penasaran.

"Lo tenang aja, disini aman." Ungkap Sam semakin membuat Juan binggung.

"Juan, gue cuma mau lo melakukan satu hal untuk tutup mulut gue." Ungkap Sam yang mengikis jarak antara dia dan Juan.

"Lo bertele-tele Sam. Lo bilang lo mau apa?!" Kesal Juan mendorong Sam pelan.

"Yang perlu lo tau, kalau gue bisek*ual." Mendengar ungkapan Sam membuat Juan tertegun.

"Maksud lo apa? Lo mau gue apa?!" Tanya Juan mulai panik.

"Puasin gue bentar." Ungkap Sam membuka bajunya tepat dihadapan Juan.

"Lo gila Sam! Lo gila! Gue laki-laki normal, gimana bisa?! AAARRGGHHH...!!!" Kesal Juan semakin frustasi.

"Gue bisa telpon David sekarang." Ungkap Sam yang langsung mengambil ponselnya, dan dengan segera dirampas oleh Juan.

"Ok! Tapi ingat ini pertama dan akhir." Ungkap Juan dengan airmatanya mengalir perlahan.

"Thanks Juan, ya anggap aja lo lagi sama perempuan." Bisik Sam.

.
.
Back memory...

"Lo buat gue mengalami masa buruk Sam, dan buat gue pengen bun*h lo. Tapi, kayaknya gue ngak perlu melakukan itu lagi." Ungkap Juan menarik nafas panjang.

"Bye Sammy."

Juan segera pergi meninggalkan pusaran makam Sam, namun langkahnya terhenti setelah ponselnya berdering.

"Halo. Baik saya kesana sekarang." Juan segera pergi.

.

Juan duduk menatap kosong kedepan disebuah bilik, yang tak asing disuatu tempat tahanan. David memasuki bilik itu dengan wajah tak terurus, baru beberapa hari sudah terlihat lusuh.
.
.

.

.
Bersambung....

Crazy Girl Mr.David || TREASURE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang