My Little Secret : Chapter 3

404 47 3
                                    


Suara ledakan terdengar, kini penduduk pribumi sudah mulai memancarkan beberapa aksi untuk memukul mundur para menjajah. Bantuan sudah datang dari pusat dan sekutu.

Semangat menggelora dari seluruh penduduk termasuk para kaum muda yang pasukannya dipimpin oleh Bang Chan.

"Setengah pasukan dari mereka sudah musnah" kata Chan saat menjelaskan strategi yang akan dilakukan selanjutnya. Mereka semua sangat senang, sepertinya kemerdekaan sudah di depan mata.

"Besok kita langsung serang markas gubernur, kita bunuh si tua bangka itu hingga pasukan mereka akan semakin lemah" jelas Chan. Mereka langsung bersorak penuh semangat.

Hari di mana eksekusi pun dilaksanakan, dalam setengah hari mereka sudah bisa meluluh lantahkan markas para penjajah.

"Lourenz keluar kau!!!" Teriak Chan. Emosinya kini sudah di ambang tertinggi mengingat keduanya adalah musuh bebuyutan.

Pria yang dipanggil kini keluar dengan wajah agak panik. Pria berumur sekitar lima puluh tahunan itu menatap dirinya.

"Akhirnya kau datang si serigala hutan" katanya tersenyum. Sudah sangat lama dia mengincar Chan.

"Iya ini aku, kini aku akan mendapatkan mu" kata Chan. Pria itu tersenyum sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apa yang bocah ingusan ini akan lakukan?" Tanyanya mengejek. Chan meremas kedua tangannya ingin langsung merobek mulut sialan itu. Melihat mereka membuatnya ingat dengan sang adik.

"Anak mu ada pada ku, jika kau menginginkannya kembali maka serahkan diri mu" katanya. Pria itu agak terkejut sedikit namun dia langsung tersenyum.

"Lino?" Tanyanya. Chan pun mengarahkan senapannya pada mereka.

"Serahkan diri mu, jika tidak aku akan membunuhnya" kata Chan. Pria itu kini tersenyum. Tiba-tiba beberapa kapal udara terbang di atas mereka.

"Ambil saja jika kau mau?" Katanya sembari melempar sebuah benda di arah Chan dan pasukannya seketika asap mengepul di mana-mana.

"BANG CHAN!!" Suara panggilan itu langsung terdengar. Chan kini masih berusaha membuka matanya yang perih.

"Changbin?" Tanya Chan melihat temannya itu dengan sebuah surat resmi.

"Sekutu mengatakan para menjajah akan pergi dari sini, karena jika tidak negara mereka akan dihancurkan" katanya. Chan yang tadinya emosi kini terdiam.

"Mereka semua sudah kalah Chan" katanya. Semua orang di sana menatap satu sama lain. Apa kini mereka sudah menang?

Semua orang yang ada di sana kini duduk berkumpul sembari mendengarkan siaran dadi radio klasik itu. Berita kemenangan dan kemerdekaan negeri mereka kini disiarkan di seluruh dunia.

"Akhirnya kita merdeka" kata salah satu dari mereka. Semuanya sangat bersyukur, karena sudah puluhan tahun mereka mendapatkan penjajahan.

"Kita akan rayakan" kata Chan sebagai sang pemimpin pasukan.








____





Perut Lino kini sudah bersuara beberapa kali. Tak tahu sudah berapa lama dia tinggal di sana. Tak ada makanan atau minuman yang diberikan padanya.

Dirinya hanya bisa meneguk saliva untuk membasahi tenggorokannya. Mata abu-abu itu juga kini ditutup oleh sebuah kain hitam membuat semua pandangan nampak gelap.

Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka dari luar. Si manis refleks menolehkan kepalanya.

"Siapa kau?" Suara lembut terdengar, bukan suara lelaki tapi seorang perempuan. Langkah kaki itu semakin lama semakin mendekat ke arah dirinya.

"Kenapa kau bisa ada di sini?" Tanya wanita itu. Lino langsung menunduk, dia sangar takut dengan mereka.

Tiba-tiba penutup matanya dilepaskan, nampak seorang wanita paruh baya kini terjongkok di depannya.

"Lapar" kata itu yang bisa Lino katakan, tubuhnya sudah sangat lemas dan sakit.

"Ayo kita cari makanan" ujar wanita itu sembari melepaskan ikatan di kedua tangan Lino.


Minho makan dengan sangat lahap, tak peduli apa yang wanita itu pikirkan sekarang. Bukannya marah dia nampak sangat mengasihani dirinya.

"Sejak kapan kau di sana nak?" Tanya wanita itu. Lino diam sambil menggelengkan kepalanya. Wanita itu tiba-tiba mendekat dan mengusap rambut cokelat Lino dengan sayang.

"Apa Chan yang membawa mu?" Tanyanya. Lino tak menjawab takut.

"Baiklah, makan lah dulu setelah itu aku akan memandikan mu" katanya dengan lembut. Lino menatapnya, pandangan wanita itu seperti sangat keibuan. Padahal baru saja bertemu tapi Lino sudah merasa nyaman.

Lino berdiri membelakangi wanita itu, tubuhnya kini sudah telanjang. Wanita itu mengguyurnya dengan air hangat dan membersihkannya dengan lembut.

"Kulit mu bagus sekali, sangat bersih" pujinya sambil menggosok kulit punggung si manis. Wanita itu tersenyum pelan, melihat anak ini mengingatkan dia dengan putranya yang sudah meninggal.

"Nama mu siapa?" Tanyanya. Lino mengigit jarinya dan menelan ludah.

"Lino" jawabnya singkat. Wanita itu pun tersenyum sembari menguyur tubuh Minho untuk membilas sisa sabun.

"Kau jangan takut, aku tidak akan menyakuti mu Lino" katanya. Pria manis itu pun menunduk sembari meremas jemarinya.

"Rumah mu di mana?" Tanyanya lagi. Minho pun memegang tangan wanita itu.

"Nyonya apa bisa mengantar ku pulang?" Tanya pria manis itu.

Keduanya kini berdiri di depan tumbuhan rumah yang sudah terbakar hangus itu. Lino berusaha menatap ke sekeliling, sepertinya benar di sinilah rumahnya.

"Kau tinggal di sini?" Tanya wanita itu sembari merangkul tubuh kecil Minho. Pria manis itu mengangguk cemas.

"Lino sebaiknya kita kembali" kata wanita itu dan menarik Lino pergi dari sana.




_____







Dengan tubuh yang masih mabuk, Chan berlari pulang ke tepat sang ibu. Dirinya sangat bersenang-senang malam ini. Tak sabar melihat wajah keluarga satu-satunya itu.

"Ibu mu sudah pulang Chan, setelah mendengar berita kemerdekaan dia memutuskan pulang" kata seorang pria tua yang juga tinggal di tempat perlindungan itu. Chan pun mengangguk dan langsung berlari ke rumah.

Rumah yang tak seberapa masih berdiri kokoh, di mana dia dan keluarganya dulu bersama. Chan tanpa basa-basi mengetuk pintu rumah.

"Chan?" Tanya seseorang di belakangnya.

"Ibu?" Tanya pria itu melihat sang ibu bergandengan dengan seorang pria manis berambut cokelat familiar.

"Kau mabuk?" Tanya wanita itu ketika menghirup aroma alkohol dari bibir sang anak.











TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

MY LITTLE SECRET [BANGINHO] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang