CHAPTER 7

7.9K 443 3
                                    

JANGAN LUPA YA GUYS KASIH VOTE NYA ⭐

HAPPY READING ❤️

•••

"Udah mendingan kan?" Tanya Aldrick setelah meniup - niup telapak tangan Aretha. Gadis itu hanya menjawabnya dengan anggukan singkat.

Saat Aldrick sedang meniupi telapak tangannya, dari sana dirinya tiba-tiba baru tersadar. Ia merasa aneh dengan sikap kakaknya ini. Dari yang ia tahu dan dengar dari bi Mina, semua anggota keluarganya itu tidak menyukainya bahkan Aldrick juga. Tapi kenapa, dari cerita bi Mina sangat berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Aldrick sekarang. Pemuda itu tampak perhatian dan sangat menyayanginya, bahkan dari pertama kali bertemu pun Aldrick bersikap biasa-biasa saja dan tidak menunjukkan ekspresi wajah yang menatapnya dengan tatapan benci. Dirinya tampak begitu bingung sekarang, apa ia harus mencari bukti-bukti dari sekarang ya, pikir Aretha dalam hati.

"Sekarang kamu istirahat sana, kakak juga mau kembali ke kamar," ucap Aldrick membuyarkan lamunan gadis itu, kemudian dibalas dengan anggukan olehnya.

Pemuda itu pun bangkit dari duduknya. Namun , sebelum pergi meninggalkan tempat itu secara tiba-tiba tubuh Aldrick menghadap ke arah Aretha, kemudian membungkukkan badannya mensejajarkan dan menatap manik mata coklat milik gadis itu. Dengan singkat Aldrick mengecup bibir Aretha sekilas.

"Hilang ingatan ya..." lirihnya sembari mengusap bibir gadis itu lembut. Aldrick tampak tersenyum menyeringai melihat ekspresi wajah adiknya yang terkejut.

Kemudian dirinya kembali menegakkan tubuhnya lalu berbalik meninggalkan Aretha yang masih memantung di tempatnya.

•••

"Woy Gar!!" Teriak Geo memanggil sang pemilik nama.

Gara yang sudah naik ke atas motor pun langsung menoleh ke arah Geo yang berjalan menghampirinya bersama yang lainnya.

Pemuda itu mendesah pelan, ia sudah memiliki firasat yang tidak mengenakan, setelah itu pasti ujung-ujungnya para sahabatnya itu akan berkunjung ke rumahnya. Oh ayolah, Gara itu butuh ketenangan, pemuda itu sangat malas jika sudah berada di rumahnya, dan dia tidak ingin menerima tamu.

"Duh, sungguh rindu rasanya ingin mencicipi masakan tante Fara," ucap Geo mendramatis membuat sahabatnya serasa ingin memuntahkan isi perut mereka.

"Kita mampir ya," celetuk Cris sembari merangkul pundak Zevan menatap kearah Gara.

"Iya kak Gara, sekalian juga kita ketemu sama Aretha, kan." Gak sabar buat dia tambah di benci lagi timpal Violet dalam hatinya.

Gara menghela napasnya pelan, kemudian kemudian berdehem mengiyakan.

Mereka semua pun menaiki motornya masing-masing, dengan Violet yang dibonceng oleh Zevan.

•••

Setelah sampai, Gara pun langsung saja masuk kedalam mansion diikuti oleh yang lainnya.

Tepat di ruang tamu terdapat Fara yang tengah duduk di sofa panjang sembari membaca majalah ditemani dengan teh hangat, sangat cocok di minum disore hari.

Menyadari anaknya baru saja pulang dari sekolahnya, Fara langsung saja inisiatif untuk menyambut Gara. Dirinya beranjak dari sofa kemudian menghampiri pemuda itu dengan tersenyum manis.

"Kamu udah pulang, Gar," sambutnya sembari memeluk pemuda itu. Gara hanya membalasnya dengan deheman tak lupa juga mengecup kening ibunya sekilas.

"Halo tante, apa kabar?" Sapa Violet menatap kearah Fara, sembari tersenyum manis.

"Baik,"

Fara hanya menjawab singkat, sejujurnya Fara sangat tidak menyukai gadis yang ada dihadapannya itu, menurutnya Violet sangat sangatlah lebay dan caper. Tapi karena putranya itu selalu membela gadis itu dirinya hanya bisa diam saja daripada ia bertengkar dengan Gara, pikir Fara.

"Yaudah kalian silahkan duduk, tante ambilkan minum dulu," ucap Fara tersenyum ramah menatap kearah sahabat Gara kecuali Violet, kemudian dibalas senyuman oleh yang lain.

