Me
Udah baikan sama temen lo?
Ajak makan di luar biar kelarAku tidak perlu menunggu lama balasan dari Nanda. Sedangkan, pesan yang kukirim ke Pak Jean berdebu. Sengaja aku berbohong kepadanya. Salah siapa nyebelin, flu saja dipermasalahin. Rumah sakit tidak seramai yang aku kabarkan ke Pak Jean. Aku bahkan sempat-sempatnya mampir beli kopi untuk di kantor. Di kantor memang ada pantry, tapi aku lagi pingin kopi di luar, ini juga gratis dari Ryan.
Tahu enggak, Ryan itu baik banget kaya Ghava. Beruntung banget kelak yang akan jadi istrinya. Bukannya aku sok cantik, tapi Ryan pernah jadiin aku crush waktu pertama kali aku menginjak kaki di kantor. Dia yang bikin aku betah menjadi sekretaris dadakan Pak Jean. Meskipun, kami beda divisi tapi Ryan selalu ada buat aku soal pekerjaan.
Nanda
Nanti aku coba.
Kira-kira enaknya traktir apa?Me
Kesukaan diaTahukan?
Nanda
Kurang tahu sih. Tapi kayanya dia pemakan segalanya.Kalo lo sukanya apa?
Me
Suka semua, kecuali bos gue yang amit-amit.Nanda
Gue penasaran sama bos lo. Boleh enggak ikut nyantet.Aku tersadar dari dunia mayaku saat Ryan menyenggol lenganku. Ternyata dari tadi kami di dalam lift dan akan ke ruangan kerja kita masing-masing setelah mendapat jam bebas dari Pak Jean.
"Setelah dipikir-pikir, gue tahu alasan Pak Jean nyuruh lo ke dokter."
"Gue kan sumber virus, Yan."
"Bukan, Git. Coba deh dipikir lebih dalam lagi."
Teng!
Lift kami terbuka. Aku dan Ryan satu lantai ruangannya, cuma beda divisi saja.
"Gue enggak mau mikir berat nih," tolakku melangkahkan kaki mendahuluinya.
"Gue cowok Git, jadi gue tahu gerak-gerik cowok yang lagi kesengsem sama cewek."
"Basi ah, Yan."
"Bedanya, Pak Jean enggak mau ngomong langsung kalau khawatir sama lo, dia malu ketahuan sama karyawan lain kalau diem-diem suka sama lo. Dan, dia tuh cowok gengsian."
"Gue duluan, Pak Jean udah nunggu gue."
"Cie, mau berduan sama cowok yang naksir lo."
"Apaan sih, enggak lucu."
"Dihh, kamu tuh lucu tahu. Gemesin kaya bayi."
Khem!
Suara dehaman membuat aku tersadar ada makhluk lain selain aku dan Ryan. Ryan memajukan langkah untuk menyamaiku. "Siang, Pak," sapa aku dan Ryan.
"Bagaimana dengan hasil pemeriksaan kamu?" Dengan datarnya Pak Jean menanyakan hasil pemeriksaanku. Hah! Masa manusia kaya kabel karet suka sama aku.
"Kamu ke meja saja. Saya akan keluar sebentar."
"Baik, Pak." Dia saja cuma basa-basi begitu, tanpa aku menjawab dia sudah nyelonong pergi. Dokter juga setuju denganku; Jean itu lebay banget. Dokter saja bingung mau kasih obat apa ke aku. Jadi ia hanya memberiku obat dengan dosis yang ringan dan vitamin saja.
Aku melenggang mendahului Ryan. "Git, gue duluan ya. Jangan rindu ditinggal bosnya." Tapi Ryan malah pamit lebih dahulu.
"Sialan!" umpatku tak sampai ke Ryan karena lelaki itu sudah menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prediksi Cinta
ChickLitMenemui peramal untuk mempertanyakan jodoh, menjadi pilihan Virgita Anatasya. Ditemani Ghava sahabat seperjuangannya, Virgita mendapat jawaban yang entah harus dipercaya atau tidak setelahnya. Setelah pulang dari sana, kebetelun-kebetulan selalu ter...