Part 8 : One Day With U

668 60 2
                                    


"Loh? Kalian"

"Eh- Neve. Apa kabar bro" Riko yang pertama kali menyapa Neve, ia berdiri dari duduknya dan memeluk Neve

Sreettt!

Vanya menarik paksa memutar tubuh Neve agar menghadap dirinya, lalu Vanya tangkup wajah Neve dengan hati hati dan meraba pelan bagian yang lebam.

"Ini kenapa? Lo jatoh kak?" wajah mereka sangat dekat, Riko pun ikut kaget dengan keadaan wajah Neve

"Eh- iya, muka lo kenapa? Ditonjok sama siapa lo?" perhatian Vanya teralihkan. Ditonjok?

"Engga kenapa kenapa" Neve singkirkan tangan Vanya dari wajahnya lalu sedikit memundurkan diri memberi jarak

"Jangan boong, gue laki laki jadi tau lo abis berantem" Riko menarik kursi meja sebelah agar Neve bisa ikut duduk dengan mereka

"Cuma berantem biasa" ketika Neve hendak duduk, kursi ditarik olehVanya

"Duduknya deketan sini" ujar Vanya, daripada berdebat Neve ingin segera duduk dan memesan kopi, matanya sudah sangat sangat mengantuk. Ingat? Semalam ia tak bisa tidur

"Udah diobatin belum kak?" tangan Vanya kembali meraba luka lebam itu

"Udah, gue pinjem buku menunya sebentar" Riko ikut duduk dan memberikan buku menu kepada Neve

"Mba! Expresso no sugar 4 shoot ya" Vanya dan Riko membelak, membayangkan se-pait apa nanti kopinya

"Gila lo? 4 shoot?" Riko mengulang kata kata Neve, Neve hanya mengangguk

"Gue masih ada kerjaan, tapi gue ngantuk" Vanya kembali fokuskan dirinya lagi menatap wajah Neve. Ada lingkaran hitam diwajahnya, itu membuat Vanya tambah khawatir

"Lo istirahat aja ya ka?"

"Ga bisa, kasus lo makin rumit" Neve menyingkirkan tangan Vanya lagi, lalu ia menatap kearah Riko

"Kebetulan banget gue ketemu lo, ada yang mau gue omongin"

"Berdua aja?" Riko bertanya

"Ga papa Vanya disini. Gue langsung to the point. Dengerin baik baik" Neve hembuskan nafasnya, ia sedikit ragu, pasalnya ia akan menceritakan kebenaran tentang Pak Tirta dan ayahnya. Neve takut mereka akan jadi benci terhadapnya

"Maaf sebelumnya, ..."

Semua yang Neve ketahui, ia ceritakan semuanya kepada mereka. Vanya awalnya kaget, tak menyangka ayah tirinya berbuat jahat sampai seperti itu, ia bahkan menangis karena mengingat kembali Pak Tirta, ayah kandungnya.

"Gue percaya sama lo, apapun yang lo omongin gue tetep dipihak lo. Kalo lo butuh bantuan lo bilang sama gue" sedari tadi Riko menahan nafasnya, menahan agar amarahnya tidak meledak

"Gue emang dari awal udah ga suka sama Pak bani. Eh- ternyata firasat gue bener lagi" Neve ambil gelas didepannya dan meminumnya

"Gue mau minta tolong sama lo buat jagain keluarga Vanya, dan semua yang ada dirumah Bu Lia" jawaban Neve membuat Vanya yang sedari tadi hanya mengaduk acak kopinya beralih menatap Neve

"Kalian ga tau seberapa bahayanya ayah, gue harap kalian bisa kerja sama" Riko mengangguk mantap, lalu ia tersenyum pada Neve

"Pasti tanpa lo suruh gue bakal jagain mereka" ujar Riko, Neve pun mengangguk lalu ia berdiri hendak melangkah pergi

"Tunggu, lo mau kemana?" itu Vanya

"Ada kerjaan lain"

"Gue ikut" ucap Vanya cepat, Neve mengerutkan keningnya

𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Money Slave (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang