Bagian 15

353 62 39
                                    

Jihyo menatap kosong layar monitor di depannya. Pikirannya melayang entah kemana. Sedari tadi yang ia lakukan hanya melamun dan diam, hingga membuat pekerjaan yang seharusnya ia selesaikan menumpuk begitu saja.

"Jihyo-yah"

Tap..

Merasa ada seseorang yang menepuk bahunya, ia segera mendongak demi memeriksa orang tersebut.

"Tuan Chou"

"Jangan melamun"tzuyu terkikik geli mengingat jihyo yang termenung dengan bola mata yang nyaris mencuat.

Keduanya saling membalas senyuman ramah.

"Dimana Mina?"tanya tzuyu seraya kepalanya celingukan mencari keberadaan Mina.

"Dia sedang diluar"

Tzuyu menyamankan bokongnya ke atas sofa yang tepat berada di depan meja kerja jihyo.

"Aku baru tahu jika kau sepupunya jeongyeon Hyung"

Sepasang alis jihyo bertautan. Memandang tanya ke arah lelaki jangkung di depannya.

"Aku teman lamanya"

Wanita bermarga park itu mengangguk paham.

Sejenak keheningan menyelimuti keduanya. Jihyo kembali bekerja sementara tzuyu terlihat bersantai di posisinya.

Jihyo dan tzuyu tak cukup dekat untuk bisa dikatakan teman. Mereka hanya sesekali bertemu. Itu pun ketika lelaki tersebut mengunjungi Mina.

"Bagaimana kabar gadis itu?"

Pertanyaan tzuyu memecah kediaman diantara keduanya.

"Siapa?"

"Maksudku putri jeongyeon Hyung"

"Jimin? Dia baik"

Tzuyu menatap Lamat wajah jihyo. Batinnya meragu dan hatinya bingung untuk mengakui sesuatu. Tapi sejak jihyo merupakan keluarga jeongyeon. Ia pikir wanita ini harus tahu apa yang Mina perbuat pada Jimin.

"Sejujurnya aku tidak mau mengatakan ini padamu. Tapi aku merasa bersalah karena kelihatannya kalian tidak tahu apa yang terjadi"

Kening jihyo kian mengernyit dalam.

"Kau membicarakan tentang apa?"

Tzuyu yang semula duduk menyandar kini mulai memperbaiki posisinya. Sorot mata serta mimik wajahnya terlihat begitu serius.

"Sebaiknya jauhkan Jimin dari Mina"

"Tunggu-tunggu. Aku benar-benar bingung apa yang sebenarnya kau maksud"

Ternyata dugaannya benar, wanita di depannya ini sama sekali tak tahu menahu tentang insiden Jimin dan Mina waktu itu.

"Aku harap hubunganmu dan Mina akan baik-baik saja"

Mengalirlah semua cerita dari awal terjadinya peristiwa itu di cafe hingga berakhir di areal pemakaman.

Jihyo yang mendengar semua cerita itu, bersusah payah menahan sesak di dadanya, hatinya meringis sekaligus marah dan kecewa terutama pada sikap Mina yang kali ini cukup keterlaluan. Ia juga tak habis pikir mengapa wanita yang biasanya lemah lembut itu bisa tega menganiaya seseorang.

Wanita park itu tersentak, mengingat akan pertanyaan Jimin semalam.

Seseorang yang membencinya.

Jihyo tertawa miris, pantas saja Jimin memaksa ia untuk membujuk ayahnya agar mereka bisa berpindah tempat tinggal. Ternyata alasannya Mina.

Jihyo kecewa, ia tak terima, karena Mina bukan hanya melukai fisik tapi mental anak itu.

Something In The Rain (Jeongmi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang