Part 2: Pertemuan

786 67 2
                                    

Sesuai yang sudah direncanakan hari ini  Neve ditemani Tamara pergi mengunjungi rumah dimana Vanya dan ibunya tinggal. Setalah beberapa menit melewati perjalanan mereka sampai dan disambut Pak Agus yang sedang membersihan mobil di depan rumah.

“Eh non Neve, tumben kesini ada apa?” basa basi Pak Agus

“Bu Lia nya ada pak?” tanya Neve

“Ada non, anu- beliau kondisinya kurang baik, non Vanya juga begitu, non Neve pasti mau jenguk ya?” dicecar pertanyaan seperti itu, Neve hanya diam berjalan melewati mobil dan menuju ke pintu rumah

Tamara yang merasa tidak enak pun memberikan senyum pada Pak Agus, sembari berucap “Iya pak,  Neve dan saya mau jenguk, mari pak” jawab Tamara, ia tundukan sedikit badannya, lalu berjalan mengejar Neve

“Mari” Pak Agus menjawab seraya tersenyum

Ting! Ting!
Ceklek!

Sudah lumayan lama Neve tidak menginjakan kaki di rumah ini lagi, mungkin kurang lebih 8 bulan? Setelah ayahnya tertangkap.Saat pintu terbuka, bukan Bu Lia yang menyambut melainkan Bi Sri. Tau itu adalah Bi Sri,  Neve sedikit menyunggigkan senyum.

“Saya Neve, bisa bertemu dengan BuLia?”Wanita yang sudah bekerja semenjak Neve kecil, ia mengerjapkan matanya beberapa kali, masih belum percaya bahwa didepannya ini Neve , anak kecil imut yang paling ia sayangi dulu sudah sebesar ini

“Non Ne- Neve ?” matanya melihat  Neve dari atas sampai bawah memastikan lagi itu bukan mimpi, Tamara yang dibelakang  Neve pun ikut heran

“Iya bi, saya Neve . Apa Bu Lia ada?” jelas  Neve sekali lagi

“Ah iya ada non, mari bibi antar” Bi Sri pun mempersilahkan mereka berdua masuk, selama perjalanan Bi Sri juga masih tetap memandangi Neve layaknya hantu, tapi senyuman lebar terbit dibibirnya.

“Selamat pagi Bu, saya Neve. Boleh berbincang sebentar?” selepas dilihatnya wanita yang sedang membereskan apron didapur,  Neve langsung kearah inti

Yang dipanggil mengarahkan atensinya kepada Neve, ia sedikit terkejut. Ada hal apa sampai sampai Neve datang mengunjunginya.

“Neve ya? Mmm sebentar ya ini ibu lagi nyiapin makanan buat Vanya, sebentar lagi selesai kok” ucap Bu Lia dengan senyum hangat seperti biasanya

Neve lirik apa yang sedang dikerjakan Bu Lia, ia mengangguk dan mendekat. Disana sudah tinggal mereka berdua, Tamara berinisiaif untuk pergi mengajak Bu Sri. Tamara tau yang akan dibahas Neve adalah masalah keluarga. Ia berencana mengobrol dengan Bu Sri yang sepertinya tau banyak tentang Neve, rekan kerja Neve yang satu ini ingin lebih mengenal seorang Neve.

Beberapa menit berlalu, Neve masih belum membicarakan apa maksud dan tujuan dirinya datang, Bu Lia pun masih terlihat membersihkan meja dapur, dirasa sudah tepat waktu nya Neve berkata “Maaf datang tiba tiba, saya mendengar kabar yang tidak mengenakan tentang Vanya”  Neve mulai pembicaraan nya, tanganya ia arahkan untuk ikut membantu membersihkan

Senyum yang terpatri dibibir Bu Lia perlahan memudar, sorot matanya ia arahkan kebawah, mulai ada air yang menggenang dipelupuk matanya. Neve menyadari perubahan itu.

“Langsung ke intinya, maaf jika terkesan buru buru”  Neve beranjak dari duduknya, ia posisikan dirinya bersimpuh persis sejajar dengan kaki BuLia. Yang lebih tua terkejut, ia ikut terduduk memegangi kedua sisi bahu yang lebih muda.

“Saya ingin menyampaikan permohonan maaf sebesar besarnya atas nama ayah saya, Vanya jadi seperti ini- saya benar benar minta maaf. Saya tidak bisa menangis, tapi saya dapat merasakan bagaimana sakitnya”  Neve mulai mendengar tangisan, semakin lama semakin membesar. Bu Lia menangis.

𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Money Slave (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang