CHAPTER 10

7.8K 375 2
                                    

JANGAN LUPA YA GUYS KASIH VOTE NYA ⭐

HAPPY READING ❤️

•••

Pagi hari telah tiba, kini Aretha tengah berdiri di depan pantulan cermin, mengamati penampilannya yang sudah memakai seragam sekolah.

Gadis itu kemudian merogoh kantong bajunya mengambil lips gloss dengan warna pink strawberry, Aretha lalu mengoleskan lips gloss tersebut pada bibirnya yang awalnya pucat menjadi terlihat lebih cantik dan segar, setelah memakainya ia pun langsung memasukkan benda itu kembali ke dalam kantongnya.

Aretha melihat jam tangannya, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 06.01 WIB. Buru-buru gadis itu pun langsung menyambar tas ranselnya yang berada di atas kursi kemudian berjalan keluar kamarnya.

Dengan langkahnya yang sedikit berlari, dirinya menuruni tangga dan berjalan menuju ke meja makan. Semua orang di sana sudah lengkap kecuali Gara yang ia tahu dari Fara menginap di apartemennya.

Aretha pun mengambil sehelai roti lalu mengoleskannya dengan selai coklat. Saat gadis itu memasukan roti itu kedalam mulutnya, terlihat Fara menghentikan sarapannya. Wanita itu pun meletakan sendoknya kemudian menoleh kearah Aretha yang tengah menikmati roti itu.

"Kamu gak makan, sayang," suara lembut dari seorang wanita itu mampu menghentikan Aretha yang fokus dengan sarapannya, gadis itu terdiam setelah mendengar hal yang dilontarkan oleh Fara.

Karena tidak ada respon dari putrinya, dirinya tidak menyerah begitu saja, kemudian dengan lembut ia mengelus surai rambut Aretha dan kembali bertanya.

"Kamu mau makan apa? Hm. Biar mommy ambilkan,"

Ucapan Fara membuat gadis itu tertegun kemudian menelan roti nya yang masih kasar, refleks ia menoleh kearah wanita yang disapa mommy nya itu. Jujur saja dari dulu dirinya ingin sekali mempunyai sosok seorang ibu dalam hidupnya, apakah ini saatnya? Apa dirinya harus memanfaatkan tubuh gadis ini supaya ia bisa merasakan kasih sayang dari seorang ibu. Dirinya sangat bimbang sekarang.

Dengan cepat gadis itu membalasnya dengan gelengan kepala singkat, "Etha gak laper mom, Etha makan roti aja."

Fara menghela nafas panjang, "ya udah kamu bawa bekal aja ya, nanti mommy siapkan."

Aretha hanya mengangguk mengiyakan ucapan Fara, langsung saja Fara beranjak dari kursinya kemudian pergi ke dapur untuk mengambil kotak bekal untuk Aretha bawa ke sekolahnya.

Setelah wanita itu pergi, Harrison kemudian membuka suaranya.

"Nanti kamu berangkat ke sekolah, sekalian sama kakak kamu Aldrick. Dia ada kelas pagi hari ini," ucapan Harrison seketika membuat Aretha membulatkan matanya menatap pria itu.

"E-etha bareng sama sopir aja dad," bukannya apa-apa ia menolak ucapan daddy-nya itu, tapi dirinya sedikit gugup karena tahu bagaimana sikap Aldrick, ia juga masih malu dengan kejadian yang lalu.

Berbeda dengan reaksi Aretha seperti itu, Aldrick justru diam-diam pemuda itu menatap kearah Aretha dengan senyum nya yang sangat tipis, bahkan tidak ada yang menyadarinya sama sekali. Kecuali Aretha, gadis itu tanpa sengaja menoleh ke arah Aldrick dan melihat pemuda itu tersenyum tipis kearahnya. Membuatnya menjadi merasa sangat was-was sekarang.

"Mang Dani lagi keluar sama bi Mina buat belanja, jadi kamu sama Aldrick aja ya," sahut Fara yang beru datang dari dapur sembari membawa kotak bekal berwarna coklat itu. Kemudian wanita itu pun meletakan kotak bekal itu di meja dekat Aretha lalu duduk kembali di kursinya dan melanjutkan makannya yang tadi sempat tertunda.

Aretha yang mendengar itu pun hanya mengangguk pasrah, daripada ia sendiri dan tersesat karena tidak tahu letak sekolahnya dimana, lebih baik dirinya berangkat bersama Aldrick.

