Part 13: Perasaan

624 59 1
                                    

Esoknya, Neve melanjutkan rutinitasnya berangkat ke kantor. Disana sudah ada Tamara dengan setumpuk kertas sedang membuat laporan.

Neve menarik kursi kerjanya, ia juga meletakan tas dan jas ditempat biasanya.

“Selesai buat laporan kasus selesai, gue langsung ngurus kasus Pak Wily kan?” ucap Tamara, pandangannya tetap lurus menatap layar komputer di depannya

Neve menoleh, “Hm, kalo bisa lo yang dateng ke kantor pusat, jangan lewat Pak Artur”

“Loh kok?” Tamara mengerut heran

“Gue mau langsung nyelidikin kasus misteri itu, di kantor pusat pastinya data lebih lengkap” ujar Neve

“Maksud lo? Gue disuruh cari data datanya nanti? Makanya gue yang dateng ke sana?”

“Yup, kaya biasa aja nanti dibantu Tian” ucap Neve

Tamara menghela nafasnya, “Kok ga ada abisnya sih, cape gue kasus mulu”

“Jangan jadi jaksa kalo kaya gitu” sungut Neve

Tamara memutar bola matanya malas, ia menyenderkan badannya ke kursi belakang lalu memutarnya menjadikannya komedi kursi putar.

“Lo hari ini bakal sibuk ngga?” tanya Tamara

“Kayaknya sih gitu”

“Ga istirahat dulu aja Neve? Kita lanjutin kasusnya nanti” lirih Tamara

“Ga bisa gitu, diluar orang nunggu keadilan. Disini lo nyantai nyantai” sinis Neve

“Hhhh, ya udah nanti temenin gue ke rooftop. Ga boleh nolak!” tatap tajam Tamara

“Hm” balas Neve

















___________________________________________



















“Ini bos, bisa dibaca terlebih dahulu” ucap seorang laki laki yang sedang berada di ruang kunjung tahanan

Yang dipanggil bos itu mengambil surat yang ditujukan untuknya. Pak Wily lalu membuka itu dan membacanya seksama, semakin turun kalimat berubah menjadi kalimat ancaman. Ada seseorang yang sedang mengancam dirinya.

“Bilang padanya, saya akan tutup mulut asalkan dia bisa bantu saya keluar dari sini” ucap Pak Wily

“Baik bos, apa ada lagi?” seorang laki laki yang diyakini sebagai penyampai pesan itu bertanya

Pak Wily terdiam, ia lalu tersenyum simpul, “Bilang juga, bahwa saya sudah tau siapa anaknya. Jadi jangan macam macam dengan saya”

Laki laki itu mengangguk, lalu dia membungkuk memberi salam.

“Tunggu, sekalian juga kamu buat Neve itu celaka. Saya tidak mau tau bagaimana caranya, bawa dia kehadapan saya dalam keadaan hidup hidup” geram Pak Wily, ia menatap laki laki itu seperti ingin segera membunuhnya

“Kalau kamu dan anggotamu gagal, nyawa kalian yang akan jadi penggantinya”


















___________________________________________






















“Neve” sahut Tamara, saat ini mereka sedang berada di rooftop, sesuai keinginan Tamara

“Hm” dengan mata terpejam Neve membalas sahutan itu

“Lo pernah ngerasa bosen ga ngejalanin hidup? Atau ngerasa bahwa lo jadi orang yang ga berguna?” ucap Tamara

𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Money Slave (Season 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang