Klining!
Paginya, buru buru Neve pergi menuju toko bunga ibunya, pot warna orange yang ada di atas rak kiri. Itulah yang ada dipikirannya. Jika ia sedang membantu ibunya membereskan toko atau sekedar mampir kesana, ia pasti akan melihat pot itu. Pot yang tidak ditumbuhi tanaman apapun. Neve pikir, pot itu hanya untuk sebagai pajangan saja.
Srakk srakk!
Setelah sampai, dirinya langsung menggapai pot itu, menggali tanahnya dengan hanya menggunakan tangan, dan tanpa diragukan lagi flashdisk yang dimaksud Pak Rendi segera ia temukan.
Kakinya menuju kebelakang, ingin bermaksud membersihan flashdisk dengan kain lap basah, dan membasuh tangannya juga.
“Loh? Kok kamu kesini ga bilang ibu sayang?” Bu Sarah yang sedang memasak di belakang terkaget mendapati anaknya yang sudah berada di tokonya
Neve tersenyum menoleh kearah ibunya, lalu berbicara “Ada yang kelupaan bu, jadi sebelum ke kantor, Neve kesini dulu” Neve mengulangi lagi mengelap flashdisk, dirasa sudah bersih ia lalu berpamitan pada ibunya
___________________________________________
Klik!
Saat memasuki ruang kerjanya, Neve langsung datang menghampiri Tamara, ia memberikan flashdisk itu lalu menyuruh Tamara untuk menghubungi Tian.
Dengan raut wajah yang masih bingung, Tamara menuruti perkataan Neve. Sedangkan Neve mengarah ke sebrang, merapihkan barang bawaannya di meja kerja lalu menyalakan komputer.
“Halo?” ucap Tian
“Yan, ini gue disuruh telpon lo sama Neve...”ucapan Tamara terjeda, ia melirik Neve meminta kata apa yang selanjutnya harus ia katakan pada Tian
“Spiker aja” ucap Neve, dirinya ikut mendekat ke arah Tamara
“Yan, coba lo hack komputer Tamara ya... ini flashdisk yang dimaksud Pak Rendi udah gue ambil. Nanti flashdisk ini gue colokin di komputernya Tamara aja” jelas Neve melanjutkan bicaranya
Mata Tamara membulat kaget. Tangannya menunjuk flashdisk itu dan mengatakan “Ini flasfhdisk nya?” yang ditanggapi anggukan oleh Neve
Kemudian Tamara beralih pada CPU, menyolokan flashdisk itu disana. Dan tanpa mereka pegang alat apapun, layar monitor pada komputer Tamara menyala dengan sendirinya.
“Oke, gue buka isi nya ya?” komputer itu sudah sepenuhnya dikendalikan oleh Tian, kursor sudah tepat berada pada username flashdisk, tinggal Tian tekan klik, maka mereka dapat mengetahui isinya
“Hm” ucap Neve memberikan persejutuan
Rekaman suara dimulai.
“Sudah, kamu ikuti saja apa yang saya katakan tadi, dengan begitu jabatan kamu akan naik dengan sangat cepat. Tidak usah ragu, semua orang di pemerintah memang harus begini jika ingin sukses” Pak Bani yang sedang meyakinkan orang di depanya, yakni Pak Wily
Tidak ada tanggapan dari Pak Wily untuk beberapa saat, sampai Pak Bani berbicara lagi.
“Semuanya sudah saya atur, kamu hanya menjalankannya saja. Apa susahnya!”
“Baik Pak, serahkan semuanya pada saya” ucap Pak Wily
Bliiztt!
“Kenapa bisa gagal! Saya sudah bilang jangan sampai orang lain tau termasuk Tirta itu sendiri! Dasar bodoh!” Pak Bani
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Money Slave (Season 1)
FanfictionNeve, seorang jaksa terkemuka yang harus menangani kasus adik tirinya, dimana ia adalah seorang model terkenal yang sudah dilecehkan. Vanya ternyata terlalu membenci kakak tirinya, sehingga perasaannya kian berubah menjadi cinta. Vanya mau tak mau h...