Beberapa menit kemudian Aldrick selesai menghabiskan sarapannya. Pemuda itu pun langsung beranjak dari kursinya kemudian berpamitan kepada orang tuanya. Di ikuti oleh Aretha yang melakukan hal yang sama.

"Etha berangkat mom," ucap Aretha mencium punggung tangan sembari mengecup pipi mommy nya. Membuat wanita itu terdiam, namun sedetik kemudian ia pun tersadar kembali.

"Ya sudah kamu hati-hati ya, belajar yang bener."

Aretha mengangguk mengiyakan ucapan Fara. Kemudian gadis itu pun melangkah ke arah Harrison.

"Dad," pamit Aretha melakukan hal sama. Harrison tersenyum kemudian mengecup kening putrinya lembut.

"Kalau perlu sesuatu, jangan lupa kabari Daddy ya," Aretha hanya mengangguk. Kemudian, menghampiri Gabriel berpamitan kepada pemuda itu seperti yang dilakukan kepada Fara dan Harrison.

Dengan cepat gadis itu pun menyusul Aldrick yang sudah menunggu di luar mansion. Aretha kemudian memasuki mobil sport yang sudah terparkir dan didalamnya terdapat pemuda tampan yang menatap lurus ke depan, tangannya yang memegang kemudi.

Setelah merasa Aretha sudah masuk, Aldrick pun langsung saja menjalankan mobil itu dengan kecepatan sedang.

Suasana begitu hening di dalam mobil, tidak ada yang membuka suara bahkan sepatah kata pun. Hingga mereka sampai di sebuah bangunan megah yang Aretha tebak itu adalah sekolahnya.

Tanpa menunggu waktu lama gadis itupun keluar dari dalam mobil, lalu mengetuk pintu kaca mobil sport itu.

Aldrick kemudian membuka kaca mobil tersebut, sembari menatap Aretha dengan tatapan tanda tanya.

Spontan gadis itu menjulurkan tangannya kepada Aldrick, sembari menatap pemuda itu, dengan gugup Aretha berkata.

"Jajan, Etha lupa gak minta uang sama Daddy."

Mendengar itu sontak membuat Aldrick terkekeh gemas melihat tingkah laku gadis dihadapannya. Pemuda itu pun langsung saja membuka dasboard mobil yang didalamnya ada dompet miliknya. Tanpa pikir panjang Aldrick memberikan kartu berwarna hitam kepada Aretha.

"Black card?" Mata Aretha seketika berbinar melihat benda itu. Black card, kartu tanpa batas.

"Nih kamu pegang aja, kalau kurang nanti kakak isi lagi. Daddy pasti lupa dan nyimpan kartu kamu ada di brankas," ucap Aldrick sembari menyodorkan kartu itu kepada Aretha.

Gadis itu pun tersenyum manis menerimanya dengan senang hati.

"Thank you,"

"Ya udah Etha masuk dulu, bye," gadis itu melambaikan tangannya setelah berterima kasih kepada Aldrick. Kemudian ia pun berjalan memasuki bangunan megah itu, yang sudah ramai dengan siswa/siswi di sana.

Sebenarnya Aretha terpaksa meminta uang kepada Aldrick, namun bagaimana lagi, dari pada nanti istirahat ia tidak jajan apapun. Walaupun ia membawa bekal, dirinya tetap harus jajankan. Kalau meminta pada Gara pasti tidak akan di kasih.

•••

Saat memasuki gerbang sekolah, para siswa siswi di sana menatapnya dengan tatapan yang berbeda beda. Namun, Aretha menghiraukan semua tatapan itu dirinya lebih memilih mencari ruangan kepala sekolah atau guru.

Gadis itu berjalan lurus tanpa menoleh kearah manapun. Tanpa di sengaja, matanya melihat segerombolan pemuda dan satu orang perempuan berjalan di lorong sekolah.

Saat beberapa langkah dari mereka, seorang gadis menyapa dirinya dengan tatapan mata yang polos.

"Hai Aretha, kamu hari ini udah mulai masuk sekolah lagi ya? Maaf ya kemarin aku bicara gitu sama kamu, aku lupa kalau kamu itu amnesia. Kamu lagi nyari kelas kamu ya, gimana kalau aku aja yang anterin kamu, kamu mau kan?"

Bersambung...

•••

Published : 06 Desember 2023
Revisi : berlanjut

THANKS FOR READING 🤎

Ayara Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang