Moonlight and Butterflies - 42

55 8 1
                                    

-Jejak Waktu di Dua Metropolis-

.
.
.

🌇🌆

⚠️⚠️Peringatan⚠️⚠️

Cerita kali ini mengandung kekerasan fisik dan verbal yang intens.
Pembaca disarankan untuk hati-hati.
Lanjutkan membaca jika kamu siap menghadapi kenyataan pahit.

--------

BRAK BRAK! BRUK !

DRAP DRAP DRAP

Kebisingan ini sedang terjadi di gang sepi di tengah perkotaan.

Suara benturan metal dan juga gesekan tanah menjadi latar suara tempat tersebut.

"Brengsek!"

BUGH BUGH

"Ahh huhh Pengecut!" Seorang pemuda tengah terkapar disaat dirinya sudah di kepung oleh empat orang dewasa.

Wajahnya sudah berlumuran darah yang berasal dari sudut bibir dan tulang pipinya.

Di hadapan ke empat orang yang tidak dia kenal itu, dia mencoba menghadapi walau kondisinya sudah terlihat tidak kuat lagi.

Bogem mentah kembali mendarat di wajah pemuda itu, tak kala perutnya pun kini menjadi sasaran pukulan keras.

Ke empat orang itu hanya terus tersenyum dan tertawa bringas saat mereka menjalankan aksinya itu.

"Ahahaha rasakan ini rasakan!"

"Mampus lo!"

"Rasain ini anjing!"

Mereka menyeret sang pemuda untuk lebih masuk ke dalam gang yang lebih sepi. Entahlah tempat ini sudah seperti markas mereka sendiri, tidak ada satupun orang yang berlalu lalang di sana.

Salah satu orang itu mengambil sebongkah kayu, dia menatap pemuda itu dengan nafsu membunuhnya.

"Sial, ini gak seru. Tuan muda kayak lo ternyata ga punya kemampuan. Dasar ampas!" Dia berjongkok, meraup wajah korban yang sudah hampir kehilangan kesadaran itu.

"Boss, kita apain bocah ini?"

Orang yang dipanggil boss itu melirik sejenak bawahannya, lalu memberi isyarat.

"Ikat dia di dalam gudang, bocah ini masih perlu untuk di siksa, dan tampang bocah ini bisa buat ortunya naik pitam. Ini akan jadi lebih seru." Seringai penuh kebejatan itu sudah seperti topeng permanen di wajahnya.

"Gue gak butuh belas kasih lo, kalau mau siksa gue, siksa sekarang juga. Ga perlu lo libatin orang tua gue." Akhirnya sang pemuda mengeluarkan suaranya.

Dia menatap marah keempat orang itu. Tangannya mulai mengepal lagi, kesadarannya mulai sedikit pulih.

"Huh, Berisik! Mulut lo itu berisik, sama kayak cara lo nyuruh cewek lo buat kabur."

"Iya boss, sayang banget cewek yang tadi kabur. Padahal kalau dia ketangkep juga, kita bisa pake dia, hehehe."

"Brengsek otak kalian ga berhak buat bayangin cewek gue!" Pemuda itu naik pitam, dia melayangkan pukulan yang untungnya berhasil mendarat di kepala si botak itu.

Melihat satu kawannya terkena pukulan, mereka jadi tidak bisa tinggal diam lagi.

"Kalau ini mau lo, oke kita jabanin."

Mereka berempat pada akhirnya mencoba untuk memukuli sang pemuda, tapi kali ini pemuda itu akan melawan balik.

Karena dirinya adalah Abas Yujin, tidak ada seorang pun yang bisa menjatuhkannya. Lagi!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Moonlight and Butterflies [🌕🦋] LizreiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang