Melangkah gontai melewati pintu jeruji yang memang sengaja dibuka oleh salah satu petugas disana. Jeongyeon menunduk dalam dengan tatapan yang sukar dijelaskan.
"Hyung"
Lajunya terhenti, memandang lurus seseorang yang kini tersenyum kearahnya.
Chou tzuyu
Berdiri gagah di hadapannya.
Sunggingan tipis pun menjadi balasan dari pria bermarga Yoo itu. Pandangan mereka saling terkunci. Meski bibir masih tetap mengatup.
Jeongyeon mengangguk kecil dalam keheningan.
*
*
Jeongyeon menatap hangat sosok yang duduk di depannya saat ini. Figur tampan yang seiring berjalannya waktu nampak terlihat makin dewasa dan berkharisma.
"Terima kasih sudah membantu mengeluarkan ku dari sana"ujar jeongyeon seraya menyisip secangkir cokelat hangat yang tersuguh di hadapannya.
Sebelumnya Momo sudah memberitahukan tentang hal ini pada jeongyeon. Jujur saja waktu itu pria tersebut merasa keberatan sebab ia tak mau merepotkan orang lain yang tidak ada sangkut pautnya pada masalah yang saat ini ia hadapi. Namun jeongyeon tak memiliki pilihan lain. Jika menolak sama saja ia memilih bertahan mendekam di penjara. Yang sialnya, itu merupakan opsi tergila.
"Kau tidak bersalah. Mereka sama sekali tak menemukan bukti yang akurat. Kau korban dari orang-orang serakah yang berusaha menjatuhkan mu"jawab tzuyu.
Jeongyeon terkekeh masam.
Bukan.
Bukan karena keserakahan yang membuat ia harus menghadapi kondisi pelik seperti ini, melainkan kesalahpahaman.
"Kau sudah berkeluarga, tzuyu-yah?"tanya jeongyeon.
Kali ini tzuyu yang sukses dibuat tertawa.
"Belum. Sejujurnya Ada seorang wanita yang aku sukai. Tapi sayang ia berkali-kali menolakku"sebut tzuyu, menatap lamat sepasang iris cokelat yang nampak sendu milik jeongyeon.
"Amat disayangkan"celetuk pria yang lebih dewasa.
Keduanya saling melepas tawa kecil.
"Kau sendiri, tidak berminat mencari pengganti Mina?"pertanyaan ini hanyalah sekedar basa-basi. Karena tanpa ditanya pun, pria bermarga Yoo itu pasti menolak melakukannya. Tzuyu hanya ingin memastikan. Jika benar jeongyeon masih mencintai Mina, Ia akan dengan senang hati menyerah untuk memiliki wanita itu, dan membiarkan kedua orang tersebut kembali bersama. Seperti yang ia ucapkan tempo hari.
"Tidak ada yang menarik"cicit jeongyeon.
Ya, tidak ada wanita yang menarik dimatanya selain Myoui Mina. Meski sudah belasan tahun berlalu, tapi rasa itu masih tetap sama dan awet. Jika pun pada akhirnya mereka tetap tak bisa bersama. Jeongyeon akan memilih melajang seumur hidup. Keberadaan Jimin, sudah lebih dari cukup.
Hati dapat mudah berubah, namun jeongyeon menyakinkan bila hatinya masih utuh untuk wanita itu.
"Benarkah? Aku rasa kau hanya belum bisa melupakannya"sahut tzuyu. Nada suaranya begitu tenang. Tak ada isyarat cemburu sedikit pun. Bagi tzuyu, jeongyeon adalah figur yang tepat buat Mina.
Jeongyeon tergelak masam. Kembali ia menyesap minuman miliknya.
"Nde, kau benar"
Tzuyu mengangguk paham.
"Mina sudah mengetahui jika putrinya masih hidup. Lantas apa yang akan kau lakukan padanya?"
Pria bermarga Yoo itu menghela nafas berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something In The Rain (Jeongmi)
FanfictionSetelah belasan tahun berlalu, jeongyeon dan Mina dipertemukan kembali dalam situasi berbeda namun dalam rasa yang masih sama.