My Little Secret : Chapter 11

476 54 9
                                    

Tak tahu kenapa, tak peduli apa yang terjadi. Chan kini berlari sembari menggendong Minho yang sakit. Tak tahu apa yang akan terjadi, tapi Chan tak ingin mengecewakan dia kali ini.

Tubuh Minho masih panas dapat Chan rasakan, detak jantungnya juga sangat cepat. Sejam penuh dia berjalan tanpa berhenti, akhirnya sampai di mana sang ibu berada.

Sesekali Chan menatap wajah Minho yang kini menempel di dadanya. Matanya terpejam dan berair.

"Ibu!! Ibu" panggil Chan sembari mengetuk pintu rumah. Karena sudah malam, respon si pemilik rumah agak lambat. Namun, tak lama kemudian pintu akhirnya dibuka dari dalam.

"Chan ada...Minho!!" Teriak wanita itu ketika melihat orang yang digendong Chan sekarang. Tanpa berpikir panjang wanita itu membawa mereka masuk ke dalam.

"Chan dia kenapa?" Tanya wanita itu.

"Dia sakit ibu" katanya. Minho kini direbahkan ke kasur yang menjadi tempat tidur dari wanita itu.

"Kau panas sekali, Minho ayo bangun" kata wanita itu cemas dan takut. Tiba-tiba mata Minho terbuka, pria manis itu langsung tersenyum. Dia sangat merindukannya.

"Kau kenapa? Kenapa tubuh mu?" Tanyanya.

"Ibu aku merindukan mu" katanya. Wanita itu langsung menangis dia kini memeluk Minho dengan erat.

"Aku juga, kenapa kau bisa sakit. Ibu akan merawat mu" katanya. Minho tiba-tiba menggeleng sembari memegang tangan wanita itu.

"Ibu aku lelah, tidak usah repot-repot. Aku hanya ingin bertemu dengan mu" katanya. Di belakang sana Chan melihat semuanya, selama ini begitu teganya dia dengan pria ini. Chan sudah menghancurkan hidupnya karena dendam yang miliki.

"Chan ambil air" kata wanita itu. Chan langsung berlari keluar meninggalkan mereka.

"Minho jangan mengatakan itu, kita itu keluarga. Kau anak ku, aku sangat menyayangi mu. Tolong jangan tinggalkan aku" katanya. Minho diam, tapi dirinya seperti tak sanggup lagi. Daripada membebani orang lebih baik dia mati saja.

"Aku sudah lelah itu, aku lelah" katanya. Tangisan terdengar dari wanita itu, dia memeluk Minho erat. Di umur yang masih belia Minho sudah mendapatkan beban hidup yang begitu sulit ini.

"Tidak, kau harus sembuh. Sekarang kau tinggal di sini bersama ku. Jangan kembali ke neraka itu, diam saja di sini temani aku. Aku juga tak akan membiarkan Chan mendekati mu" katanya.






______






Setelah malam itu, Minho kini kembali tinggal dengan wanita tapi tidak dengan Chan. Sang ibu melarang Chan untuk mendekati dan berbicara dengan Minho.

Di sisi lain, Chan merasa tantrum. Tiap saat dia merasa ingin melihat pria itu. Tapi dia sadar, Minho akan sakit saat dekat dengannya.

"Sudah cukup Bang Chan" gumamnya sembari menampar wajahnya. Memang penyesalan selalu datang di akhir. Jika saja dulu dia tak menyia-nyiakan Minho mungkin sekarang keluarga kecilnya sudah lengkap dengan kehadiran sang buah hati.

"Ayo ikut Chan" kata salah satu rekan kerjanya. Chan menoleh sembari menaikan alisnya.

"Ke mana?" Tanya pria itu. Mereka tersenyum dan menarik Chan untuk pergi ke suatu tempat.

Ternyata mereka pergi ke pasar untuk membeli sesuatu. Mereka ternyata mencari hadiah untuk pasangan mereka.

"Kenapa diam, ayo beli sesuatu untuk istri mu" kata mereka. Chan meneguk salivanya, apa dia masih pantas dikatakan sebagai seorang suami?

"Chan kau sudah menikah?" Tanya salah satu orang yang bernama Juyeon. Yang lain tertawa pelan.

"Dia menikah setahun yang lalu, tapi Chan di mana istri mu? Apa dia cantik? Kami seperti tak pernah melihat wajahnya" kata yang lain. Chan hanya mengangguk saja, memang pernikahannya dengan Minho hanya dilakukan dengan rahasia dan dihadiri oleh beberapa tetangga terdekat saja.

Chan kini mulai berkeliling, jujur dia sangat bingung. Pertama kalinya dia membeli hadiah untuk Minho. Chan tak pernah tahu apa yang Minho suka dan apa yang dia mau. Saat tinggal bersama mereka pun tak pernah mengobrol santai. Chan hanya datang pada Minho saat dia butuh seks saja.

"Aku begitu jahat" kata Chan tiba-tiba.

"Tuan apa kau butuh sesuatu? Atau memang mencari hadiah?" Tanya orang toko di sampingnya. Chan pun menoleh dan mendekat ke arahnya.

"Iya aku mencari hadiah" katanya.

"Untuk pacar mu?" Tanyanya.

"Tidak untuk istri ku, aku bingung karena tidak pernah memberikan sesuatu padanya" kata Chan. Pria itu tersenyum dan mengeluarkan sesuatu dari raknya.

"Kalian sudah punya cincin pernikahan? Sekarang sedang ramai orang menggunakan cincin pasangan setelah menikah" katanya. Chan baru sadar jika saat ini dia ada di sebuah toko perhiasan.

"Menurut mu apa dia mau memakainya?" Tanya Chan. Pria itu terkekeh pelan mendengar ucapan dari Chan.

"Tentu, jika kau tulus memberikannya dia pasti akan menerima" katanya. Chan pun mengangguk dan memilih satu yang dia suka.

"Cobalah pergi ke toko bunga dan cokelat, biasanya mereka juga suka itu" lanjutnya. Chan mengangguk dan menunduk memberikan hormat padanya.





_______





Chan merasa ragu sembari membawa hadiah yang dia bawa. Takut jika sang ibu tak membiarkan dirinya bertemu dengan Minho. Setelah membeli hadiah, Chan langsung pergi ke sana. Namun, di perjalanan tak sengaja dia berpapasan langsung   dengan Minho.

"Minho" panggil Chan, pria manis itu menoleh pelan. Wajahnya langsung berubah saat melihat Chan.

"Iya? Aku tidak bisa lama-lama" kata Minho. Chan melihat kedua kaki Minho basah sepertinya tadi dia ke sungai untuk mencuci pakaian.

"Aku ingin memberikan sesuatu" kata Chan langsung dengan gugup. Minho langsung melihat bawaan Chan.

"Ohh mau menitipkan barang untuk ibu?" Tanya si manis. Chan menggeleng, pria itu memberanikan dirinya memegang tangan Minho.

"Tidak Minho, apa bisa kita bicara sebentar di tempat lain?" Tanya Chan. Minho sebenarnya agak ragu, tapi dia pun mengangguk tidak bisa menolak.












TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

MY LITTLE SECRET [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang