Halo readers tantrumku, kak kia update lagi nih. Ada yang nungguin?
Target masih sama ya seperti kemarin, tembus 3k vote bab selanjutnya bakal langsung meluncur🏂
Happy Reading Love
44. TIDAK SETARA, KATANYA
Gue butuh dia seperti jantung butuh detak.
—Marselino Raygan Bumantara
***
Kata tak berdaya mungkin pantas untuk menggambarkan sosok Alana malam ini saat dia tiba-tiba dipanggil oleh Jihan lewat panggilan telepon dari aplikasi whatsapp. Wanita yang berstatus sebagai ibu dari pacarnya itu memerintah dengan tegas agar Alana segera menemuinya.
Rumah Marsel memiliki dua kolam renang. Alana sempat salah tempat tadi, dia kira Jihan menunggunya di dekat swimming pool yang sering Marsel gunakan, tapi ternyata bukan di sana. Melainkan di dekat kolam renang wadah dia hampir tenggelam sewaktu kecil dulu.
Alana berdiri dengan kepala tertunduk sementara di depannya ada Jihan, Damar, juga Jarwo. Ketiganya duduk manis di kursi sambil memandang lurus pada satu titik. Lebih tepatnya, fokus ketiga manusia yang tidak lagi muda itu adalah Alana.
Sementara Ajeng? Tidak ada di sana. Beberapa menit lalu, Ajeng langsung terisak ketika Alana baru saja bergabung bersama mereka. Belum sempat Alana bertanya mengapa dia menangis, Ajeng malah buru-buru pergi, meninggalkan putrinya tanpa sepatah kata.
Jari-jemari Alana mendingin, saling meremas tak nyaman saat mata Jihan menyorotnya tajam. Mendadak Alana dihantui rasa takut tanpa sebab. Belum lagi Marsel tidak sedang berada di rumah karena hari ini, adalah jadwal cowok itu dan sahabat-sahabatnya berkunjung ke panti asuhan, kegiatan rutin yang terus mereka lakukan tiap satu bulan sekali.
Atmosfer di sekitar Alana betul-betul mencekam. Ketegangan suasana yang melingkupi tempat tersebut amat bisa Alana rasakan hingga tercipta keringat dingin pada pelipis juga punggung. Gadis itu berusaha keras memutar otaknya. Mencari-cari kesalahan apa yang sudah ia perbuat sampai wajah Ayahnya sendiri terlihat seperti tengah menahan amarah.
"Saya enggak akan basa-basi," pungkas Jihan memecah sunyi. "Benar kamu pacaran dengan anak saya?" sambungnya sembari menekankan tiap kata yang keluar dari mulutnya.
Hati Alana mencelos mendengar pertanyaan menohok dari Jihan. Susah payah dia telan ludahnya di saat pernapasannya mulai sesak. Bibirnya terasa sangat kaku digerakkan, seperti ada perekat yang menahannya supaya tidak terbuka untuk menjawab interogasi Jihan. Apa yang terjadi semisalnya ia jujur? Akankah hubungannya dan Marsel tidak disetujui? Setelah dia dan Marsel berhasil sampai ke titik ini, akankah Alana kembali dibuat terluka? Ah satu lagi, bagaimana bisa Jihan mengetahui perihal itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
MARSELANA
Teen FictionTinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan bajingan yang Marsel miliki. Laki-laki problematik yang berusia satu tahun di atasnya itu adalah soso...