Minho kini tidur di kamar Chan setelah mereka menikah. Memang Chan setuju, tapi saat ada Minho dia selalu keluar dan tidur di tempat lain. Dan selalu kembali saat dia ingin memuaskan nafsu bejatnya.
Pada suatu malam juga, pria itu pernah tak pulang ke rumah. Minho tak ambil pusing, lagupula dia menikah bukan karna cinta tapi karena dirinya dihamili oleh pria itu.
Cuaca hari ini begitu cerah, siangnya pun terasa agak gerah dan menyengat. Minho diam seharian di rumah, ibunya tak mengizinkan untuk ikut ke ladang. Karena kehamilan Minho yang semakin nampak dan membesar membuat dia harus banyak sekali istirahat.
"Kenapa gerah sekali?" Gumam pria muda itu sembari mengusap wajahnya yang penuh keringat. Wajah cantik dan manis yang tak semua orang punya.
"Aku seperti ingin berendam di telaga" gumam si manis. Saking inginnyabdia sampai terus memikirkan telaga itu.
Tanpa berpikir panjang, Minho keluar rumah dan berjalan ke tempat yang ingin dia datangi. Kakinya seperti kilat berjalan melalui jalanan setapak menuju tempat tujuan.
"Ayo lagihh"
Suara aneh itu terdengar ketika Minho sampai di hamparan kebun bambu itu. Memang jam segini jalanan itu sepi karena banyak orang tengah beristirahat sekarang.
Mata Minho tiba-tiba fokus ke sebuah titip di mana suara itu terdengar. Minho melihat ada pasangan laki dan perempuan kini tengah bersenggama di saja.
Mata Minho tak sengaja bertatapan dengan pria itu. Tatapan tajam itu membuat Minho memalingkan wajahnya, dua pun tanpa berpikir panjang pergi dari sana.
Minho tersenyum saat sampai di tempat itu, tanpa berpikir panjang pria manis itu membuka semua pakaiannya dan turun ke air.
Ketika tubuhnya mengenai air sensasinya sangat luar biasa. Dingin dan menyejukan, seperti tak ingin keluar dari sana sekarang. Minho duduk di sebuah batu hingga tubuhnya terancam hingga di leher. Dirinya kini memejamkan matanya menikmati suasana itu.
Tiba-tiba Minho mendengar suara seperti seseorang masuk ke dalam air. Matanya kini terbuka menatap hal di depannya.
"Kau menunggu seseorang pasti di sini" katanya. Minho tak menjawab, dia kini menunduk sembari memeluk dirinya. Pria itu melepaskan pakaiannya dan mendekat ke arah Minho.
"Kenapa? Kau melihat ku tadi kan?" Tanya pria itu. Minho berusaha menjauh dari sana, tapi tiba-tiba tubuhnya dipegang oleh pria itu.
"Mau ke mana istri?" Tanya Chan. Minho berusaha melepaskan dirinya tapi pria itu memeluknya dari belakang.
"Kita sudah melakukan seks dengan berbagai gaya, bagaimana jika coba di sini?" Tanya pria itu. Minho kini menegang saat merasakan penis Chan menusuk bokongnya seperti biasa tanpa permisi atau pemanasan.
"Tidak kak, aku tidak bisa" kata Minho berusaha melepaskan dirinya. Chan kini memegang perut Minho dan merabanya di dalam air. Entah kenapa hal itu membuat Minho diam.
"Kau suka disayang seperti ini kan?" Tanya Chan. Minho tak bisa bohong, tapi dia lemah dengan sentuhan lembut itu.
"Aku janji tidak akan sakit" bisik Chan. Minho pun luluh, dia akhirnya mengangguk setuju. Matanya kini dipejamkan sembari meremas tengan Chan yang memegangi dirinya.
"Ahhh hikhhh" Minho terkejut saat benda itu masuk ke dalam dirinya. Rasanya aneh dan sesak, air telaga seperti ikut masuk ke dalam.
"Nghhh hmmmm nghhh" Minho berusaha menyembunyikan dirinya. Tak ingin orang lain melihat mereka.
"Ahhh" Minho terkejut saat Chan melepaskan miliknya dan membalik tubuh Minho menghadap ke arahnya.
"Hmmm" Minho mendapatkan serangan di bibirnya. Chan melumat bibir Minho dengan intens dan agak brutal. Tubuh Minho kini diangkat ke gendongan.
"Nghhhh ahhh kak" Minho nendesah saat Chan menusuk dirinya lagi. Posisi ini membuat Minho tak nyaman, penis Chan seperti menjuang tegak di perutnya.
"Kak ahhh lepaskan ahh ampun" rintih Minho sembari memegang wajah Chan. Matanya sudah penuh air mata, padahal dia hanya ingin berendam di sini tapi tak disangka pria itu mengikutinya.
"Tapi aku suka, ini nikmat" kata Chan yang kini menyesap puting Minho. Si manis menutup mulutnya menahan semua rangsangan itu. Saking candunya, Chan tak sadar kini waktu sudah berjalan satu jam. Tubuh Minho pun juga sudah lemas karena serangan bertubi-tubi darinya.
"Apa ada orang?" Suara itu membuat keduanya terkejut. Chan langsung berlari keluar dari air dan mengambil pakaian mereka. Pria itu membawa Minho bersembunyi di semak.
"Ahh. Pakai pakaian mu" kata Chan. Minho kini agak kesusahan karena permainan tadi membuat tubuhnya masih bergetar hebat.
Karena ulah Chan tadi membuat Minho malamnya menjadi demam. Hal terburuk adalah hanya mereka berdua yang berada di rumah.
Minho kini berbaring ke menyamping dengan tubuh mengigil. Dia juga merasakan gerakan bayinya sangat aktif dari biasanya.
"Hai minum air dulu" kata Chan sembari menggoyangkan tubuh Minho. Si manis tak menjawab, dia masih mengigil sekarang. Melihat keadaan Minho membuat Chan jadi cemas.
"Minho" panggil Chan dengan lembut. Pria manis itu masih sama mengigil, Chan pun berusaha membangunkannya.
"Kak dingin sekali ahh" katanya dengan menutup mata. Chan langsung mengambil gelas dan mengarahkannya ke bibir Minho.
"Minum dulu, setelah itu aku akan menghangatkan mu" kata Chan. Minho menurut memegang gelas itu lalu meneguknya sampai kandas.
Chan kini merebahkan dirinya ke kasur, dirinya kini ikut berbaring dan memeluk Minho dengan erat. Minho menempelkan wajahnya ke dada Chan yang hangat. Rasanya benar-benar sangat nyaman.
Chan mengusap bahu Minho berusaha untuk menidurkannya. Mau bagaimana pun ini adalah ulah dirinya. Jika sang ibu tahu maka tamatlah riwayat Chan.
"Terima kasih kak" tiba-tiba Minho mengatakan itu dengan nada lemah. Chan tak menjawab, wajahnya kini dia tempatkan ke rambut si manis.
"Iya" bisik Chan sembari menutup mata.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LITTLE SECRET [BANGINHO] ✔️
FanfictionSebelum baca wajib follow akun author !!! Sebuah rahasia yang disimpan oleh Bang Chan. Seorang pria pribumi yang memiliki dendam yang kuat kepada para penjajah karena kematian sang adik. Suatu hari, dia menyelinap ke rumah salah satu penjajah yang s...