Bab 22 Qobiltu

143 118 48
                                    

  Hai hai guys

Selamat malam
°
°
°

Ditegaskan sekali lagii spam komen ya man teman
°
°
Follow  akun inimasa baca tapi gak follow jahat amat ;)
°
°
Oke kita lanjut cerita nya
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen
°
°
Happy reading 🍁

“Masyaallah cantik banget sih sahabatku ini” kagum Alsha

“Makasih Alsha”

“Dita, Alsha ayo duduk acaranya akan dimulai” ucap En menyuruh mereka berdua duduk . Dita dan Alsha duduk di karpet ruang tamu.

Terlihat orang-orang sangat ramai dengan penampilan yang sangat bagus. Dita melihat Ibunya dan om Rafka duduk di tempat yang sudah disediakan begitu pula dengan Rafka yang sudah berada di depan penghulu dan En juga yanag lainnya sudah di tempat. Dan acara dimulai.

”Bismillahirrahmanirrahim”
“ya Muhammad Rafka Abgary, ankahtuka wa zawwajtuka markhtubataka binti Abila Rezfan Azkadina Alal mahri satu milyar rupiah haalan”
“Qobiltu nikahana wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan”

Deg!
      
Rafka melantunkan dengan satu tarikan nafas dengana lantang dan tegas meggunakan bahasa arab. Rafka merasa lega karena dirinya berhasil mengucapkan ijab Kabul.

“Bagaimana para saksi ?”

“sah”

“sah”

“sah”

Seketika air mata Dita turun begitu saja, ia tak menyangka jika Ibunya akan menikah lagi. Hati Dita semakin resah mengingat Om Rafka membacakan ijab qabul saat diacara pernikahan itu.

Ia memikirkan apa dirinya bisa menerima Om Rafka sebagai aya baru yang menggantikan posisi Ayah kandungnya?
      
Senyum mengembang di bibir Rafka yang ia perlihatkan kepada Dina istrinya. Rafka menatap istrinya yanag sangat cantik menggunakan gaun pengantin.  Dina menundukkan pandangan saat Rafka suaminya menatap dirinya.

Badannya terasa sangat dingin karena gugup. Dina mencium tangan suaminya dengan gemetar. Lalu Mozza juga mencium tangan Ayahnya dan Dina ibu baru yang menyayangi dirinya sepenuh hati. Dita perlahan mengangkat tangannya yanag gemetar hebat karena ia belum siap dengan semua Ini.

Dita merasa campur aduk dengan perasaannya. Di satu sisi, ia merasa senang melihat Ibunya bahagia dan mendapatkan pasangan hidup yang baru. Namun, di sisi lain, ia juga merasa sedih dan cemas dengan perubahan yang akan terjadi dalam kehidupannya.

      
Dita meraih tangan Ibunya untuk ia cium. Tetapi Dina hanya tersenyum tipis kearahnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Lanjut ia mencium tangan Om Rafka yang akan menggantikan posisi Ayahnya.

Jujur saja Dita belum bisa menerima Om Rafka sebagai Ayah barunya. Ia tak tahu kapan dirinya bisa menerima Om Rafka sebagai seorang ayah yang akan menggantikan posisi Ayahnya dulu.

Setelah bersalaman Dita kembali duduk di posisi semula. Tepat pada pukul 14.00 acara pernikahan itu selesai. Sekarang Dina dan Rafka sedang berfoto dikursi pengantin. Mozza juga ikut berfoto bersama mereka.

Tetapi itu sungguh tidak adil bagi Dita. Dita dari dari tadi hanya melihat mereka berfoto, ia ingin ikut tetapi Dina sama sekali tidak memanggilnya untuk ikut foto bersama.

Ingin ia menangis saat itu juga tetapi ia hanya bisa menahan tangis karena dia sudah berjanji pada dirinya untuk tidak menangis dihari bahagia Ibunya.

Dita ingin istirahat, tubuhnya terasa lesu tak bertenaga. Dita mengajak Alsha untuk pergi ke kamarnya.

“Alsha temenin aku istirahat sambil nonton TV dikamar ku yok!” ajak Dita

“Hmm ayo” balas Alsha sambil berjalan mengikuti Dita kearah kamar, sesampainya di pintu kamar, mereka langsung masuk dan menutup pintu kamar.

Mereka pun mengobrol sambil menonton TV hingga tak mengenal waktu. Bahkan mereka lupa untuk makan, untung saja En masuk ke kamar Dita dan menyuruh mereka makan.

“Makan dulu” ucap En saat memasuki kamar.

“Iya nek” jawab mereka serempak.

saat di dapur En melihat jika banyak makanan yang sudah habis karena dari tadi tamu undangan juga banyak yang datang. En bingung harus memberi makan apa ke Dita dan Alsha. Sempat En berpikir untuk mengajak Dita dan Alsha ke resto dekat mall.

“Dita, Alsha kita makan dekat resto di mall aja yok, nanti sesudah makan kita jalan-jalan ya!” ajak En.

“yeay” sorak mereka berdua .

Lalu En memesan grab untuk mereka pergi ke resto. Sekitar 10 menit mereka menunggu didepan rumah dan akhirnya datang juga yang itu tunggu itu.  Mereka masuk ke mobil dan meninggalkan rumah.

Setelah menempuh perjalanan agak jauh kini mereka telah sampai disebuah resto, dan mereka pun memilih tempat duduk di lantai dua karena suasananya yang sangat indah dan angin musim semi yang menerpa wajah mereka.

En memesan beberapa makanan untuk mereka makan. Dita dan Alsha hanya duduk diam sambil menikmati suasana siang itu. Dita masih teringat kejadian tadi.

Sebenarnya ia tak setuju jika Ibunya menikah lagi Apalagi setelah kehadiran Om Rafka perhatian ibunya setiap hari semakin menghilang entah apa penyebabnya. Hati kecil Dita sedang menangis namun dikala waktu ia harus tampak ceria seolah-olah tidak terjadi sesuatu.

Spam komen 5k dulu
°
°
Oh iya maaf ya kalo ada typo soal nya buru-buru up ga sempat direvisi

Apalagi pas kalimat ijab qobul nya aku gak tau kek mana cara penulisan kalimatnya tolong dimaklumi yaa
°
°
Apa pesan buat Dita di bab ini ?
°
°
°

Titip pesan buat Dita? Komen ya

Titip pesan buat Dina? Komen ya

Titip pesan buat En? Komen jugaa

Titip pesan buat Farid ? Komen oke
°
°
°

Komen aja ya kasih kritik tentang cerita ini

Spam komen okee 👌🏻

Follow akun ini yaa

Kalo mau kenalan lebih dekat boleh dm telegram : Mila Naura

Pasti dibales kok tenang aja 👌🏻

Harus spam komen karena ini maksa titik!

⚠️ Vote , share , dan komen!

Bye bye bye

Sampai jumpa lagi 🍁

𝐒𝐀𝐌𝐔𝐃𝐑𝐀 𝐊𝐄𝐑𝐈𝐍𝐃𝐔𝐀𝐍 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang