Moonlight and Butterflies - 25

177 16 0
                                    

-Jatuh-
.
.
.

🌕🦋

Tak ada hal yang lebih menyakitkan bagi Yujin selain melihat orang yang disayanginya terluka.

Sakit

Kesal

Sedih

Marah

Perasaan itu bercampur menjadi satu, menggenang di hati lelaki ini.

Yujin terbaring di kasur, menatap langit kamar dengan perasaan nanar. Isi pikirannya begitu berantakan saat mengingat kejadian pagi tadi.

"Dibanding dengan perasaan ku ini, dia pasti lebih hancur lagi." Yujin memukul dadanya sesak. Sesak sekali, rasanya dia ingin berteriak.

"Aku ingin menjaganya, aku ingin menyayanginya, aku ingin dia tetap aman, aku ingin dia tersenyum, aku tidak ingin melihatnya menangis." Bergumam tentang perasaannya membuat Yujin makin menderita.

Dia duduk di ujung kasurnya, "Aku ingin memeluknya, mengatakan jika semuanya akan baik-baik saja." Yujin menatap telapak tangannya, lalu merengkuh angin di depannya, seolah sedang memeluk seseorang. "Jangan menangis Gaeul, ada aku di sisi mu."

Tok tok tok

Pintu kamar itu terbuka, tampak seorang gadis berdiri di ambang pintu dengan wajah yang sama nanarnya dengan dirinya.

"Kak," Gadis itu berjalan masuk mendekati Yujin.

Liz menjangkau tubuh kakaknya itu, lalu memeluknya lembut, mencoba menenangkan hati yang sedang terluka ini.

"Kakak sayang sama Gaeul." Tutur Yujin saat Liz memeluknya tenang.

"Abel tau kak." Liz membalas lembut.

"Tapi kakak ga bisa jaga dia, dia ketakutan, dia menangis, hati kakak jadi sakit banget dek." Yujin terisak meneteskan bulir bening dari pelupuk matanya.

Liz mendengarkan semua keluhan kakaknya itu, dia mengerti dengan situasi ini. Sekarang tugasnya adalah membuat Yujin lebih tenang.

Liz melepas pelukannya saat dirasa Yujin tidak lagi menangis, "Udah tenang?"

Yujin mengangguk, "Makasih udah ngertiin kakak." Yujin menepuk pucuk kepala Liz. Liz tersenyum saat melihat kakaknya yang juga mulai melebarkan senyumnya.

Kini Liz menarik tangan Yujin, dibawanya kakaknya itu untuk turun ke bawah. Dia bilang kedua orang tuanya menyuruh dia dan Yujin untuk berbicara di ruang keluarga.

Tepat saat mereka sampai, terlihat figur orang tua mereka sedang duduk di sofa, menatap ke arah mereka.

"Duduk." Ucap Ratansyah menyuruh Liz dan Yujin duduk.

Ratansyah membenarkan posisi duduknya lebih serius, ditatapnya mata Putranya itu dengan lekat.

"Pelipis kamu kenapa?" Tanya Ratansyah menyadari ada goresan di pelipis sebelah kiri Yujin.

"Berantem-" Balas Yujin sedikit takut, tangannya saling bertaut berharap kedua orang tuanya tidak memarahinya.

"Kenapa berantem?" Kini nada Ratansyah mulai menekan.

"Ga ada alesannya," Balas Yujin yang masih menunduk.

"Liat ayah Yujin!"

Yujin tersentak saat Ratansyah berdiri lalu mendekat ke arahnya. Rasanya amarah sang ayah begitu meluap, Yujin sadar sikapnya yang sebagai anak sulung dari keluarga Ratansyah ini telah berhasil mencoreng nama baik keluarganya sendiri dengan membuat keributan besar di sekolah.

Moonlight and Butterflies [🌕🦋] LizreiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang