Bab 19 Firasat ?

123 105 16
                                    

Hay hay guys , lanjut nih ceritanya
*
*
Bentar bentar

Kalian tim mana nih

Farid - Dina?

Rafka - Dina?

Komen yaa

*
*
*
*
Jangan lupa vote,share,dan komen.
*
*
*
Selamat membaca🍁

Waktu berlalu dengan cepat,  seperti tidak mau tersaingi oleh detik dan menit. Hari yang juga sangat melelahkan untuknya, pikiran beribu-ribu kali. Sampai jengah sendiri.

Ia memutuskan untuk menyudahi pikiran-pikiran aneh yang merayap. Membayangkan  jauh tentang firasat buruk atau hanya imajinasi dirinya saja yang terlalu jauh ?.

Pukul 24.00 pikiran semakin kalut. Matanya tak kunjung terpejam, masih membayangkan pembicaraan Ibu dan Om Rafka diruang tamu.

Dita tak sengaja mendengar pembicaraan Ibu dan Om Rafka saat ia sedang mengambil minum di dapur.

Terdengar olehnya mereka membalas tentang pernikahan. Pikiran Dita yang sedang  kacau , ia memikirkan apa Ibu dan Om Rafka akan menikah ?
      
Dita tidak mengiginkan itu terjadi. Ia takut jika kehilangan kasih sayang Ibunya. Sudah cukup dirinya kehilangan kasih sayang dari seorang Ayah. Ia sudah merasakan jika kasih sayang dari Ibunya mulai hilang.

Dita tak bisa memejamkan matanya. Ia ingin keluar tapi neneknya yang melarang dirinya untuk keluar dari kamar. Dita mencoba untuk matanya karena itu sudah terlalu larut malam. Pagi berulang kembali, matahari tersenyum kepada dunia.

Dita terbangun dan langsung siap-siap kesekolah karena udah beberapa hari ini ia tak masuk sekolah. Setelah mandi dan memasang seragam sekolah ia pergi kedapur untuk sarapan, setibanya di dapur ia tak melihat Ibunya.

Biasanya pagi-pagi gini Ibunya sudah sibuk memasak dan menyiapkan sarapan. Tapi kali ini Ibunya entah kemana. Terpaksa ia mengambil sarapan sendiri.

Selang beberapa menit kemudian En keluar dari kamar dan menuju kemeja makan.

“Eh Dita udah sarapan aja, kenapa sendirian sayang, Ibumu kemana ?” Tanya En dengan senyum tipis.

“Hehe iya nek, Dita tidak tau Ibu lagi kemana, dari tadi Dita tidak melihat Ibu” balasnya sambil mengangkat bahu.

“Hm ya, sekarang kamu lanjutkan sarapannya!” seru En.  En juga ikut sarapan bersama cucunya, supaya cucunya tidak merasa kesepian. Setelah sarapan Dita pamit pergi sekolah kepada neneknya.

“Nek, Dita pergi kesekolsh dulu !” teriaknya yang sedang berlari keluar rumah menemui Alsha. Karena sedari tadi Alsha sudah menunggu Dita untuk berangkat sekolah.

Dita dan Alsha berangkat sekolah dengan berjalan kaki. Diperjalanan Alsha melihat seorang kakek tua yang berjalan gulali dengan gerobak.

Alsha merasa kasihan dengan kakek tua itu karena dari tadi tak ada pelanggan yang membeli dagangannya.

Alsha mengajak Dita membeli gulali itu sebelum ke sekolah.

“Dita kita beli gulali kakek itu dulu yuk, kasihan kakek itu belum dapat pelanggan dari tadi” ajak Alsha .

“Yaudah, ayo !” balasnya sambil berjalan kearah gerobak kakek itu.

“Kek, gulali nya dua” ujar Alsha singkat tak ingin bertele-tele.

“Mau warna biru atau merah muda nak ?” Tanya kakek tua penjual gulali tersebut.

“Warna apa Dit ?” Tanya Alsha kepada Dita.

“Biru aja Alsha” jawab Dita lalu tersenyum manis kearah Alsha.
      
Hanya menunggu 10 detik, gulali yang mereka pesan sudah jadi.
“Nih gulali nya sudah jadi nak”.

“Makasih kek, kembaliannya ambil aja kek” ucap Alsha sambil memberi uang.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju sekolah. Sampai disekolah Dita dan Alsha langsung masuk kelas untuk meletakkan tasnya.

Sebelum bel masuk berbunyi. Mereka menghabiskan gulali yang dibeli tadi. Bel masuk berbunyi, Ibu Revira masuk kelas dengan membawa buku yang banyak ditangannya. Lalu meletakkan buku itu diatas meja guru.

Ibu Revira menyuruh ketua kelas untuk menyiapkan dan memimpin doa. Dengan cepat ketua kelas langsung menyiapkan dan memimpin doa.

Setelah berdoa Ibu Revira mengambil absen terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran hari ini.

“Dita kenapa sudah 2 hari kamu tidak hadir ?” Tanya Ibu Revira.

“Ke-kemaren Dita tidak enak badan Bu jadi Dita nggak datang ke sekolah” balas Dita gugup. 
Syukurlah kalo bu Revira masih bisa memakluminya

Ibu Revira mulai menjelaskan materi pembelajaran di depan papan tulis. Bel istirahat berbunyi, Dita dan Alsha keluar ruang kelas menuju kantin.

Sebelumnya, Dita mengajak Alsha ke perpustakaan. Untuk meminjam novel. Dita sangat suka membaca cerpen, apalagi novel.

Ia suka membaca sejak kelas dua SD. Sesampai di perpustakaan ia langsung melihat bingung ingin meminjam novel apa karena saking banyaknya novel yang menarik membuatnya ingin memiliki semua novel itu .

Akhirnya setelah membaca sedikit dari halaman novel itu mereka memutuskan untuk meminjam novel itu.

Komen dong gimana bab ini terlalu pendek apa gimana?

Kalau ada kesalahan dalam pengetikan cerita ini mohon dimaafkan yaa

⚠️Spam komen dulu baru lanjut!

𝐒𝐀𝐌𝐔𝐃𝐑𝐀 𝐊𝐄𝐑𝐈𝐍𝐃𝐔𝐀𝐍 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang