Bab 23 Rasa takut itu tak juga hilang

145 117 37
                                    

Hai hai guys

Selamat malam
°
°
Aku gas aja buat up cerita nya yaa biar cepet kelar
°
°

Ditegaskan sekali lagii spam komen ya man teman
°
°
Follow  akun ini ,  masa baca tapi gak follow
°
°
Oke kita lanjut cerita nya
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen
°
°
Happy reading 🍁



Sekitar dua Minggu setelah acara pernikahan Dina dan Rafka.
En tiba-tiba merasakan nyeri diseluruh tubuhnya,akhirnya sudah
beberapa kali En keluar masuk rumah sakit. Waktu itu Seorang dokter
yang menangani En sempat memberitahu juga menceritakan apa
yang terjadi pada tubuh En saat kali.

Dokter itu mengatakan jika En
mengalami penyakit jantung iskemik yang sangat membahayakan.
Tepat pukul sepuluh malam penyakit nya kambuh dan semua
orang dirumah panik,Rafka dengan sigapnya mengeluarkan mobil
dari bagasi lalu membawa En kerumah sakit.

Suasana dimalam itu
cukup dingin, jalanan dipadati oleh kendaraan. Rafka menuju rumah
sakit umum di kota Padang . Sesampainya ditujuan Rafka memanggil manggil dokter maupun suster yang ada disana.

”DOKTER!” Teriak
Rafka yang berada dirumah sakit.
Rafka berlari mencari dokter maupun suster lainnya. Tidak lama
kemudian salah satu dokter perempuan menghampiri mereka.

”Dokter tolongin ibu saya!” .

Suster yang berada disana langsung mengambil brankar dan membawa masuk pasien kedalam ruangan. Wajah En semakin pucat. Rafka dan Dina sangat khawatir ,ia takut terjadi sesuatu dengan ibunya.

“Silahkan tunggu diluar saya akan memeriksa pasien” sebelum
keluar dari ruangan Dina menyempatkan mencium lama kening ibunya sambil berbisik .

“ibu harus kuat ya,jangan membuat semua orang khawatir” bisikan yang sangat lembut dan tulus.

Tidak disangka air mata keluar dari pelupuk mata Dina. Ibunya sedang tidak baik-baik saja. Rafka mengajak Dina keluar dari ruangan itu.

Terlihat semua orang tampak khawatir ,Dita yang sedari tadi hanya
menangis . Memberanikan diri untuk bertanya kepada ibunya.

”ibu apa nenek baik-baik saja” . Dina tak menggubris perkataan gadis kecilnya.

Dita menunggu jawaban dari sang ibunya yang tak kunjung datang ia
memutuskan untuk pergi ke mushola, melaksanakan ibadah .

“Ya Allah hanya engkau satu-satunya yang bisa menolong nenek
hamba,dia adalah orang yang sangat hamba sayangi setelah kedua
orang tua hamba. Engkau maha segalanya . Angkatlah semua penyakit
nenek hamba ya Allah Aamiin”.

setelah selesai berdoa, Dita langsung
keluar menuju ruang tunggu. Saat dokter itu keluar dari ruang rawat En Dina bertanya kepada dokter itu .

“Dokter gimana keadaan ibu saya?” .

“Pasien harus segera di operasi tetapi melihat umur pasien yang sudah
tua kami berat untuk melakukan itu” jelas Dokter tersebut.

𝐒𝐀𝐌𝐔𝐃𝐑𝐀 𝐊𝐄𝐑𝐈𝐍𝐃𝐔𝐀𝐍 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang