"Jeong "
Jeongyeon segera bangkit dari duduknya setelah mendengar seseorang memanggil namanya.
Senyumannya mengembang saat ia tahu, jihyo datang untuk membesuknya.
"Bagaimana keadaan Jimin, kau menjaganya dengan baik kan. Jangan biarkan dia memakan makanan pedas, perutnya bisa sakit, dan ju___"
"Jeong, dia baik-baik saja bersamaku"potong jihyo. Jihyo memandang pilu pria yang nampak kusut didepannya itu.
"Syukurlah"ungkap jeongyeon.
Semalaman ia terus memikirkan jimin. Khawatir jika sesuatu terjadi pada putrinya itu.
"Maaf, atas kejadian semalam"cicit jihyo, ia menyesal telah lalai menjaga amanat yang jeongyeon beri.
Jeongyeon menggeleng kecil.
"Tidak apa, aku tahu ini bukan kesalahanmu."
"Aku sudah menghubungi pengacaramu. Mereka pasti bisa membebaskan mu. Jadi bersabarlah"
Jeongyeon merasa bersyukur memiliki jihyo di dalam hidupnya. Figur yang banyak membantunya selama ini.
"Terima kasih jih"balas jeongyeon seraya menerima satu bingkisan makanan dari wanita itu.
*
*
*
Mina tersenyum tipis menatap pria tampan berlesung Pipit di depannya yang tengah datang berkunjung.
Sudah lama mereka tak bertemu, kurang lebih tepat setelah insiden waktu itu.
"Maaf mengacuhkanmu. Aku hanya masih kesal dengan caramu bersikap pada gadis itu"jelas tzuyu.
"Aku melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Gadis itu dan jeongyeon layak untuk menderita"ucapnya kesal, menekan kata menderita. Agar tzuyu paham. Apa yang ia perbuat pantas mereka dapatkan.
Tzuyu menarik kecil sudut bibirnya sembari menggeleng heran. Mina benar-benar di luar nalar.
"Kau berlebihan Mina"
Entah mengapa mendengar tzuyu kembali membahas kejadian dimana ia menganiaya Jimin membuat Mina mulai emosi.
"Sudahlah Tzu, jika kau mengajakku bertemu hanya untuk mengatakan hal yang tak penting seperti ini. Lebih baik kau pulang"hardik Mina.
Tzuyu menghela nafas berat.
"Tenang lah Mina. Aku kemari karena merindukanmu"
"Biarkan aku masuk"
Mina dan tzuyu tersentak saat ada suara keras menginterupsi keduanya.
Brakk..
Pintu ruang kerja Mina dibanting dengan begitu kuat, pelakunya adalah Momo.
Momo datang dengan wajah merah padam, menahan kemarahannya. Dadanya naik turun diiringi deru nafas tak beraturan.
"Mina"
Mina mengernyit, mendapati Momo yang terlihat begitu emosional.
"Momo unnie"
Momo berjalan cepat menghampiri sang adik, kemudian____
Plakkk..
Dengan kemarahan yang memuncak, wanita itu menampar keras sebelah pipi Mina.
Mina terdiam membeku, seumur hidup, Momo tak pernah menamparnya, bahkan jika ia membuat kesalahan besar sekalipun.
"Apa yang kau lakukan pada jeongyeon"bentak Momo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something In The Rain (Jeongmi)
FanfictionSetelah belasan tahun berlalu, jeongyeon dan Mina dipertemukan kembali dalam situasi berbeda namun dalam rasa yang masih sama.