06. ZERO

589 12 0
                                    

𝐓𝐘𝐏𝐎 𝐁𝐄𝐑𝐓𝐄𝐁𝐀𝐑𝐀𝐍 𝐃𝐈𝐌𝐀𝐍𝐀-𝐌𝐀𝐍𝐀!!
.
.
.
.
𝐇𝐀𝐏𝐏𝐘 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐈𝐍𝐆

Seminggu sudah kejadian itu zira masih juga belum memperlihatkan barang hidungnya di rumah, apartemen, bahkan sekolah.

Zora sudah kembali dua hari yang lalu itupun juga merasa ada yang tidak beres, pasalnya orang tua zira sudah kembali ke jakarta dan mereka bilang jika zira ingin berada di apartemen saja.

Bukan itu masalahnya, ketika mereka datang ke apartemen itu apartemennya tampak kosong dan juga ada beberapa orang yang mengatakan tidak pernah ada orang yang keluar dari apartemen tersebut.

Ditempat zero. Zero terlihat sangat kacau. Dia beberapa hari ini sering mencari informasi tentang zira tapi yang ia dapat hanya kata GAGAL, TIDAK TAU, GAK PERNAH KETEMU selalu saja kata itu yang ia dengar.

"Lo kenapa sih zer?" Tanya althan melihat sahabatnya yang sudah tidak sadar karna dia sudah menghabiskan tiga botol wine yang kasar alkoholnya lumayan tinggi

"Gue harus gimana al? Gue harus gimana biar dia muncul hah?" Ujar zero sedikit meninggikan suara

"Siapa" Ujar rendra menatap zero dengan dingin

Zero merasa ada yang menatapnya nyalang pun akhirnya membuka mata dan matanya tertuju pada rendra yang sepertinya tatapan itu tidak bersahabat dengan dirinya.

"Gue tau salah ren gue tau gue salah!! Tapi tolong buat dia muncul di hadapan gue hiks... Gue mau minta maaf" Ujar zero menatap mata rendra dengan air mata yang sudah meluncur tanpa diperintahkan

"Kesalahan apa yang udah lo buat?" Tanya rendra sekali lagi

"Gue jadi laki-laki brensek"

Plak.. Bugh..

Empat kata yang diucapkan zero berhasil membuat rendra mengangkat tangganya untuk memukul zero. Zero yang mendapat serangan dadakan hanya bisa diam tanpa rasa ingin melawan atau menghindar.

"Bangun lo" Kata rendra dengan dingin

"Pukul gue sepuasnya ren pukul!! Rasa sakit ditubuh gue gak sepadan rasa sakit yang dia terima!!" Ujar zero dengan lantang.

Tanpa disuruh dua kali rendra akhirnya memukuk bahkan menendang zero tanpa ampun. Zero yang mendapatkan itu semua hanya bisa menerima tanpa melawan.

"Ren udah stop!! Lo bisa buat zero mati" Teriak kenzo lalu menarik rendra agar berhenti memukuli zero yang sudah terkapar tak berdaya

"Urus temen bajingan lo itu" Ujar rendra dengan dingin

"Jangan lo temuin gue sebelum lo nemuin dia" Tambah rendra dengan menarik kerah baju zero. Setelah mengucapkan itu rendra langsung pergi meninggalkan apartemen zero tanpa ada yang menghalanginya.

"Duduk zer, luka lo perlu diobatin" Ujar kenzi saat sudah mengambil kotak p3k

"Kalian pulang aja" Usir zero yang sepertinya tidak mau di bantah oleh mereka dan mereka hanya bisa menurut

Saat ini keadaan apartemen sudah sepi tinggal ada pemiliknya yang masih saja diam tidak mengurusi luka yang ada di tubuhnya. Lama berdiam diri akhirnya zero tertidur di ruang tamu membiarkan darah yang ada di lukanya mengering dengan sendiri.

Pagi sudah menyambut kini zero sudah berada di sekolah dan hal itu membuat dia menjadi bahan omongan karna melihat banyaknya luka yang masih terlihat di wajah tampannya.

Sekarang ini bukan kelasnya yang menjadi tujuannya melainkan kelas zira yang berada tidak jauh dari ia berjalan saat ini. Saat sudah sampai di depan kelas, zero langsung saja menendang pintu tersebut tanpa memperdulikan pintu itu akan rusak atau tidak.

ZEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang