JANGAN LUPA YA GUYS KASIH VOTE NYA ⭐
Happy reading 🤎
•••
Saat Aretha dan Aldrick sampai di ujung tangga bawah, Aretha melihat sekumpulan pemuda dengan satu gadis sedang bercakap-cakap. Apa ini alasan kenapa Aldrick menyuruhnya agar tidak memakai pakaian yang terbuka, dirinya hanya mengangguk pelan mulai paham, apakah Aldrick cemburu? Ia tidak bisa menyimpulkannya sekarang.
Aretha merasa pemuda itu mengeratkan genggaman tangannya, membawanya ke arah dapur. Saat melewati mereka, seorang gadis yang sedang duduk sembari bersandar di bahu seorang pemuda itu kemudian menyapanya.
"Hai, Aretha apa kabar, kamu baik-baik aja kan? Maaf ya gara-gara Zevan dan yang lainnya bela aku saat kamu bully, kamu jadi masuk rumah sakit."
Sontak saja mendengar ucapan itu membuat Aretha berhenti seketika, kening Aretha menyerit bingung kemudian ia pun berbalik ke areh gadis itu dengan tatapan heran. Zevan, Geo, Cris, Tama maupun Gara juga langsung menatap kearah Violet dengan tatapan yang Sulit diartikan, gadis itu menatap kearah Aretha dengan tatapan yang polos dan sok sedih.
"Maksud Lo?"
Gadis itu terlihat memejamkan matanya kemudian menghela nafas, menatap Aretha, "aku bakal ceritain tapi kamu jangan ngerasa bersalah ya, aku udah maafin kamu kok."
"Jadi, ka--"
Ucapannya terpotong oleh Gara yang membentak gadis itu.
"Stop!! Lo apa-apaan sih Vio!!!" Bentakan itupun dibarengi dengan tatapan marah dari Gara membuat Violet ketakutan.
Aretha menyerit heran menatap Gara. Ia bingung dan merasa curiga terhadap pemuda tampan itu, apa benar Aretha mengalami koma disebabkan oleh Gara dan para sahabatnya karena menolong gadis itu saat sedang dibully olehnya. Apakah Gara tidak menolongnya saat itu, sepantasnya seorang kakak selalu melindungi adiknya, sebegitu bencinya kah pemuda itu dengannya.
Dirinya mulai berpikir, setiap orang pasti memiliki tempat untuk bercerita, Aretha pasti memilikinya juga, tidak mungkin gadis ini tidak punya, tapi apa? Dimana? Gadis itu tampak berpikir keras. Matanya seketika membulat sempurna, ia tahu dimana Aretha selalu bercerita keluh kesahnya jika bukan dengan orang lain pasti seseorang akan menceritakannya dengan cara menuliskannya di sebuah buku, ya buku diary milik Aretha. Dia harus mencarinya setelah makan nanti.
Zevan yang mendengar sahabatnya membentak kekasihnya pun langsung saja emosi menatap tajam Gara, apalagi melihat Violet yang sudah sangat ketakutan memeluk tubuhnya dengan erat.
Suasana kian mencekam Geo, Tama dan juga Cris mereka saling pandang, situasinya sudah tidak membaik.
Namun sebelum Zevan membuka suaranya, tiba-tiba Fara datang sembari membawa nampan berisi beberapa jus jeruk. Fara yang baru datang itu menatap heran ke arah mereka semua, hawanya pun menjadi sangat dingin, tapi dengan positif thinking wanita itu meletakkan nampan itu di meja.
Sementara Aldrick yang dari tadi menahan emosinya pun langsung menarik tangan Aretha menuju ke dapur.
"Maaf ya cuman ada jus jeruk aja, soalnya tadi pas belanja bi Mina lupa beli cemilan," tutur Fara merasa tidak enak.
Geo yang mendengar itu pun tersenyum tengil, "gak papa Tante, sekalipun gak ada cemilan.. Geo pasti betah kok di sini soalnya kan ada Tante, iya gak,"
Fara hanya terkekeh mendengar itu, dirinya melirik sekilas kearah Violet yang memeluk Zevan erat, ia pun mendelik jijik.
"Yaudah kalau begitu tante ke atas dulu, gak papa kan ditinggal," pamitnya sembari tersenyum yang dibalas anggukan oleh Tama, Cris, Zevan dan Geo. Wanita itu pun langsung berjalan ke lantai atas menuju kamarnya.
"Bego lo ge, nyokap nya Gara aja lo pepet. Lo mau jadi bokap tiri Gara!" Tawar Cris sembari tertawa setelah kepergian Fara. Tama hanya terkekeh mendengar hal itu.
Geo tersenyum miring menatap Cris,
"Kalau pun bisa, kenapa harus enggak,"Gara yang mendengarnya pun tidak terima, langsung saja pemuda itu melemparkan sebuah bantal sofa dan mengenai wajah Geo. Disusul dengan gelak tawa dari para sahabatnya.
•••
Di dapur terdapat 2 orang berbeda genre, yaitu Aretha yang sudah duduk di meja bar, sedangkan Aldrick tengah mencuci tangannya di wastafel.
"Kakak yang masak?"
"Hm,"
"Bibi tadi gak masak?"
"Tadi masak, tapi cuman sedikit,"
Gadis itu ber 'oh ria menganggukkan kepalanya tanda mengerti.Pemuda itu kemudian mulai memotong-motong bahan bahan yang ia ambil dari kulkas dan sudah dicucinya.
Dengan terampil dan terlihat profesional dalam memasak, Aretha sedikit terpesona dengan pemandangan yang berada di hadapannya, matanya tak lepas dari pemuda itu, apalagi saat Aldrick sedang menuangkan sesuatu kedalam masakan itu dan muncullah sebuah kobaran api yang nampak seperti chief chief terkenal, Aretha berdecak kagum melihat itu bahkan sampai mulutnya ternganga.
Beberapa menit kemudian...
"Nih makan," ucap Aldrick meletakkan piring berisi nasi goreng dengan berbagai toping yang diterima dengan baik oleh Aretha dengan antusias.
Pemuda itu tersenyum melihat tingkah laku Aretha yang sekarang, menurutnya gadis itu menjadi sangat lucu setelah terbangun dari koma nya.
Terlihat Aretha sangat lahap memakan nasi goreng buatan Aldrick, bahkan sampai belepotan sedikit. Dan Aldrick hanya terkekeh menatap gadis itu dengan tatapan yang Sulit diartikan.
•••
Setelah menghabiskan makanannya, Aretha pun langsung pergi ke kamarnya, tidak lupa juga ia berterima kasih kepada Aldrick karena sudah memasakkan makanan yang sangat enak untuknya.
Saat sampai di kamarnya, gadis itu pun langsung mencari buku diary atau semacamnya untuk mencari tahu tentang semuanya. Namun hasilnya nihil, tidak ada buku diary sama sekali, dirinya sudah mencari di meja belajarnya, di rak buku, di laci tidak ada sama sekali, bahkan ia juga mencarinya di tempat yang sulit dijangkau sekalipun.
Saat dirinya membuka lemari, tiba-tiba keningnya menyerit, ia melihat ada sebuah celengan berbahan dasar tanah liat yang berbentuk sebuah kucing yang lumayan besar. Aretha terheran apakah orang kaya juga rajin menabung di celengan? Kenapa tidak di bank saja. Karena tidak ingin ambil pusing, gadis itu pun langsung saja menutup lemari tersebut kemudian melanjutkan pencariannya di dalam kamar.
•••
Disebuah kamar berwarna gelap namun terkesan sangat elegan, terlihat seorang pemuda terduduk di kursi balkonnya dengan bertelanjang dada sembari memutar-mutar pelan gelas yang berisikan wine tersebut. Dengan ponsel yang menempel di telinganya, ia menatap lurus kearah taman belakang.
"Kisah yang menarik, bukan?"
"Lo tau? sekarang gue lebih mudah dekat sama dia. Akan lebih menarik kedepannya, karena dia kehilangan ingatannya, right." Ucapnya menatap wine yang berputar-putar di dalam gelas.
"Lo gila! Dia itu adik lo kalau lo lupa."
Mendengar jawaban sahabatnya dari telpon, membuat pemuda itu terkekeh pelan. Kemudian atensinya beralih menatap kearah balkon kamar yang berada di sebelah kiri kamarnya.
"Adik ya..." batinnya, Aldrick tampak tersenyum miring mengingat kecupan singkat tadi siang dengan Aretha.
•••
Published : 3 Desember 2023
Revisi : berjalanTHANKS FOR READING 🤎
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayara Transmigrasi
Teen FictionJangan lupa vote, komen and follow. Start : 27 November 2023 RANK : 🏅#1 anak sekolah [12122023] 🏅#2 antagonis [12122023] 🏅#2 school [18122023] 🏅#3 geng motor [231223] 🏅#1 obsession [060124] 🏅#5 anak sekolah [070124] 🏅#4 sad [060124] 🏅#1 s...