Bab 8 Menunggu

125 109 28
                                    

  Hai hai guys

Gimana nih kabarnya?

Semoga kabar baik ya dan tetep sehat selalu supaya bisa baca cerita ini sampe end xixixi

Suka??
Vote

Gak suka??
Tetep vote wkwkwk

Karena vote dan komen kalian sangat berharga buat aku.

Tetep bersyukur apapun yang terjadi .

Dan juga tetep sabar okee

°
°
°
Happy reading 🍁    

Pagi itu seisi rumah sibuk. Karena siangnya ada saudara Farid yang ingin berkunjung ke rumah mereka. Terlihat Dina sedang memasak makanan untuk di hidangkan nanti. En yang sedang membereskan ruang tamu. Farid membersihkan mobil karena kemarin tidak sempat, karena ia sangat kelelahan.

    Sedangkan Dita yang kini tengah asik menyiram bunga di taman sambil bermain air. Semuanya kini sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Sudah beberapa lama Dita di halaman untuk menyiram bunga juga mencabuti rumput-rumput yang ada di taman. Matahari yang sudah meninggi kini menjadikan cuaca hari ini sangat panas.

“ panas “ erang Dita saat sinar matahari pukul 10.00 menyorot kearahnya.

    Karena cuaca sudah mulai panas Dita masuk ke dalam rumah untuk mengambil segelas air putih, sedari tadi ia harus menahan haus dan juga lapar. Jam menunjukkan pukul 11.00 ia pun merasa lapar. Namun orang-orang di rumahnya masih sibuk bekerja.

  “Ayah, Ibu, Nenek lebih baik kita makan dulu  “Ajak Dita.

“Dita lapar ya, yaudah sekarang Dita makan duluan aja  “ suruh Ibunya.

"Bentar ya sayang bunda siapin makanannya dulu“

iya Ibu” patuh Dita.  Ia mengambil makanan yang sudah Ibunya masak. Ia memakan masakan Ibunya dengan lahapnya.
     
     Selang beberapa menit kemudian, setelah Dita makan, kini saudara Ayahnya datang. Dina menyambut hangat tamunya ia langsung bergegas ke dapur untuk membuatkan para tamunya minuman. Ia berjalan ke ruang tamu dan meletakkan minuman diatas meja.

“mari di minum dulu” ucap Dina dengan senyuman ramahnya.

“hehe jadi ngerepotin nih” ucap salah satu saudara Farid.

*****

"Nek seragam itu pas gak buat Dita?"

"Coba kita lihat dulu sayang"

   Namun, setiap kali Dita mencoba seragam yang ada, ternyata ukurannya tidak pas untuknya. Seragam-seragam tersebut terlalu besar atau terlalu kecil. Dita merasa sedikit kecewa, karena ia ingin memiliki seragam yang pas dan nyaman untuk dipakai di sekolah barunya.

   Nenek Dita mencoba menghiburnya, "Jangan khawatir, sayang. Kita pasti akan menemukan seragam yang pas untukmu. Kita masih punya banyak waktu."

   Dita tersenyum dan mengangguk. Mereka melanjutkan perjalanan mereka, mencari toko lain yang mungkin memiliki seragam yang sesuai dengan ukuran Dita. Mereka bertemu dengan seorang penjual yang sangat ramah dan membantu. Penjual tersebut menunjukkan beberapa pilihan seragam yang ukurannya cocok untuk Dita.

   Dita mencoba seragam-seragam tersebut dan akhirnya menemukan yang pas untuknya. Ia merasa senang dan berterima kasih kepada neneknya dan penjual yang telah membantunya.

𝐒𝐀𝐌𝐔𝐃𝐑𝐀 𝐊𝐄𝐑𝐈𝐍𝐃𝐔𝐀𝐍 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang