Mina tersenyum sembari memandangi sebuah kotak makan yang berisi salad buah. Khusus ia siapkan untuk jimin.
Secara perlahan wanita itu menekan tombol pintu unit apartemen gadis tersebut.
Ceklek.
Seseorang yang tak Mina kenali muncul dari balik pintu.
"Nde?"chaeyoung menatap Mina bingung.
"Aku hanya ingin memberikan ini pada Jimin"ungkap Mina. Menyerahkan sekotak makanan yang ia bawa tadi.
"Wah, terima kasih nyonya"balas chaeyoung. Setelah itu pria tersebut kembali masuk ke dalam unit jeongyeon dan tak lupa menutup pintunya.
"Siapa chaeng?"tanya jeongyeon. Saat ini pria yang lebih dewasa tengah bersantai di depan telivisi yang menyala.
Dahi chaeyoung berkerut.
"Aku tidak mengenalnya. Tapi wajahnya tidak asing. Seperti pernah melihat tapi aku lupa dimana"ujar chaeyoung, seolah tengah menggali kembali ingatannya.
"Oppa, apa itu?"Jimin menghampiri chaeyoung yang masih dalam mode fokus.
"Oh, seseorang memberikan ini padamu"
"Pasti nyonya tetangga baru itu kan"celetuk Jimin dengan begitu semangat.
"Siapa jiminnie?"bingung jeongyeon.
"Tetangga baru kita appa, kau harus mengenalnya. Nyonya itu sangat cantik dan baik. Ia juga begitu menyayangi bami"jelas Jimin dengan sunggingan lebarnya.
"Kalau soal cantik, aku setuju dengannya Hyung"tambah chaeyoung seraya menyamankan bokongnya di depan jeongyeon.
"Aku ingin mencicipinya"pekik girang Yoo Jimin.
*
*
*
*
*
Jeongyeon memandang pilu awan hitam yang masih setia mencurahkan cairan di atas sana.
Hujan akan selalu datang kembali walau dia telah jatuh berkali-kali, seolah tidak peduli berapa banyak sakit yang ia rasakan.
Kalimat yang Mina sering ucapkan, masih begitu rapi tersimpan di dalam otak jeongyeon.
"Aku seperti hujan Mina-yah. Jatuh pada hati yang tepat, namun dalam waktu yang salah"lirih jeongyeon.
Seolah tuhan tengah mengabulkan doanya. Tiba-tiba mata jeongyeon terkunci pada sosok wanita yang berdiri tak jauh dari hadapannya. Wanita yang tengah melakukan hal yang sama dengannya. Memandang pilu awan mendung yang menggumpal.
Jeongyeon tersenyum tipis. Nanar memandangi wanita yang sampai sekarang masih mengisi hatinya.
Deg ..
Tanpa sengaja tatapan mereka bertemu, jeongyeon dapat menangkap dengan jelas raut benci yang terlukis di paras cantik Mina. Setelah wanita itu membuang arah pandang darinya.
Jeongyeon memakluminya.
Kini tatapannya berpindah pada sebuah cincin yang masih melingkar di jari manisnya. Pria itu tertawa masam.
"Kau pasti telah membuangnya"
Flashback.
Mina berjalan tergesa-gesa menghampiri jeongyeon yang masih bersenda gurau dengan teman-temannya. Mereka baru saja merayakan kelulusan.
"Jeongyeon-ah"
Jeongyeon menatap tanya ke arah Mina yang terlihat tengah panik.
"Nde? Ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Something In The Rain (Jeongmi)
Fiksi PenggemarSetelah belasan tahun berlalu, jeongyeon dan Mina dipertemukan kembali dalam situasi berbeda namun dalam rasa yang masih sama.