Part 14: Harapan

582 54 1
                                    

Ting!

Neve lihat lantai itu dari ujung sampai ujung lagi, dirinya telah sampai di tempat yang ditujukan Riko.

Dalam pesan, Riko akan menunggunya tepat didekat lift. Tapi ujung batang hidungnya pun tidak nampak oleh Neve.

"Hey!" Riko melambaikan tangannya, ia baru saja keluar dari ruangan.

"Sorry, ayo ikut gue" ucap Riko

Pemandangan pertama yang Neve lihat saat memasuki ruangan photo syuting ialah Vanya yang sepertinya tertidur.

Dengan posisi duduk dan kedua tangannya ia lipat untuk dijadikan bantal.

"Tuh anaknya" Riko berbisik, lalu tangannya menepuk punggung Neve

"Itu makanannya dimeja samping. Gue tinggal dulu ya? Mau ngopi, mata gue sepet nih mau nyetir lagi soalnya" Riko berbalik dan meninggalkan mereka

Disana bukan hanya mereka berdua, masih ada staff yang sedang membereskan tempat itu karena kegiatannya sudah selesai.

Neve menarik kursi, ia posisikan tepat disamping Vanya. Dirasa sudah pas duduknya, Neve mengarahkan pandangannya pada wajah Vanya yang menyamping.

Ia singkap rambut yang menghalangi wajah Vanya, tangannya terangkat untuk mengusap kepala adiknya.

Gerakan tangan Neve terhenti dikala dirinya melihat bibir Vanya yang kering, ia benar benar kelelahan.

"Hey~ bangun dulu"

Neve berhasil mengusik Vanya, ia bergumam "Hmm?"

"Belum makan ya?" ucap Neve pelan, ia juga lebih mendekatkan lagi kursinya kearah Vanya

"Hah?" Vanya menoleh cepat, matanya membelak. Ia menepuk kepalanya beberapa kali, apakah ia sedang bermimpi sekarang?

"Hey ngapain pukul pukul kepala?" ucap Neve, ia menahan tangan Vanya

Mata Vanya mengerjap, dirinya menarik kedua tangan yang semula bersentuhan dngan Neve "Oh? kirain aku lagi mimpi" ucap Vanya

"Hm? Engga bukan mimpi"

"Kok kakak bisa ada disini?" tanya Vanya, ia mengucek matanya agar membuatnya lebih sadar

"Dikasih tau Riko" jawab Neve

"Ohhh" ujar Vanya, dirinya merasa kecewa. Ia kira Neve yang mencarinya

Srekk!

"Nih makan dulu" Neve sodorkan kotak makanan yang sudah disiapkan Riko

Vanya menggeleng, ia malah membalikan badan menghadap kearah lain.

"Kenapa?" tanya Neve

"Ga nafsu" jawab Vanya singkat

Badan Vanya kembali turun meluruh di meja, ia memutuskan untuk kembali tidur, mengabaikan keberadaan Neve di sampingnya.

Neve menghembuskan nafas pelan, lalu berucap "Aku suapin ya?" tangannya juga menggapai kembali kotak makanan itu

Vanya masih membisu, ia masih kecewa dengan kakak nya itu. Perihal lalu ungkapan perasaannya yang tidak dibalas.

"Kamu belom makan dari kemarin, nanti kamu sakit" ucap pelan Neve

"..."

"Sedikit aja ya?"

"..."

"Atau kamu mau request makanan? Aku langsung beliin detik ini juga"

𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Money Slave (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang