Mina terpaksa menuruti permintaan Jihyo yang ingin menjemput sekaligus mengajak Jimin ikut berbelanja dengan mereka. Padahal rencananya hanya mereka berdua. Tapi mendadak jihyo memiliki ide yang sungguh sulit untuk Mina tolak.
Keduanya tiba di sekolah Jimin, beberapa menit sebelum bel tanda berakhirnya sekolah berbunyi.
Mina menatap sendu bangunan di depannya. Itu merupakan sekolah lamanya. Tempat dimana ia mengejar pendidikan sekaligus_
cintanya.
Belasan tahun tak pernah berkunjung. Banyak hal yang sudah berubah. Tak ada lagi pohon tinggi yang biasa ia dan jeongyeon panjat untuk memadu kasih. Tak ada lagi sosok security yang selalu mereka bohongi ketika hendak membolos, atau tak ada lagi halte bis yang biasa mereka duduki. Semua terasa jauh berbeda.
Wanita itu mencengkram blouse yang ia pakai. Mengapa ia harus mengingat semua itu.
Sialan.
Tuk..tuk
Perhatian Mina teralihkan pada suara ketukan yang berasal dari jendela mobil samping kirinya.
Jihyo selaku pengemudi segera menekan tombol kunci agar jimin bisa masuk.
"Maaf, menunggu lama"ujar Jimin, merasa tak enak pada Mina, yang menunjukkan sikap acuh padanya.
"Tidak. Kami juga baru tiba"sahut jihyo.
Mina mencebik, memicing tajam pada sosok sahabatnya ini.
Hey, mereka sudah menunggu lebih dari 20 menit. Dan jihyo dengan entengnya mengatakan baru tiba.
"Suruh dia untuk mengabari appa atau ommanya?" Ketus Mina.
"Aku sudah mengabari appanya. Tenanglah"jawab jihyo sembari mengendarai mobil.
Ketiganya berkendara dalam suasana hening, tak bersuara hanya deru mesin yang menemani.
Setelah 15 menit berkendara. Akhirnya mereka tiba di tempat tujuan.
Mereka memilih untuk menghabiskan waktu di salah satu pusat perbelanjaan megah di kota seoul.
Jihyo dan jimin tertarik untuk mengunjungi toko pakaian bermerek yang menjadi langganan Mina.
Ketiganya mulai berpencar untuk melihat dan memilah pakaian maupun aksesoris apa yang hendak mereka beli.
Jihyo berjalan cepat ke arah Jimin sembari membawa sebuah gaun tipe off shoulder yang sangat pas dipakai oleh remaja seusia Jimin.
"Coba ini. Gaun ini terlihat cocok di tubuhmu"
Jimin memandang rumit busana yang jihyo berikan kepadanya.
"Bibi"
"Wae?"
"Appa tidak akan suka aku memakai pakaian seperti ini"
Posisi Mina yang memang tak terlalu jauh dari keduanya. Jelas mendengar pembicaraan tersebut.
Heran, pria kolot mana yang tidak mengerti fashion. pikirnya.
"Benar juga, ayahmu kan norak"
Jimin meringis mendengarnya.
"Oh. Baiklah. Kita cari yang lebih tertutup"
Kali ini pilihan jatuh kepada sebuah gaun berwarna cream yang sedikit lebih sopan.
"Aku suka warna ini"
"Kalau begitu coba lah"suruh jihyo.
Jimin segera berlalu menuju kamar pas. Guna mencoba gaun yang ia pilih. Tak lama disusul oleh Mina, yang juga ingin melakukan hal yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something In The Rain (Jeongmi)
Fiksi PenggemarSetelah belasan tahun berlalu, jeongyeon dan Mina dipertemukan kembali dalam situasi berbeda namun dalam rasa yang masih sama.