Chan terdiam mendengar pertanyaan itu, dia seketika juga merasa gugup dan canggung. Belum pernah dia terpojok seperti ini.
"Aku sudah memaafkan mu, jadi tak perlu seperti ini" kata Minho. Chan mendekat dan memberanikan dirinya menatap wajah manis itu.
"Minho, maafkan aku. Aku terlalu tidak tahu diri, seperti aku mulai mencintai mu" kata Chan. Minho langsung mundur sembari melepaskan tangan Chan.
"Jangan. Jangan lakukan itu" kata Minho dengan berkaca-kaca. Chan kini berusaha mendekat.
"Tapi ini soal hati, aku pun tak bisa mengontrolnya" kata Chan. Minho pun menatap Chan.
"Bukan, mungkin kau merasakannya karena kau merasa bersalah. Atau kau hanya ingin seks dengan ku. Jadi sebaiknya pikirkan baik-baik" kata Minho. Kebetulan di depan sana ada sang ibu.
"Ibu aku datang" kata Minho berlari ke sana meninggalkan Chan.
_____
Pagi itu, Minho sadar jika kedua orang di rumah itu sudah pergi ke ladang. Agak sedih karena Minho tak dibangunkan dan tinggal sendirian di sana.
Tiba-tiba telinganya mendengar suara pintu diketuk dari luar rumah. Minho sumbringah, pria manis itu berlari ke sana dan membukanya.
"Ibu ada..." Minho langsung diam, bukan sang ibu tapi itu adalah Chan.
"Boleh aku masuk?" Tanya Chan. Minho kini mengangguk pelan dan Chan pun masuk ke dalam.
"Aku merasa malu mengatakannya malam itu. Sepertinya terlalu jauh kan?" Tanya Chan duduk. Minho kini duduk di samping Chan.
"Apa kita bisa berteman?" Tiba-tiba Chan mengatakan itu. Walaupun status mereka adalah suami istri tapi tak ada cinta dari keduanya.
"Iya" kata Minho. Chan tersenyum dan memegang tangan Minho.
"Tolong jangan takut, aku berjanji tidak akan menyakiti mu lagi" katanya. Minho memberanikan dirinya untuk membalas senyuman itu dan mengangguk.
______
Minho nampak berbinar ketika melihat hamparan kebun buah anggur di depannya. Air liurnya seketika menetes ketika melihat buah-buah yang mengkilat keunguan di depannya.
"Kau menunggu apa lagi?" Tanya Chan yang kini ada di sampingnya. Minho menatapnya sekilas, Chan kini memetik satu biji anggur itu dan memberikannya pada si manis.
Minho refleks membuka mulut saat Chan memasukan buah itu ke sana. Minho mengunyahnya, ketika buah itu meledak di mulutnya dia langsung berbinar.
"Enak sekali" katanya gemas. Chan pun mempersilahkan Minho untuk langsung terjun ke sana.
Setelah hari itu mereka habiskan untuk memetik buah tersebut. Perut Minho kini sudah begah penuh dengan buah kesukaannya.
"Minho sepertinya cukup, ayo kembali" kata Chan sembari memegang bakul penuh buah itu. Minho sebenarnya sangat senang, berkebun adalah hobi harunya sekarang.
"Kak kita petik lebih banyak ya" katanya. Chan kini tersenyum kemudian mengusap rambut Minho dengan lembut.
"Pulanglah, sebelum ibu tahu. Dia akan memarahi ku jika aku dekat menemui mu" katanya. Minho pun akhirnya mengangguk, sejauh ini dia sudah agak tidak takut dengan Chan.
Hari-hari mereka habiskan bersama, setelah pulang dari bertugas. Chan menemui Minho secara diam-diam dan mengajaknya pergi ke suatu tempat.
"Kak aku sudah bawa bekal" kata Minho memperlihatkan bawaannya. Chan kini mengangguk sembari membawa alat pancing itu. Rencananya dia akan membawa Minho untuk memancing di pinggir danau.
Suara teriakan mereka membuat suasana sore menjadi ramai. Walaupun hanya berdua tapi keduanya nampak sangat asik dan nyaman.
"Tunggu, coba aku pegang" kata Minho mengambil ikan itu. Chan memberikannya pada Minho dengan hati-hati karena licin. Namun tiba-tiba Minho terkejut saat ekor ikan itu menepis pipinya nyaris seperti sebuah tamparan.
"Arhhhhh sakit" gumam Minho sembari melepaskanya hingga si ikan kembali jatuh ke air. Chan terkekeh pelan melihatnya, wajah Minho nampak sedih dan pipinya merah.
"Sudahlah, kita sudah dapat banyak" ujar Chan sembari mengusap pipi Minho yang basah. Chan tersenyum melihat wajah manis itu, semakin lama Minho membuatnya semakin jatuh dan lemah.
"Ayo kita panggang dia" kata Chan. Keduanya kini ada di rumah Chan memanggang ikan hasil tangkapan mereka.
"Ibu hari ini pergi membawa nenek ke rumah sakit, jadi dia tak pulang" tiba-tiba Minho mengatakan itu. Chan tersenyum dan mengangguk sembari meniup ikan yang sudah matang.
"Ayo coba" kata Chan menyuapi Minho, si manis kini membuka mulutnya. Saat mengunyah dia tersenyum manis karena senang.
"Coba kau coba juga" kata Minho pada Chan. Pria itu mencobanya dan mengangguk, ikan bakar memang tak pernah gagal.
Setelah acara makan mereka selesai, kini Minho masih sibuk membereskan semuanya. Sekilas dia mendengar suara batuk dari kamar mandi di mana Chan berada sekarang.
"Kak kau baik-baik saja?" Tanya si manis. Tak ada jawaban, Minho meneguk salivanya. Hatinya entah kenapa kini cemas dan takut. Tak lama setelah itu, Chan keluar dengan tubuh basahnya.
"Minho tunggu ya, aku akan mengantar mu ke ibu" katanya. Minho mengerjapkan matanya dan mengangguk canggung.
______
Minho kini duduk di tempat biasa di mana dia dan Chan bertemu. Kemarin Chan sudah janji akan membawanya pergi ke sungai untuk memancing lagi.
Di tangannya kini sudah ada bekal untuk mereka berdua. Dua jam sudah berlalu, tapi Chan tak menampakkan batang hidungnya.
"Apa masih bekerja?" Tanya si manis. Detak jantung Minho tiba-tiba cepat, hatinya seperti merasa cemas. Apa terjadi sesuatu pada Chan saat dia ke sini?
"Aku akan pergi ke tempat dia bekerja" katanya.
TBC
Jangan lupa vote dan komen ya
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LITTLE SECRET [BANGINHO] ✔️
FanfictionSebelum baca wajib follow akun author !!! Sebuah rahasia yang disimpan oleh Bang Chan. Seorang pria pribumi yang memiliki dendam yang kuat kepada para penjajah karena kematian sang adik. Suatu hari, dia menyelinap ke rumah salah satu penjajah yang s...