"Maaf, kami kesini jadi ngerepotin Tante," ucap Tama merasa tidak enak. Wanita itu hanya tersenyum mendengar ucapan Tama. Sementara itu Zevan dari tadi hanya diam, matanya berkeliling mencari sesuatu namun ia tidak menemukannya.

Tiba-tiba Geo menyenggol lengan Zevan, sontak saja pemuda itu menoleh ke arah Geo dan Cris yang menatapnya seolah bertanya 'ada apa?', Zevan menggelengkan kepalanya seolah 'tidak apa-apa'.

Mereka pun duduk di sofa, sementara Fara pergi ke dapur mengambil minuman untuk mereka.

•••

Di sebuah kamar seorang gadis tengah berada di atas kasur dengan posisi tengkurap sembari memainkan ponselnya. Gadis itu terlihat heboh sendiri tak lupa juga ia tersenyum senyum seperti orang yang tidak waras, padahal dirinya sedang melihat informasi tentang movie dari negara Spanyol favoritnya season ke 2 yang akan tayang beberapa hari lagi. Saat menonton season pertamanya, gadis itu langsung jatuh cinta dengan movie tersebut apalagi dengan kedua pemeran utamanya, mereka terlihat sangat cocok dan serasi pikirnya.

"Kyaaa!! Pokoknya nanti harus nonton, harus!!"

Ditengah keasikannya menonton, perut Aretha tiba-tiba berbunyi. Karena merasa lapar, tadi siang dirinya tidak jadi makan karena tertidur, ia pun kemudian beranjak dari kasurnya lalu pergi menuju lantai bawah. Saat melangkah kakinya melangkah menuju tangga, dirinya mendengar samar-samar suara orang tengah mengobrol. Sepertinya ada tamu, pikir Aretha kemudian melanjutkan langkahnya.

Namun sebelum dirinya melangkah, kerah bajunya seperti ada yang menariknya, sontak Aretha pun menoleh ke belakang. Terlihat sosok pemuda bertubuh tinggi, wajah terpahat dengan sempurna menatap kearahnya dengan tatapan tajam.

Melihat itu Aretha tertegun sesaat menatap kearah Aldrick, mata mereka saling bertemu. Aretha sedikit terpesona dengan ketampanan yang dimiliki kakak keduanya itu.

Namun, lamunannya membuyar saat Aldrick bertanya dengan nada yang dingin.

"Kemana?"

Aretha meneguk ludahnya sendiri, suasananya mulai mencekam karena aura pemuda itu. Dirinya tidak berani menatap mata tajam itu, jujur ia Sangat malu dengan kejadian tadi siang saat Aldrick mengecup bibirnya walaupun hanya sekilas tapi itu first kiss nya.

"Ke bawah mau makan, laper," cicitnya

"Sama baju kayak gini?" Sontak Aretha melihat penampilannya sendiri tank top hitam berpadu dengan hotpants pendek, apakah ada yang salah? Aretha menyeritkkan dahinya terheran. Pemuda itu sedari tadi tidak mengalihkan pandangannya pada Aretha, jujur saja dirinya sangat terkesima dengan tubuh putih mulus gadis itu,

Melihat Aretha yang bingung membuat Aldrick menjadi kesal, kemudian pemuda itu pun langsung melepaskan jaket hitamnya itu lalu memakaikannya di badan Aretha, sekarang dirinya hanya memakai kaus hitam saja. Setelah memakaikan jaketnya yang terlihat kebesaran di tubuh Aretha, pemuda itu terkekeh geli dalam hati melihat penampilan gadis didepannya yang sangat imut.

"Mulai sekarang aku gak suka kamu mamerin tubuh kamu di depan banyak orang, ngerti?" Bisik Aldrick tepat ditelinga adiknya, setelah itu dikecupnya telinga Aretha, membuat gadis itu bergidik ngeri mendapat perlakuan tersebut dari kakaknya.

"Ada hubungan apa antara lo sama Aldrick, Aretha." Batin Aretha

Kemudian Aldrick pun menggandeng tangan sebelah kiri Aretha karena jika sebelah kanannya takut membuat tangan gadis itu sakit. Aretha hanya diam mengikuti Aldrick yang membawanya ke lantai bawah bersama, dirinya menjadi curiga jika dulu Aretha dan Aldrick mempunyai hubungan lebih dari kakak beradik.

•••

Revisi : berlanjut
Publish : 2 Desember 2023

THANKS FOR READING 🤎

Ayara Transmigrasi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang