CHAPTER 12

6.9K 356 38
                                    

JANGAN LUPA YA GUYS KASIH VOTE NYA ⭐

HAPPY READING ❤️

•••

'PLAK'

"APA YANG LO LAKUKAN SAMA VIO, ARETHA!!"

Aretha tertegun memegang pipinya yang terasa sangat panas. "G-gue gue gak ngapa-ngapain, dia sendiri yang benturin kepalanya ke tembok," bela gadis itu dengan mata yang mulai berkaca-kaca, sembari menunjuk ke arah Violet yang masih terduduk. Jujur saja dirinya tidak pernah diperlakukan oleh orang lain sekasar ini.

Mendengar itu Violet langsung menggelengkan kepalanya menatap kearah Zevan dengan tatapan yang menyedihkan, "nggak Zevan, t-tadi Aretha sendiri datengin aku yang lagi cuci tangan, terus dia marah-marah karena kejadian beberapa minggu lalu."

Aretha melotot tak percaya mendengar ucapan gadis itu, tangannya sudah terkepal menatap marah kearah Violet, ingin sekali Aretha menjahit mulut ular betina itu.

"Lo fitnah gue!!"

Violet menggelengkan kepalanya, "ng-nggak, aku gak fitnah, kamu emang yang nampar dan benturin aku Aretha."

Zevan semakin bertambah emosi mendengar pengakuan dari kekasihnya, pemuda itu kemudian menjambak rambut Aretha dengan kasar, membuat gadis itu meringis kesakitan di area kepalanya, "lo udah denger kan yang di bilang sama pacar gue, kalo lo yang udah bully dia!"

"Ooh, atau lo menipu semua orang kalo lo itu hilang ingatan, biar semua orang bisa lo manfaatin, gitu?!" Lanjut Zevan dengan nada yang sinis.

Gadis itu seketika tertegun mendengar ucapan Zevan air matanya sudah berlomba-lomba untuk turun, apakah dirinya harus jujur tentang semuanya? Tapi, mereka akan menganggapnya adalah seorang gadis gila dan hanya halusinasi saja.

Namun, tiba-tiba seseorang menyentak tangan Zevan dengan kasar, membuat tangan pemuda itu melepaskan jambakannya dari rambut Aretha.

"Lo gak usah jadi cowok kalau masih ringan tangan!!" Cibir seorang gadis menunjuk-nunjuk dada Zevan.

Gadis itu pun menarik Aretha agar tetap berada di belakangnya. Aretha hanya menurut saja, dirinya masih takut untuk menghadapi Zevan yang sudah menamparnya tadi.

"Lo--"

Belum sempat Zevan berbicara, gadis dengan nama tag Renata Gevani Charlotte itu langsung saja menyelanya.

"Apa!! Gue gak akan ikut campur kalau lo gak kasar sama cewek, seharusnya lo cari tau dulu kejadiannya kayak gimana bukan asal nampar orang aja!! Dan Lo Gara," Renatha menatap dan menunjuk ke arah Gara, "lo seorang kakak, dan seharusnya lo lindungi adek lo sendiri, bukan orang lain."

"Dan, gue baru tau kalau lo itu kakak terburuk yang pernah gue temuin," lanjut Renatha membuat Gara tertegun mendengarnya.

Gadis itu kembali menatap Zevan dengan tajam, "sekali lagi gue liat lo nyakitin Aretha, siap-siap aja hidup lo gak akan tenang, dia gak akan diam aja jika liat gadis miliknya terluka sedikitpun," bisiknya tepat ditelinga pemuda itu, Renata tersenyum miring melihat wajah Zevan yang tiba-tiba memucat.

Pemuda itu terdiam mulai mengingat-ingat kejadian yang menimpanya secara tiba-tiba, ia mulai paham dengan orang-orang yang selalu menyerangnya saat di tengah jalan, dan kejadian seperti itu pasti bertepatan setelah dirinya berprilaku kasar kepada Aretha.

Renata kemudian menarik lengan Aretha meninggalkan tempat itu. Dan menyisakan Gara, Zevan dan juga Violet.

Selepas kepergian Aretha dan Renata, Zevan pun dengan sigap menghampiri Violet lalu menggendong gadis itu dengan gaya bridal style kemudian membawanya pergi menuju ke UKS diikuti oleh Gara yang keluar bersama.

Ayara Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang