Rumah besar yang biasanya tenang, kini terlihat sibuk. Hari ini adalah hari persidangan dimana menentukan hukuman apa yang akan diberikan untuk Pak Wily.
Pak Agus dan Bi Srti tetap dirumah, sedangkan Vanya, Bu Lia dan Riko akan datang ke persidangan,
Persidangan dimulai pukul 14.00, mereka masih punya waktu satu jam untuk bersiap.
Selama dimobil, Vanya terlihat gugup. Ia takut salah menjawab pertanyaan yang akan diberikan kepadanya nanti.
Neve, Tamara dan Tian. Mereka tentu sudah siap. Sebelum yang lainnya tiba didalam ruang sidang, seperti biasanya Neve selalu menyempatkan diri untuk datang lebih awal. Mencicipi ruang sidang, melihatnya barangkali ada tindakan kecurangan yang akan lawan bawa nanti.
Setelah dirasa ruang sidang sudah clear, Neve duduk di kursi yang biasanya diduduki oleh jaksa. Ia membaca lagi materinya, berjaga jaga akan lupa nantinya.
___________________________________________
Sebenarnya mekanismenya simple, ketika sidang dimulai, cukup Neve keluarkan semua buktinya tanpa harus menambahkan fakta yang lain pun sudah bisa membuat Pak Wily langsung dijebloskan ke penjara.
Tapi disini Pak Wily membawa pengacara untuk meringankan hukuman, sudah beda lagi ceritanya.
Selama sidang berjalan, Neve sama sekali tidak mengelak sanggahan yang diberikan oleh lawan. Pintarnya, pengacara Wily membawa asas kemanusiaan, toleransi, dan rasa saling membantu sesama.
Hal itu membuat Neve muak, hakim juga menyuruhnya untuk mendengarkan dulu penjelasan dari lawan, jadi ya apa boleh buat.
“Baik, semua bukti yang diserahkan oleh saudari Neve, dinyatakan valid. Saya terima” ucap sang hakim menjawab
“Izin berbicara” dari arah kiri sang hakim, pengacara laki laki selaku pihak yang membela Pak Wily, mengangkat tangan meminta izin kepada sang hakim
Hakim mengangguk memperbolehkan, “Saya merasa keberatan, mengapa anda... begitu sangat memojokan klien saya?” pengacara laki laki menatap Neve tajam, dirinya lalu berdiri
“Saya tidak menyangkal semua buktinya, tapi bukannya anda juga tau bahwa klien saya adalah pihak kedua?” sang laki laki itu berujar, ia menyadari salah satu bukti menunjukan bahwa klien nya, Pak Wily—yang sibuk mencari tali saat kejadian. Yang berarti kilennya itu disuruh oleh pihak pertama
“Izin berbicara” sekarang Neve yang mengangkat tangannya pada hakim
“Ya benar, klien anda adalah pihak kedua. Tapi salah klien anda adalah mengapa ia mau melakukannya? Mengapa ia tidak menolak?” bela Neve
“Udah sih, tinggal terima aja apa susahnya. Daritadi ngelak mulu” Tian berteriak di inear yang digunakan oleh Tamara
Tamara berdecak kesal, ia menutup kupingnya karena suara Tian mengganggu konsentrasinya.
“Lo bisa diem ga, lo dari tadi juga komentar mulu” bisik Tamara
“Klien saya diancam”
“Mana buktinya?” ucap Neve langsung memotong
Hening, 1-0
“Saudara Wily mengaku kepada saya, dia dipaksa” tetap tidak mau mengaku, pengacara itu menyangkal lagi dengan alasan lain
“Yeuh si goblog, bajingan Wiliy dipercaya” Tian kembali jengkel
“Lo yang nonton dari rumah aja kesel, apalagi gue yang langsung. Pengen gue remes mukanya” desis Tamara
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Money Slave (Season 1)
FanficNeve, seorang jaksa terkemuka yang harus menangani kasus adik tirinya, dimana ia adalah seorang model terkenal yang sudah dilecehkan. Vanya ternyata terlalu membenci kakak tirinya, sehingga perasaannya kian berubah menjadi cinta. Vanya mau tak mau h...