Setelah menunggu sampai pagi, operasi yang dijalani Pak Bagas akhirnya selesai. Dokter dan orang orang lainnya yang berperan dalam operasi pun sudah keluar dari ruangan.
Sesuai dugaan Neve, ia akan dipanggil lagi untuk berbicara dengan dokter. Tak lama setelah operasi itu selesai, Neve dipanggil untuk memasuki ruangan kerja sang dokter.
Selang menunggu beberapa saat, Tian kembali berhadapan dengan wajah lelah Neve. semalaman mereka tidak pulang, menunggu di rumah sakit untuk berjaga jaga agar Pak Rendi tidak melarikan diri.
"Gimana kata dokter?" tanya Tian pelan, ia sudah sangat mengantuk
"Pemulihan dulu selama 1 minggu paska operasi" jawab Neve seadanya, dirinya juga tak kalah mengantuknya
Apalagi beberapa tonjokan bekas perkelahiannya dengan Pak Rendi kemarin, membuat dirinya lebih lelah.
"Heh! Mau kemana?" Tian memanggil sahabatnya itu dikala Neve melangkahkan kakinya menuju pintu utama rumah sakit
"Ayo ke toko bunga" gumam Neve yang menahan kantuknya
"Terus Pak Bagas gimana?" tanya Tian
"Gampang lah itumah, sekarang ketemu Tamara dulu" jawab Neve tanpa menoleh kearah Tian, ia tetap berjalan menjauhi sahabatnya itu
"Oke oke" Tian hanya mengikuti keinginan Neve, sudah lelah untuk beragumen
___________________________________________
Klining!
Pertama yang memasuki toko bunga milik Bu Sarah adalah Neve, lalu disusul oleh Tian yang mengekor dibelakang.
Pemandangan yang menyapa mata Neve begitu damai. Cukup untuk membuat garis lengkungan kecil pada bibirnya. Toko bunga itu sedang dibersihkan oleh 3 orang.
Riko yang sedang mengangkat pot, diatur oleh Vanya yang tidak jauh dari laki laki itu. Lalu di sisi lainnya ada Tamara yang sedang mengelap beberapa barang yang kotor.
"Waduh lagi bersih bersih nih. Gue bisa bantu apa?" dari arah belakang langsung saja Tian kembali bersemangat, menyapa 3 orang yang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing masing
Mereka ber-3 kompak menoleh kearah Neve dan tentu kearah Tian. Lalu mereka tersenyum dan menyapa 2 orang yang baru saja datang.
Senyuman kecil pada bibir Neve kembali menghilang. Raut wajahnya juga kembali serius, ia menatap mata Tamara, lalu mulutnya berujar "Tam, temenin gue ngopi sebentar"
___________________________________________
Disinilah mereka, cafe di depan toko bunga Bu Sarah tujuan nya. Tamara awalnya bingung, tapi nampaknya berubah biasa saja berkat Tian menimpali dirinya untuk segera menyusul Neve yang langsung pergi setelah berbicara dengannya tadi.
"Ekhem, serius banget muka lo" ujar Tamara, mengawali pembicaraan di suasana yang awkard
Tanpa basa basi, Neve merogoh saku dalam jas nya. Mengeluarkan kertas yang sudah dilipat beberapa tekuk agar muat masuk ke dalam kantong jas nya.
"Ini" tangan Neve menggeser kertas itu, terlebih dahulu dirinya membuka lipatannya lalu mengarahkannya pada Tamara
Kening Tamara berkerut, perasaan tidak enak yang sedari tadi muncul ketika Neve tiba tiba memanggilnya, kini muncul kembali dan semakin besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗗𝗼𝗻'𝘁 𝗯𝗲 𝗘𝘅𝗽𝗲𝗰𝘁𝗲𝗱: Money Slave (Season 1)
FanfictionNeve, seorang jaksa terkemuka yang harus menangani kasus adik tirinya, dimana ia adalah seorang model terkenal yang sudah dilecehkan. Vanya ternyata terlalu membenci kakak tirinya, sehingga perasaannya kian berubah menjadi cinta. Vanya mau tak mau h...