PROLOG

296K 8K 1.6K
                                    

SEBELUM BACA, ABSEN DULU DONG ASAL KALIAN DARI MANA DAN TAU CERITA INI DARI MANA?

Ada yang dari tik tok?

Instagram?

Facebook?

Rekomendasi teman mungkin?

Atau nemu di hastag wattpad?

Kalian tim apa nih, pembaca lama atau pembaca baru?

Selamat membaca, jangan lupa untuk selalu memberikan vote di setiap bab yang kalian baca

PROLOG

Dengan membawa sebotol air mineral di tangan kanannya, perempuan berkulit putih, berambut dicepol ke atas itu berlari cepat meninggalkan dapur, menuju ruang gym rumah besar milik keluarga Bumantara yang sudah lima tahun lebih juga menjadi tempat tinggalnya.

Dengan membawa sebotol air mineral di tangan kanannya, perempuan berkulit putih, berambut dicepol ke atas itu berlari cepat meninggalkan dapur, menuju ruang gym rumah besar milik keluarga Bumantara yang sudah lima tahun lebih juga menjadi tempat t...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lari laki-laki yang tengah bertelanjang dada di atas treadmill itu memelan hingga berhenti sepenuhnya sesampainya Alana di dekatnya dengan napas ngos-ngosan. Marsel turun, membuat perempuan itu mundur dua langkah.

"I-ini air yang kamu minta," ujar Alana sembari menyodorkan air dingin di tangannya. Spontan gadis itu menunduk, ketika matanya tidak sengaja menatap tubuh berkeringat Marsel yang dipenuhi otot. Tapi badan kekar cowok itu tidak menyeramkan sama sekali, malah sebaliknya, ia tampak begitu seksi, apalagi bila dilihat dari dekat, dan Alana benci mengakuinya.

Botol di tangan gadis itu Marsel ambil alih. Tidak ada kata terima kasih yang dia ucapkan usai menenggak air pemberian Alana sampai tersisa setengah, meski Marsel tahu betul bagaimana perjuangan gadis itu untuk sampai ke sini dalam kurun waktu kurang dari tiga menit, demi menghindari amukannya tentunya.

"Minum." Vokal berat dan rendah milik Marselino Raygan Bumantara terdengar seperti perintah yang harus dilaksanakan detik itu pula.

Dunia Alana bak berhenti berputar kala Marsel menyodorkan air yang sudah dia minum ke depan perut ratanya. Ia telan paksa ludahnya lantas mendongak, menatap terkejut sekaligus takut pada pria yang jauh lebih tinggi darinya.

"Mi-minum?" ulang Alana terbata. "Gak usah. A-aku gak haus," tolak Alana secara halus, sebisa mungkin ia hindari menyinggung perasaan Marsel.

Tangan Marsel yang bebas terangkat untuk menyentuh leher Alana yang basah. Sorot mata hitam legamnya menajam, disekanya peluh gadis itu. "Lo pasti capek habis lari. Sampai keringatan gini badan lo."

Alana menahan napas saat Marsel mendekatkan bibir botol ke depan mulutnya yang tertutup rapat. Gadis itu tidak bisa berkutik karena netra elang Marsel masih mengunci iris mata cokelat terangnya.

"Open your mouth," titah Marsel setengah berbisik setelah ia menyamakan tinggi badannya dengan Alana, membuat bola mata mereka jadi sejajar.

Satu sudut bibir Marsel tertarik ke samping, mengulas senyuman miring tatkala Alana menuruti perintahnya. Bibir ranum milik gadis itu terbuka kecil, memberi celah, sementara kedua tangan Alana mengepal di sisi tubuhnya. Marsel menyeringai, shit! Ia amat menyukai raut marah yang tergambar di wajah gadis itu, namun harus tertahan akibat ketidakberdayaannya.

Segera Marsel tempelkan ujung botol ke mulut Alana, kemudian dia bantu gadis itu meminumnya. "Telan semuanya."

Lagi dan lagi Alana patuh. Dia habiskan semua isi di dalam botol dengan perasaan dongkol. Sialan. Kalau saja dia punya keberanian, sudah dia layangkan tamparan keras ke wajah rupawan yang cowok itu miliki.

"Gadis pintar," tutur Marsel seraya mengusap bibir bawah Alana yang basah menggunakan Ibu jarinya, tanpa memutus kontak mata yang terjalin di antara mereka berdua.

To be continued

Follow Instagram: wp.sakiraalfitri untuk tahu informasi tentang ceritaku💗

MARSELANA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang